Pilgub DKI atau Pilpres

Amir RifaiOleh :
Amir Rifa’i
Guru SMA Muhammadiyah 1 Bojonegoro dan Pendiri rumah Baca Arum Tuban

Akhir-akhir ini kita mengetahui betapa gegap gempitanya suara yang muncul dari berbagai media, semua menyorot tentang pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Tapi yang harus diingat adalah ini tentang Jakarta, yang masuk bagian Indonesia, bukan Negara Indonesia. Akan tetapi aneh bin ajaib, suasana yang muncul justru seakan-akan saat ini adalah pencalonan pemimpin pemerintahan Negara atau Pilpres.
Berita yang muncul akhir-akhir ini bahkan mengalahkan tenarnya berita tentang sidang Jessica Wongso yang tersangkut kasus pembunuhan sahabatnya Mirna. Entah apa yang terjadi dengan ibu kota Jakarta, hingga semua mata public tertuju kesana. Bagaimana tidak, pemilihan skala Gubernur bagaikan pemilihan Presiden.
Pertanyaan pun bermunculan, ada apa dengan Jakarta? Memang Jakarta adalah kota metropolitan, kota industry, kota pusat yang menjanjikan segalanya tanpa kecuali perpolitikan. Tapi sekali lagi -ini kota- bukan sebuah Negara. Namun kenapa seakan semua ada di Jakarta sehingga suaranya sangat menggema, meminjam kata Syahrini “cetar membahana”.
Sungguh pemilihan yang luar biasa besar sampai-sampai yang menjadi tim kampanye-nya pun tidak tanggung-tanggung, langsung dari Empunya. Coba kita lihat, yang menjadi pimpinan dari semua calon itu. Di antaranya adalah Prabowo Subianto, Megawati Soekarno Putri dan juga mantan Presiden 2 kali berturut-turut yakni Susilo Bambang yudhoyono.
Saat ini ada 3 pasangan calon yang dipastikan akan bersaing di Pilkada DKI Jakarta 2017 mendatang, yaitu Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, kemudian Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, serta pasangan petahana yakni Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat.
Para calon-calon tersebut didukung oleh para partai pemerintahan yang mempunyai basis massa yang sangat kuat. Marilah lihat Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni yang didukung partai yang tergabung dalam keluarga cikaes Partai Demokrat, Partai Amanat Nasional, Partai Persatuan Pembangunan, dan Partai Kebangkitan Bangsa. Sedangkan pasangan petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Djarot Saiful Hidayat diusung oleh partai besar yang memenangi pemilu pada tahun lalu dan juga mempunyai jumlah kursi yang banyak di parlemen yaitu Partai Demokrasi Perjuangan, Partai Golkar, Partai Nasdem dan juga Partai Hanura.
Adapun pasangan yang terakhir disebut sebagai pasangan yang menyejukkan, pasangan yang bisa memberikan jawaban atas berbagai persoalan yang ada, yaitu Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Pasangan ini hanya diusung oleh 2 partai saja yaitu Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera. Tapi tidak menafikan pasangan lainya bahwa semua pasangan dan juga tim suksesnya juga menyebut bahwa mereka juga pasangan yang menyejukkan dan bisa memberi jawaban atas berbagai persoalan yang melanda Ibu Kota Jakarta.
Semua pasangan calon Gubernur dan juga Wakil Gubernur sangat hebat, karena jika tidak, mana mungkin akan dicalonkan menjadi calon Gubernur. Jika melihat perjalanan karier dan juga prestasinya semuanya sangat menakjubkan dan cukup berpengalaman. Lihat saja pasangan petahana Ahok dan Djarot, dimana Calon Gubernur yang saat ini menjabat, pernah menjadi wali kota belitung, yang mempunyai segudang pengalaman dalam birokrasi. Begitu pula calon wakilnya Djarot yang pernah menjabat sebagai wali kota Blitar 2 kali berturut-turut pada periode 2000-2005 dan 2005-2010, setelah itu menjabat wakil gubernur Jakarta mendampingi Ahok sampai sekarang. Prestasi yang luar biasa bukan?
Adapun calon yang selanjutnya yakni Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni. Agus yang juga putra pertama dari presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkarir di dunia militer, dan mempunyai segudang pengalaman dalam hal kepemimpinan dan pertahanan. Adadup calon wakilnya Sylviana yang menjabat sebagai deputi gubernur bidang pariwisata dan kebudayaan yang tentunya mempunyai banyak pengalaman dalam birokrasi di DKI Jakarta.
Sedangkan pasangan yang terakhir adalah Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. Anies yang disebut sebagai intelektual muda terutama dalam bidang pendidikan nampaknya tidak bisa dielakkan, pasalnya dia adalah orang yang banyak mempunyai gagasan bagi kemajuan bangsa. Pengalaman menjadi Rektor Paramadina dan Mentri Pendidikan dan kebudayaan dan berbagai pengalaman dan prestasi yang lainya nampaknya cukup untuk menjadikanya pemimpin di wilayah DKI jakarta. Dan calon wakilnya Sandiaga Uno adalah seorang pengusaha kaya yang banyak mempunyai aset di Negeri ini. Tentunya sangat mudah bagi dia untuk mengeluarkan modal guna mendapatkan jalan menuju DKI.
Jika dilihat  dari berbagai bidang dan prestasi yang telah didapatkan oleh para calon gubernur dan wakil gubernur, tidak terlalu berlebihan jika kita menyebut bahwa memang mereka layak untuk men/dicalonkan menjadi gubernur atau wakilnya. Karena bagaimanapun pengalaman dan prestasi juga sangat penting untuk menjadi bahan pertimbangan bagi masyarakat untuk menentukan pilihanya, apakah layak menjadi pemimpin atau tidak.
Namun, sedikit disayangkan karena semua para calon yang diusung menjadi DKI 1 dan 2 ternyata semua tidak murni dari kader partai. Hal itu menandakan bahwa saat ini para partai sedang mengalami krisis kader yang akan menggantikan tampuk kepemimpinan ke depanya nanti. Lihat saja partai raksasa PDI Perjuangan yang ternyata tidak dapat mengusung kader murninya untuk menjadi calon gubernur. Begitu pula dengan Gerindra yang mempunyai basis kekuatan yang kuat karena ketokohan Prabowo Subianto, yang ternyata tidak mempunnyai kader murni partainya yang menjadi calon pemimpin.
Tapi, terlepas dari itu semua yang kita tunggu dan juga dinantikan oleh semua mata di Indonesia ini adalah nanti ketika 2017 waktu pemilihan gubernur dan juga wakil gubernur. Walaupun saat ini telah muncul berbagai survei yang mennyatakan kemenangan dan tingginya pemilih pada calon tertentu akan tetapi tetap yang dianntikan adalah waktu pemilihanya nanti. Kita semua berharap semoga pesta demokrasi yang terjadi di jakarta nanti menjadi contoh daerah lain, tanpa ada tendensi, tanpa unsur curang dan rapi teratur hingga penghitungan dan penetapanya selesai.

                                                                                                          ———– *** ———–

Rate this article!
Pilgub DKI atau Pilpres,5 / 5 ( 1votes )
Tags: