Peresmian PSBI Kampung Organik Brenjonk

Wabup Pungkasiadi bersama Deputi Gubernur BI bertukar cinderamata.

(Mengusung Konsep Eco Edukasi Plus) 

Kab Mojokerto, Bhirawa
Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) Kampung Organik Brenjonk bekerjasama antara Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Pemkab Mojokerto bersama Bank Indonesia, diresmikan Wakil Bupati Mojokerto, Pungkasiadi, Kamis (13/12) kemarin. PSBI merupakan bentuk kepedulian atau empati sosial Bank Indonesia untuk berkontribusi, dalam membantu memecahkan masalah sosial ekonomi yang dihadapi masyarakat.
Berkonsep eco edukasi plus, Kampung Organik Brenjonk berdiri dengan tujuan mendidik masyarakat umum, fokus membangun kesadaran akan pentingnya kemandirian pangan, aman dan sehat untuk keluarga. Disamping itu Kampung Organik Brenjonk berkomitmen untuk terus peduli terhadap pelestarian alam dan ekonomi kreatif.
Wakil Bupati Pungkasiadi dalam sambutannya mengatakan, Pemkab Mojokerto memiliki program prioritas pembangunan dimana salah satunya ada pada sektor wisata. Sebab pariwisata kini menjelma sebagai sebuah kebutuhan di masyarakat.
”Pariwisata termasuk salah satu program prioritas Pemkab Mojokerto. Sebab pariwisata saat ini merupakan kebutuhan masyarakat. Pengembangan Kampung Organik Brenjonk juga telah ditetapkan dalam Keputusan Bupati Mojokerto Nomor 188.45/332/HK/416-012/2018. Kami juga sedang menyusun masterplan pengembangan kawasan ini, sebagai dasar perencanaan pembangunan tahun-tahun mendatang,” terang wabup.
Di Desa Brenjonh, tak satu pun pekarangan rumah warga yang dibiarkan kosong. Selain ditanami pohon durian dan rambutan, Rumah Sayur Organik (RSO) berdiri di sela-sela rumah penduduk.

Wabup Pungkasiadi bersama istri serta rombongan disambut tarian dan dikalungi bunga.

RSO merupakan tenda dengan atap plastik ultraviolet dan jaring sebagai dinding yang menutupinya. Inilah yang membedakan Desa Brenjong dengan kampung lainnya di Kec Trawas, Mojokerto.
Sementara itu, Deputi Gubernur Bank Indonesia, Sugeng berpandangan, gaya hidup sehat sangat digandurungi masyarakat khususnya masyarakat urban segmen menengah ke atas. Contoh kecil yang bisa dilihat adalah pola konsumi dari makanan cepat saji, beralih ke produk-produk pangan organik.
”Golongan masyarakat menengah ke atas terus tumbuh. Salah satunya apa? Harga pangan organik cenderung mahal, namun sangat laris dan banyak diburu. Mereka (masyarakat menengah ke atas) menghindari makanan cepat saji dan beralih pada konsumsi organik. Adanya Kampung Organik Brenjonk, tentu diharapkan dapat masuk dalam kesempatan tersebut. Namun harus didukung dengan branding yang tepat dan digital ekonomi yang pas (pemasaran dan promo online dengan website),” kata Sugeng.
Wakil bupati bersama Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim, Difi Ahmad Johansyah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jember Hestu Wibowo, Wakil Ketua TP PKK Yayuk Pungkasiadi, serta OPD terkait, juga berkesempatan mengunjungi beberapa paket-paket menarik eduwisata Kampung Organik Brenjonk, seperti tumbuk padi organik, kemas sayur organik, dan laboratorium. [adv.kar]

Tags: