Petani Probolinggo Gelar Ritual Mandi Lumpur

Warga beramai-ramai mandi lumpur (Celot). Ritual turun temurun itu dilakukan ratusan petani Dusun Mrica, Tongas, Kabupaten Probolinggo.

Warga beramai-ramai mandi lumpur (Celot). Ritual turun temurun itu dilakukan ratusan petani Dusun Mrica, Tongas, Kabupaten Probolinggo.

Kab,Probolinggo, Bhirawa
Sebagai ungkapan rasa syukur atas rezeki berlimpah kepada sang pencipta dilakukan dengan beramai-ramai mandi lumpur (Celot). Ritual turun temurun itu dilakukan ratusan petani Dusun Mrica, Tongas, Kabupaten Probolinggo.
Tak hanya kalangan muda, orang tua pun ikut berkumpul di sawah, dan mereka langsung saling lempar air dan lumpur ke peserta lain. Tak hanya itu, para peserta ritual pun juga memperebutkan lima bebek yang dilepas di ‘lautan’ lumpur.
Tradisi unik ini menjadi perhatian ribuan warga sekitar yang antusias menyaksikan keseruan petani bermandikan lumpur dari pinggiran sawah.
Menurut Edi Agus Purwanto, salah satu panitia  tradisi mandi lumpur, Selasa 22/9 dalam rirual tersebut tidak ada perbedaan pangkat dan jabatan. Mereka harus terjun ke kubangan lumpur untuk bersuka ria bersama petani lainnya.
“Tradisi mandi ‘celot’ atau lumpur, sebagai rasa ungkapan terima kasih atas rezeki berlimpah yang diberikan sang maha kuasa, semua petani dan pejabat disini sangat kompak,” kata Edi.
Meski desa mereka masuk kategori kawasan terdampak kekeringan, namun para petani tetap semangat dan optimis tanaman mereka akan menghasilkan panen melimpah.
Diharapkan dengan Tradisi mandi ‘celot’ digelar petani agar ke depan hasil tanamnya lebih bagus, dan rasa ungkapan syukur, petani gelar mandi ‘celot’. Demikian dikatakan kepala Desa Mrica Riyanto.
Sementara itu, di sela-sela pesta pora warga ‘mandi lumpur’, perangkat Desa melempar lima ekor bebek untuk dijadikan rebutan para petani.
Tradisi tersebut mengharuskan para petani terjun ke sawah berlumpur. Bagi mereka yang masih berada di luar kubangan lumpur, maka bersiap-siap ditarik petani lainnya, yang telah bersiaga menyeretnya ke medan lumpur.
Lebih lanjut Riyanto mengatakan, hampir setiap tahun, digelar tradisi mandi ‘celot’, ritual ungkapan rasa syukur petani di Desanya, atas limpahan hasil panen raya.
Mandi ‘cellot’ di gelar petani khusus warga saya,  agar kedepan hasil tanamnya lebih bagus, dan rasa ungkapan syukur, maka petani gelar mandi ‘cellot’.
Sebelumnya, kepala Desa dan Muspika Kecamatan Tongas, menaiki jaran kencak yang sudah di hias, dengan iringan musik gamelan menuju tempat ritual sawah digelarnya tradisi mandi ‘celot’ atau mandi lumpur, diawali dengan pecah telur baru ritual mandi lumpur dimulai. [wap]

Tags: