Perpusdes Desa Wage Juara Dua Se-Jawa Timur

Plt Disperpusip Kab Sidoarjo, Yulistina Fatmi, Kabid Pembinaan dan Kades Wage, usai penerimaan Piagam lomba perpustakaan desa terbaik, di Haris Hotel. [alikus]

Tidak Sekadar Tempat Baca, Juga Kembangkan Usaha Kreatif
Sidoarjo, Bhirawa
Perpustakaan desa, milik Desa Wage Kec Taman, “Dewata” dalam kegiatan Safari Nasional membaca di Jatim tahun 2019 ini, berhasil meraih juara dua. Bersaing ketat dengan 37 perpustakaan desa dari 37 Kab/Kota di Prov Jawa Timur.
Dalam kegiatan yang digelar oleh Dinas Perpustakan dan Kearsipan Prov Jatim dengan Perpusnas RI itu, siswi dari MI NU KH Mukmin.Sidoarjo, Dewi Kamilah, juga berhasil menjadi juara harapan 2, dalam lomba dongeng / cerita se Jatim.
Penyerahan piagam penghargaan dilakukan oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Prov Jatim, Abdul Hamid, kepada Kades Wage dan Dewi Kamilah, di Hotel Haris, Surabaya, Selasa (24/9) kemarin.
Plt Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kab Sidoarjo, Yulistina Fatmi, mengatakan untuk kegiatan lomba perpustakaan desa terbaik tahun 2019 tersebut, pihaknya cukup bangga dengan hasil yang didapatkan. Karena dianggap persaingan yang dialami cukup berat. Bersaing dengan perpustakaan desa terbaik di 37 Kab/Kota di Jatim.
“Perpustakaan Dewata di Desa Wage itu, pada tahun 2018 lalu menjadi juara 1 perpustakaan desa tingkat Kab Sidoarjo. Tahun 2019 ini, kita ikutkan dalam lomba perpustakaan desa tingkat Jatim. Alhamdulilah dengan prestasi yang diraihnya ini,” komentar Yulistina, Rabu (25/8) kemarin.
Untuk lomba perpustakaan desa se Jatim pada tahun mendatang, sebagai pembina perpustakaan yang ada di Kab Sidoarjo, tentu saja dirinya berharap perpustakaan desa dari Kab Sidoaro, akan bisa berhasil meraih juara kesatu.
“Tentunya akan membahagiakan kami sebagai pembina perpustakaan yang ada di Kab Sidoarjo,” ungkapnya. Dirinya mengatakan, dalam setiap pembinaan yang diberikan saat ini, ada ajakan-ajakan supaya perpustakaan desa yang ada di Kab Sidoarjo tidak lagi hanya sekedar tempat untuk meminjam buku saja pada warganya. Namun, perpustakaan desa itu juga harus bisa bermanfaat untuk kegiatan sosial dan ekonomi warga sekitarnya. Atau mulai berbasis inklusi.
Dirinya memberikan contoh seperti perpustakaan Dewata di Desa Wage Kec Taman itu. Selain menyediakaan buku bacaan umum, juga menyediakan buku- buku khusus yang bisa menunjang kegiatan sosial ekonomi warga.
Dari buku bacaan khusus itu, warga desa di Desa Wage ada yang mulai mengembangkan untuk usaha budidaya ikan hias, usaha kuliner, usaha handycraf, usaha daur ulang dan usaha pengembangan tempat olah raga.
“Makanya secara bertahap, dari 144 perpustakaan desa di Sidoarjo, kita arahkan mulai berbasis Inklusi,” katanya. [kus]

Tags: