Perjuangan Kuota Haji

hajiCALON jamaah haji sudah mengintensifkan pemberangkatan ibadah haji. Sebagian lainnya harus masuk antrean panjang selama 17 tahun. Antrean semakin panjang selama 3 tahun terakhir, disebabkan rehab masjidil Haram di Makkah. Kuota (dari Pemerintah Arab Saudi) sebesar 0,1% dari jumlah penduduk pun dikurangi. Namun kuota Jawa Timur pada musim haji tahun 2015 ini, bisa diperjuangan penambahan sekitar 10%.
Saat ini jumlah calon haji (sedunia) ditaksir sebanyak lima juta-an orang. Kota Makkah (dan sekitarnya serta Madinah) harus dipersiapkan untuk menerima kunjungan tamu Allah. Kota tertua di dunia ini radiusnya cuma sekitar 30 kilometer. Dengan tamu haji sebanyak 4 juta orang, berarti di dalam kota Mekkah terdapat 5 juta orang lebih, atau kepadatannya mencapai 6 orang/meter per-segi. Tiada kota dengan kepadatan seperti itu.
Namun seiring penyelesaian rehab di Makkah, kuota haji masih bisa ditambah lagi. Dengan penambahan itu, jatah nasional hanya sekitar 235 ribu orang. Padahal animonya mencapai lebih dari 400 ribu peminat. Maka jika daftarnya saat ini, mungkin baru bisa berangkat pada tahun 2032. Namun toh tidak menyurutkan keinginan untuk mendaftar berangkat badah haji. Bahkan informasi antrean makin mendorong, lebih banyak pendaftar.
Muslim Indonesia berupaya keras untuk bisa menunaikan ibadah haji, walau dengan cara menabung puluhan tahun sekalipun. Asal bisa berangkat menunaikan ibadah haji, kesengsaraan lain malah menjadi spirit memperkuat tekad ibadah. Pemondokan di Makkah yang jauh dari Masjidil Haram tak pernah merisaukan jamaah haji. Makin jauh berjalan, diyakini makin mempertinggi derajat ke-ibadah-an.
Dipastikan jamaah calon haji Indonesia akan melebihi kuota awal setelah memperoleh tambahan sekitar 11 ribu-an orang. Jika dikalkulasi dengan jumlah penduduk muslim, lazimnya Jawa Timur memiliki kuota sebanyak 30 ribu jamaah. Forpimda (Forum Pimpinan Daerah, Gubernur, Ketua DPRD dan Kepala Wilayah Kemenag) seyogianya memperjuangkan penambahan kuota haji. Salahsatu caranya, bertemu Dubes Arab Saudi pada forum muktamar NU di Jombang.
Perjuangan penambahan kuota haji sudah (sukses) dilakukan oleh Forpimda Jawa Tengah. Sehingga saat ini jatah kuota haji Jawa Tengah kembali 100% (29 ribu orang). Penambahan kuota niscaya memperpendek antrean. Selain itu, pada setiap musim haji pemerintah selalu memperoleh berkah riil ke-ekonomi-an. Proses administrasi ke-haji-an diikuti dengan pembayaran berbagai pajak dan penghasilan negara bukan pajak.
Total nilai pajak setiap jamah haji mencapai Rp 2 juta, ditebar mulai pengurusan paspor, biaya obat meningitis, pajak penumpang pesawat udara hingga airport tax. Jika jumlah haji sebanyak 235 ribu orang, maka pemasukan untuk negara mencapai Rp 470 milyar. Itu belum termasuk keuntungan bank BUMN dari proses tukar uang rupiah dengan riyal (Arab Saudi) untuk living cost. Setiap jamaah haji akan menerima living cost sebesar 1.500,- riyal.
Total living cost mencapai 352,5 juta riyal untuk 235 ribu jamaah. Walau sebenarnya, jamaah haji tidak perlu uang riyal. Karena seluruh toko di Arab Saudi, bisa menerima uang rupiah untuk seluruh mata dagangan. Membeli apa saja (makanan, minuman, baju, buah, cinderamata sampai ongkos taksi), bisa bayar dengan rupiah. Bahkan jika masih sisa akan diberi susuk (uang kembali) dalam bentuk riyal.
Uniknya pedagang di Arab Saudi, hanya menerima rupiah dalam lembaran senilai Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu. Ancar-ancarnya, uang rupiah senilai Rp 100 ribu dihargai setara dengan 28 riyal. Jadi, di Arab harga riyal sekitar Rp 3.600,-. Ini lebih menguntungkan jamaah haji, karena penukaran di bank-bank nasional harga riyal Rp 3.900,-.

                                                                                                                   ————- 000 ————-

Rate this article!
Perjuangan Kuota Haji,5 / 5 ( 1votes )
Tags: