Perkuat Skill Pelajar ke Sektor Ekonomi Kreatif

Juliantono Hadi

Juliantono Hadi
Duduk sebagai kepala sekolah di satuan pendidikan vokasi sudah cukup lama dijalani Juliantono Hadi. Anton, begitu namanya biasa disapa. Sejak 2000 memimpin SMK Dr Soetomo Surabaya melanjutkan kiprah mendiang ayahnya, almarhum Samidjo Kusumo. Sikap humanis menjadi modal utama baginya untuk tetap mempertahankan citra sekolahnya sebagai tempat yang nyaman untuk semua.
Sekolah yang nyaman tidak hanya untuk siswa dari keluarga dengan ekonomi menengah ke atas. Tetapi juga ramah bagi mereka yang kurang beruntung secara ekonomi. Kendati demikian, bukan berarti layanan pendidikan vokasi yang diberikan boleh asal-asalan. Baginya, SMK dengan keunggulannya di bidang keterampilan adalah harapan untuk memutus mata rantai kemiskinan. Karena itu, anak-anak dari keluarga tidak mampu juga harus digarap serius sehingga matang kompetensinya.
“Kompetensi anak-anak harus mengarah ke sektor ekonomi kreatif. Karena zaman yang serba digital memberikan banyak peluang. Sementara belum tentu setiap lulusan akan ditampung di perusahaan,” kata dia.
Sektor ekonomi kreatif yang dikembangkan di sekolahnya lebih condong ke dunia hiburan. Mulai dari film hingga pengembangan bakat musik. Hal itu setidaknya telah dibuktikan dengan sejumlah inovasi khas Anton. Pertama, SMK Dr Soetomo merupakan penyelenggara rutin festival film surabaya dan festival band yang peminatnya tidak hanya datang dari Jawa Timur. Kedua, penguatan sektor ekonomi kreatif itu ditunjukkan dengan adanya jurusan perfilman di sekolah yang dia pimpin.
“Animasi dan multimedia saling melengkapi jurusan ini. Dengan menyasar sektor ekonomi kreatif, mereka tidak harus bergantung pada lapangan pekerjaan. Ini juga persis seperti semangat Presiden Jokowi,” tutur dia.
Anton tidak menyangkal, mencetak pelajar yang matang tidak benar-benar mudah. Meski kompetensinya digarap maksimal, namun sikap dan mentalnya tidak layak maka percuma. Apalagi menghadapi remaja yang mudah terbawa arus lingkungan. “Moral itu penting. Kenakalan remaja masih menjadi tantangan serius kita. Bahkan setiap tahun, kita mendapati siswa baru yang terlibat narkoba. Berarti itu sejak mereka SMP kan sudah mulai mengenal narkoba,” kata dia.
Sebuah langkah menguatkan moral dilakukannya dengan pendekatan personal. Karena itu, dia lebih memilih menjadi teman bagi siswa-siswanya dibanding guru yang ditakuti perangainya. “Tidak jarang saya ajak anak-anak yang bermasalah itu makan bersama. Pendekatan dengan mereka supaya mau berubah,” pungkas pria yang juga guru mata pelajaran produksi film ini. [tam]

Tags: