Penyelamat dan Pembina Lingkungan Asal Jatim Terima Penghargaan Kalpataru

Penerima penghargaan Kalpataru 2018 saat berfoto bersama dengan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya di puncak Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN).

Kota Bitung, Bhirawa
Bertepatan dengan puncak Peringatan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN) yang diselenggarakan di Taman Wisata Alam (TWA) Batu Putih, Kota Bitung, Sulawesi Utara, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya menyerahkan penghargaan Kalpataru kepada 10 penerima.
Dalam penghargaan Kalpataru tahun ini, Jawa Timur berhasil mendapatkan dua penghargaan untuk kategori Penyelamat Lingkungan atas nama Habitat Masyarakat Peduli Alam Raya (HAMPAR) dan Pembina Lingkungan atas nama Ir Bambang Irianto.
Dikonfirmasi terkait penghargaan tersebut, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi jatim Diah Susilowati menjelaskan pihaknya memang mengajukan tokoh yang benar-benar layak untuk mendapatkan penghargaan tersebut.
“Kami melakukan seleksi yang ketat dengan mendengar dari berbagai pihak atas track record tokoh yang akan kami ajukan,” kata Diah Susilowati.
Sebagai ilustrasi jelas Diah, Habitat Masyarakat Peduli Alam Raya (HAMPAR) yang tahun ini mendapat penghargaan sebagai Penyelamat Lingkungan memang sejak awal telah aktif melakukan penyelamatan lingkungan. Dimulai dengan penyelamatan Telaga Buret, sumber air di Kecamatan Campurdarat Kabupaten Tulungagung, melalui reboisasi kawasan hutan negara yang rusak seluas 22,8 ha dan pengembangan ekowisata. HAMPAR juga berhasil memanfaatkan limbah penggergajian batu marmer yang diolah menjadi mozaik dan dolosit untuk bahan campuran semen sehingga mengurangi kegiatan pembakaran batu gamping.
Sementara untuk Pembina Lingkungan jelas Diah, sosok Bambang Irianto yang Ketua RW 23 Kelurahan Purwantoro, Kota Malang, bersama masyarakat di pemukiman padat berhasil mengatasi kesulitan air bersih, banjir dan sampah melalui Gerakan Menabung Air, Urban Farming, Pembangkit Tenaga Listrik Air, dan Bank Sampah.
“Upaya yang dikelola secara mandiri tersebut telah menjadi contoh dan area wisata edukasi bagi masyarakat luas,” jelas Diah. Lebih lanjut menurut Diah, sebagai Ketua RW, Bambang Irianto terpanggil untuk mengatasi persoalan lingkungan banjir, kumuh dan becek yang membelenggu wilayahnya. Bambang Irianto memulai upayanya dengan program GEMAR (Gerakan Menabung Air), yaitu memasukkan limpahan air hujan sebanyak-banyaknya ke dalam tanah melalui pembuatan sumur injeksi, lubang resapan biopori, perbaikan parit, dan pemanfaatan air berlebihan, yang dikombinasikan dengan pertanian perkotaan untuk menghijaukan dan membuat nyaman lingkungan.
Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (PSKL) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Dr. Bambang Supriyanto menjelaskan pemberian Penghargaan Kalpataru bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, membuka peluang bagi berkembangnya inovasi dan kreativitas, serta mendorong prakarsa masyarakat, sebagai bentuk apresiasi dan motivasi kepada individu maupun kelompok yang telah berpartisipasi aktif dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan;
Kalpataru merupakan penghargaan tertinggi bidang lingkungan hidup di Indonesia.
Penghargaan Kalpataru jelas Bambang, diberikan sejak tahun 1981 yang disampaikan pemerintah kepada individu (perseorangan) ataupun kelompok yang dinilai berjasa dalam melestarikan lingkungan hidup baik dalam merintis, mengabdi, menyelamatkan dan membina dalam rangka pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan. [why]

Tags: