Pengusaha Ikan Pindang Situbondo Eksis Produksi Jika Ikan Melimpah

Para pekerja pengepakan ikan pindang di Desa Landangan Kecamatan Kapongan Situbondo sedang mengemasi bahan baku Jumat (20/8). [sawawi/bhirawa]

Situbondo, Bhirawa
Meski dua tahun berjalan ini dilanda pandemi Covid-19 dan PPKM, sejumlah pengusaha ikan pindang di Kabupaten Situbondo masih tampak eksis produksi. Mereka rata rata masih bisa bernafas lega karena usaha ikan pindang yang di geluti masih rutin mengirim ke luar daerah Situbondo. Bahkan belakangan ini permintaan konsumen dan pelanggan tetap semakin meningkat.

Salah satu pemilik usaha ikan pindang di Situbondo, Sutoyo, saat ini justeru mengeluh adanya keterbatasan bahan baku ikan basah dari para nelayan. Ditambah lagi, aku Sutoyo, saat ini berhadapan dengan cuaca ekstrim membuat banyak nelayan tidak melaut mencari ikan. “Dampaknya suplai ikan basah yang biasanya normal kini mulai berkurang. Kami berharap kondisi para nelayan saat mencari ikan cepat pulih seperti biasanya,” tutur Sutoyo.

Pengusaha berusia 50 tahun yang kini memiliki usaha ikan pindang di Desa Landangan, Kecamatan Kapongan Situbondo mengatakan, usaha yang di geluti sudah cukup lama dijalani. Meski diterpa pandemi Covid-19, Sutoyo bersama koleganya tetap optimis usaha yang ia rintis tidak terganggu oleh pandemi Covid yang mematikan tersebut. “Kami terus melakukan terobosan agar usaha ini terus eksis,” papar Sutoyo.

Agar usaha yang digeluti Sutoyo semakin maju, ia berharap pasokan ikan basah dari nelayan semakin bertambah. Meski saat ini diterpa cuaca ekstrim sertai ombak tinggi, Sutoyo ingin para nelayan tidak menurunkan jumlah pasokan ikan yang di dapat.

“Pernah suatu saat saya mendapatkan pasokan ikan basah dengan jumlah sedikit. Bahkan tidak ada pasokan ikan sama sekali. Sebaliknya jika cuaca bagus bisa mendapatkan pasokan ikan kurang lebih 4-5 ton perhari yang di suplai para nelayan dan pemilik kapal,” terang Sutoyo.

Menurut Sutoyo, jika kondisi cuaca membaik dan banyak nelayan melaut, bahan baku ikan basah bisa melimpah. Sehingga produksi ikan pindang yang ia jalani belasan tahun tersebut bisa menghasilkan untung yang maksimal.

Yang membanggakan lagi, beber Sutoyo, kini pihaknya bisa mempekerjakan banyak orang sampai 20 orang. Sebaliknya jika pasokan ikan edikit, jumlah pekerja juga ikut berkurang, “Jadi tergantung kepada jumlah pasokan bahan baku,” urai Sutoyo.

Kata Sutoyo, saat ini harga bahan baku ikan basah yang di beli dari nelayan maupun pemilik kapal, tergantung jenis ikan dan hasil tangkapan. Jika tangkapan ikan sedikit, harganya agak mahal, tetapi jika hasil tangkapan ikan banyak atau melimpah harga ikan bisa lebih murah.

“Pembuatan ikan pindang ini cukup menjanjikan di pasaran karena prospek ikan pindang itu memiliki pangsa pasar yang baik sejak puluhan tahun silam. Selain itu ikan pindang dikenal sebagai makanan yang banyak diminati masyarakat dan tidak mudah basi,” pungkas Sutoyo.[awi]

Tags: