Perkuat Peran Guru untuk Ciptakan Lingkungan Toleran

Indonesia adalah negara yang sangat beragam, baik dari segi budaya, agama, bahasa, maupun etnis. Sehingga, sudah semestinya keragaman tersebut, harus dijaga dan dikelola untuk menciptakan lingkungan masyarakat yang harmonis, damai, dan berkeadilan. Berangkat dari kenyataan itulah, maka peran guru perlu hadir secara sungguh-sungguh menanamkan nilai-nilai keragaman.

Salah satunya adalah melalui pendidikan karakter dengan mengajarkan sikap saling menghargai dan menghormati perbedaan yang kesemuanya adalah guna menciptakan lingkungan yang toleran. Hal itu harus dilakukan karena sebagai generasi penerus bangsa, peserta didik harus dibekali pengetahuan dan pemahaman tentang keragaman sementara guru memiliki peranan penting untuk menciptakan lingkungan pendidikan yang toleran dan mencintai keragaman.

Sejatinya, penekanan akan pentingnya pendidikan karakter untuk memperkuat toleransi antaragama teratur dengan jelas melalui regulasi payung hukum Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter. Upaya penguatan kapasitas bagi guru dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai keragaman juga sudah dilakukan pemerintah. Realitas tersebut terbuktikan melalui Program peningkatan kapasitas yang dilakukan pada 2022 dan telah menjangkau 5.211 peserta Program Guru Penggerak serta 28.254 peserta Program Pendidikan Profesi Guru. Selanjutnya, untuk mempercepat proses pengimbasan, pada 2022 telah terbentuk 110 guru fasilitator nasional yang bertugas melatih 1.737 peserta didik di 20 provinsi, (Kompas, 25/3/2023).

Itu artinya, upaya mengawal dan menciptakan lingkungan toleran di lingkungan sekolah terus menyita perhatian pemerintah dan para guru di tanah air. Indikator keagamaan, yang selama ini jadi sorotan semua pihak adalah perlu lebih ditekankannya pada aspek toleransi yakni harus saling menghargai. Selain itu, penguatan pendidikan karakter yang perlu ditekankan atau diupayakan adalah tindakan konkret dalam menangkal radikalisme. Kemudian, aspek lain yang tidak kalah pentingnya adalah penekanan dalam pendidikan karakter pada penguatan nasionalisme kebangsaan.

Muhammad Yusuf
Dosen PPKn Universitas Muhammadiyah Malang.

Tags: