Pj Gubernur Hadiri Konferensi Meet Khanh Hoa-Indonesia

Pj Gubernur Jatim Adhy Karyono, melakukan presentasi khusus di konferensi “Meet Khanh Hoa-Indonesia” di Vinh Ngoc Ballroom, Muong Thanh Luxury Hotel, Vietnam.

IPRO jadi Andalan Jatim Tingkatkan Kerja Sama dengan Vietnam

Pemprov, Bhirawa
Penjabat (Pj) Gubernur Jatim Adhy Karyono, melakukan presentasi khusus di konferensi “Meet Khanh Hoa-Indonesia” di Vinh Ngoc Ballroom, Muong Thanh Luxury Hotel, Vietnam, pada Kamis (21/3).

Pj Gubernur Adhy memaparkan sejumlah Investment Project Ready to Offer (IPRO), andalan Jatim di bidang infrastuktur yang menjanjikan bagi Vietnam. Di antaranya Pelabuhan Peti Kemas Internasional dan Pusat Logistik di Kota Probolinggo dengan nilai investasi Rp800 miliar atau USD 60 juta, Terminal LNG Probolinggo dengan nilai imvestasi Rp 742,69 miliar atau USD 50 juta, dan Terminal Tangki Minyak Lamongan dengan nilai investasi Rp 4,6 triliun atau USD 314,22 juta.

Pemaparan IPRO ini sengaja dilakukan Adhy dengan harapan agar ke depan kerjasama antara Jawa Timur dengan Vietnam bisa ditingkatkan di berbagai sektor. Mulai ekspor-impor, investasi, dan pariwisata.

“Investasi di Jawa Timur juga punya potensi sangat menguntungkan. Kota bisa lihat datanya, realisasi investasi kita di tahun 2023 kita mencapai Rp 145,1 triliun dengan Vietnam berada di peringkat ke-49 menurut data Kementerian Investasi/BKPM RI,” katanya.

Untuk mendukung investasi yang ditawarkan, saat ini Jatim sudah memiliki kawasan industri yang telah ada meliputi KEK Java Integrated Industrial and Ports Estate (JIIPE) Gresik, Maspion Industrial Estate, Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER), Sidoarjo Industrial Estate Berbek (SIEB), Pasuruan Industrial Estate Rembang (PIER), Safe “N” Lock Halal Industrial Park, serta Sidoarjo Real Industrial Estate (SiRIE).

Adapula kawasan industri pengembangan yang meliputi antara lain Kawasan Industri Salt Lake, Kawasan Industri Ploso Jombang, Kawasan Industri Maritim Lamongan, dan Madura Industrial Seaport City. “Ini menunjukkan bahwa kami konsentrasi untuk industri dengan kawasan khusus dan dengan kebijakan-kebijakan khusus untuk pengembangan investor-investor yang masuk,” katanya.

Lebih lanjut Adhy juga memaparkan hubungan perdagangan antara Jatim dan Vietnam yang sudah baik terjalin. Hal itu bisa dilihat dari kinerja ekspor dan impor antara Jatim dengan Vietnam. Menurut data dari Kemenperin, neraca ekspor impor Vietnam menjadi urutan keempat dari transaksi Jawa Timur dengan ASEAN per Januari hingga Agustus 2023.

“Untuk ekspor, nilai yang dicapai sejumlah $402,41 juta sedangkan impornya $416,76 juta. Mudah-mudahan dengan adanya pertemuan ini, bisa meningkatkan ekspor maupun impor kita,” katanya.

Sementara untuk Komoditas non migas ekspor Jawa Timur 2023 meliputi tembaga senilai USD 163.721.200, gula dan kembang gula USD 35.999.799, lemak dan minyak hewan/nabati USD 28.147.636, bahan kimia organik USD 26.221.011, kertas/karton USD 16.883.820, berbagai produk kimia USD 14.900.432, ikan dan udang USD 11.692.801, ampas/sisa industri makanan USS 8.871.588, kopi dan teh serta rempah-rempah USD 8.824.851, juga tembakau USD 8.790.764.

Dan untuk komoditas impor meliputi gandum-ganduman senilai USD 88.732.753, besi dan baja USD 62.967.820, plastik dan barang dari plastik USD 59.798.382, berbagai makanan olahan USD 37.460.128, mesin/peralatan listrik USD 28.191.676, kertas/karton USD 20.002.588, kopi dan teh serta rempah-rempah USD 16.179.124, pupuk USD 14.887.177, kapas USD 10.406.220, mesin-mesin/pesawat mekanik USD 9.659.766.

Tak hanya sektor perdagangan, Adhy juga membidik peningkatakan kerjasama Jatim-Vietnam di sektor pariwisata. Hal ini didukung dengan kunjungan wisman Vietnam ke Indoneia yang cukup tinggi yaitu mencapai 121.879 pada 2023 menurut BPS & Imigrasi Juanda. Di mana, 1.606 di antaranya berwisata ke Jawa Timur.

Sedangkan menurut data Vietnam Tourism, kunjungan wisman Indonesia ke Vietnam mencapai 105.380 pada tahun 2023. “Di sektor ini, wisatawan Vietnam ke Jawa Timur melonjak dari yang sebelumnya hanya 652. Ekonomi kita juga cukup bagus karena animo masyarakat untuk berkunjung ke masing-masing negara lebih tinggi. Pun menjadi sesuatu yang penting dan perlunya standar untuk halal tourism bagi kerjasama sektor pariwisata ini,” pungkasnya.

Di Jawa Timur sendiri, menurut data Disbudpar Jatim, lokasi pariwisata bersertifikat halal telah banyak tersebar. Total ada 80 katering dan restoran bersertifikat halal, 9 hotel, dan 45 Halal Center.

Turut hadir dalam acara ini Deputy Secretary of Khanh Hoa Provincial Party Committee Chairman of Khanh Hoa PPC Nguyen Tan Tuan, Menteri Kelautan dan Perikanan RI Sakti Wahyu Trenggono, Menteri Koperasi dan UMKM RI Teten Masduki, dan Duta Besar RI untuk Vietnam Denny Abdi. [iib]

Tags: