Perpustakaan Kota Malang Miliki Pojok Braille Terbaik

Wali Kota Malang H. Moch. Anton saat melakukan pemaparan Pojok Layanan Braille Perpustakaan Kota Malang dihadapan tim juri.

Kota Malang, Bhirawa
Layanan Pojok Braille Perpustakaan Kota Malang, dinilai paling baik. Karena tidak banyak Pemerintah Daerah yang memperhatikan layanan  pada kelompok disabilitas. Inilah yang membuat Perpustakan Kota Malang itu berbeda dengan perpustakaan pada umumnya.
Ada keunikan Pojok Braille, di Perpustakaan Umum Kota Malang, makanya menjadi perhatian, sekaligus sebagai pioner inovasi, layanan perpustakaan umum bagi penyandang netra yang pertama.
Kelebihan lain, lokasinya mudah dijangkau, dan lengkap serta memiliki koleksi Braille 2000 buku, berbasis teknologi informasi dan talking book. Selain itu juga komprehensif dan inklusif, serta ditunjang oleh  SDM berkompeten.
Pernyataan tersebut disampaikan Refly Harun salah satu juri saat menutup penjurian dan penilaian atas inovasi pelayanan publik dari Dinas Perpustakaan Umum dan Arsip Daerah Pemerintah Kota Malang, yang dipapar kan secara langsung oleh Walikota Malang,  Moch.  Anton di acara penilaian top 99 Pelayanan Publik, Rabu (3/5) kemarin.
Acara yang digeber di ruang Sriwijaya Gedung Kementerian PAN dan RB RI  itu, menjadi ajang kontestasi perpustakaan bagi lembaga kementerian,   lembaga negara  ,  Badan Usaha Milik Negera (BUMN)  , Badan Usaha Milik Daerah   (BUMD) ,  Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kota/Kabupaten, dalam unjuk inovasi pelayanan publik.
Selain Rafly Harun, yang menjadi juri adalah J Kristiadi, dan Wawan Sobari, sedangkan dari Kota Malang, yang melakukan pemaparan terkait dengan Layanan Pojok Braille adalah Wali Kota Malang H. Moch. Anton,  didampingi Kadis Perpustakaan dan Arsip Daerah Joko Yuwono,  Kepala Barenlitbang Wasto,  Kabag Organisasi Dwi Rahayu dan Kabag Humas Nur Widianto.
Wali Kota Malang H. Moch. Anton menegaskan Layanan Pojok Braille, dihadirkan sebagai langkah menangkap spirit equality (kesetaraan)  untuk semua warga negara dalam mendapatkan hak hak di bidang literasi dan pendidikan.
Layanan Pojok Braille, merupakan , infrastruktur ramah disabel, didalam dipasang AC, dan sarana yang memadai. Disamping itu, layanan antar jemput gratis, bagi difable yang ingin membaca atu mengunjungi Perpustakaan juga diberikan.
Wali Kota yang kerap disapa Abah Anton itu, juga menambahkan, berdasarkan data (2016), di Kota Malang tercatat jumlah disabilitas tuna netra sebanyak 1.138 jiwa atau 0.12 % dari total jumlah penduduk kota Malang.
Pemkot Malang, lanjut  Abah Anton, sejak 2015 hingga 2016 telah menggelontorkan anggaran khusus untuk pembinaan kelompok disabilitas sebesar Rp 3 Miliyar, dan penataan infrastruktur yang ramah disabilitas sebesar Rp 71 M.
“Khusus untuk pembangunan Layanan Pojok Braile anggaran yang di keluarkan mencapai Rp 3 M. Namun diluar itu kita terus melakukan penataan untuk penyandang disabilitas,”tukasnya.
Intinya, tidak boleh ada halangan dan hambatan bagi warga untuk maju, termasuk dari penyandang disabilitas tuna netra dan disabilitas lainnya untuk mendapatkan layanan Perpustakaan. [mut]

Tags: