Penghafal Alquran Penerima Bantuan Asal Sidoarjo Diseleksi

Penghafal Alquran di Kab Sidoarjo diseleksi untuk dapat bantuan insentif dari Gubernur Jatim. [alikus/bhirawa]

Penghafal Alquran di Kab Sidoarjo diseleksi untuk dapat bantuan insentif dari Gubernur Jatim. [alikus/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Para penghafal Alquran di Kab Sidoarjo, sebanyak 302 orang selama dua hari diseleksi oleh panitia untuk mendapatkan bantuan insentip secara ekonomi dari Gubernur Jatim.
Disampaikan Nadifah, salah satu pendamping seleksi pemberdayaan penghafal Alquran, progam ini merupakan kepedulian dan empati dari Gubernur Jatim, Soekarwo, terhadap nasib penghafal Alquran di Provinsi Jatim.
”Sebab Gubernur pernah trenyuh hatinya, ada seorang penghafal Alquran yang berprofesi sebagai tukang becak,” terang Nadifah, yang ditemui disela-sela seleksi pendamping Alquran, di Ruang Delta Graha, Selasa (20/12) kemarin.
Nadifah juga menjelaskan, program dari Pemprov Jatim sejak tahun 2015 itu untuk pemberdayaan penghafal Alquran di Jatim. Yang diseleksi, selain para penghafal Alquran, juga mereka yang selama ini terlibat dalam pengabdian sosial kemasyarakatan di dunia Islamiah seperti mengajar di pondok pesantren dan sejenisnya.
”Bila 302 peserta itu lolos seleksi, mereka semua berhak untuk mendapatkan insentif secara ekonomi dari Gubernur Jatim. Jenis seleksi yang dilakukan panitia adalah ada yang minta kepada peserta untuk menghafal Alquran ada yang jus 1 sampai Jus 10, ada yang minta  menghafal jus 11 sampai jus 20, dan jus 21 sampai jus 30.
”Mereka dites seberapa hafal mereka terhadap Alquran,” kata Nadifah.
Empati dari Gubernur Jatim untuk membantu  kesejahteraan mereka itu, kata Nadifah, dilakukan disemua 38 Kab/kota di Jatim. Yang ia tahu sudah dilakukan di Kab/kota Mojokerto, Kab Gresik, Kab Madiun, Kab Blitar, Kab Probolinggo dan Kab Banyuwangi.
Sejumlah peserta mengatakan ada yang mengaku selama ini sebagai penjahit dan petani. Azizah, dari Desa Bohar, Kec Taman, selama ini mengajar di pondok pesantren. Profesi penjahit ia lakukan bila ada orderan saja. Profesi itu ia jadikan sampingan.
Sementara Muhaimin, dari Kec Tulangan, selain ngajar di TPQ, ia juga mengaku punya sampingan sebagai petani dan memelihara ternak kambing. ”Ada perhatian dari Pemprov Jatim ini saya sangat bersyukur dan menjadi semangat,” katanya. [kus]

Tags: