PKL Eratex Kota Probolinggo Masih Bertahan, RTH Brantas Masih Sepi

PKL kembali berjualan di pinggir jalan di belakang pabrik PT Eratex.[wiwit agus pribadi/bhirawa]

Kota Probolinggo, Bhirawa
Demi mendorong PKL Eratex menempati lokasi baru di ruang terbuka hijau (RTH) Brantas, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perdagangan dan Perindustrian (DKUPP) Kota Probolinggo menambah fasilitas baru. Fasilitas itu di antaranya pemasangan paving serta penempatan tenda untuk PKL. Hal ini diungkapkan Fitriawati, Kepala DKUPP Kota Probolinggo Minggu (17/1).

“Rencana tahun ini akan ditambah fasilitas untuk di RTH Brantas. Berupa pemavingan dan tenda PKL,”. Namun Fitri masih enggan mengungkapkan besaran anggaran untuk penambahan fasilitas ini. Mengingat saat ini masih proses evaluasi di Inspektorat.

“Tidak besar anggarannya. Tidak sampai melalui proses lelang, saat ini masih dievaluasi Inspektorat,” terangnya.

Dengan estimasi tidak melalui proses lelang, diperkirakan anggaran untuk proses pemasangan paving serta penggadaan tenda PKL brantas tidak sampai Rp 200 juta. Fitri mengungkapkan kekhawatiran jika rencana pemasangan paving dan tenda ini akan tertunda. Hal ini bisa terjadi jika terjadi refocusing anggaran.

“Sampai saat ini memang tidak ada kabar soal refocusing anggaran, tapi tetap waswas juga karena saat ini masih pandemi,” terangnya.

DKUPP telah menandai titik-titik lokasi PKL Brantas. Diperkirakan bisa menampung sampai 69 PKL. Meskipun saat ini masih belum terlihat dilakukan pemasangan fasilitas baru tersebut, namun beberapa fasilitas telah terpasang. Seperti lampu penerangan telah dipasang oleh Dinas perhubungan. Sehingga PKL yang berjualan bisa berjualan sampai malam.

Beberapa PKL terutama PKL buah sudah mulai menempati tempat relokasi PKL Brantas. Rata-rata mereka menggunakan kendaraan roda tiga yang diparkir di salah satu sisi jalan. Sejak akhir Desember 2020, Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustian (DKUPP) Kota Probolinggo, resmi memindah PKL Eratex di Jalan Supriadi ke RTH Brantas. Namun, sampai Jumat (15/1) masih banyak PKL yang berjualan di lokasi lama.

Mereka tetap berjualan di belakang pabrik PT Eratex Djaja. Ada yang berjualan di pinggir jalan. Ada juga yang berjualan di RTH Eratex. Sementara itu, RTH Brantas justru sepi. Tidak ada satu pun PKL pindah ke sana. Alasannya, berjualan di lokasi lama membuat akses dengan konsumen yaitu karyawan PT Eratex lebih dekat. Sebab, lokasi lama berhubungan dengan pintu keluar dan masuk PT Eratex. Wap

Seperti yang disampaikan Nuning, 45. Nuning yang bertahan berjualan di tepi jalan yaitu di belakang pabrik PT Eratex. Menurutnya, lokasi di sana tetap lebih baik di lokasi lain. “Saya tetap jualan di sini saja. Lebih banyak yang beli di sini di sini di RTH Brantas, “ujarnya.

Nuning sendiri selama ini berjualan pentol di belakang PT Eratex. Sejak dilarang berjualan di sana, dia pun mencoba berjualan di sekitar Jalan Brantas, tepatnya di depan SPBE. Namun, pembelinya sedikit. Tidak sebanyak saat berjualan di belakang PT Eratex. “Sepi pembelinya. Saya sudah pernah coba jualan tiga jam di Jalan Brantas. Cuma dapat Rp 50 ribu. Kalau di belakang Eratex, menunggu 2 jam saat jam pulang karyawan sudah dapat Rp 300 ribu, “terangnya.

Biarawati pun berdalih, dia hanya jualan pentol saat pulang karyawan Eratex. Artinya, tidak sepanjang hari dia jualan di tempat itu. “Saya jualan di sana pas jam pulang karyawan saja. Kalau keramaian karyawan yang pulang sudah reda, ya saya pergi dari sana, “tandasnya.

Ibu tiga anak ini berharap agar Pemkot Probolinggo lebih bijaksana dengan tidak memindahkan PKL ke lokasi lain. Apalagi lokasinya juga jauh dari pintu keluar masuk karyawan Eratex. “PKL itu bekerja dengan cara mendatangi konsumen yaitu karyawan PT Eratex. Ini malah kita yang dijauhkan dari konsumen, “terangnya.

Berdasarkan pengamatan, jarak antara lokasi lama dengan RTH Brantas sebenarnya dekat. Sekitar 300 meter saja. Bahkan, RTH Brantas dan lokasi lama PKL berada di satu ruas jalan. Yaitu di Jalan Supriadi.

Di depan RTH Brantas pun berjejer PKL Brantas yang sejak awal berjualan di sana. Para pembeli yang datang ke PKL Brantas pun cukup banyak. Beberapa warung bahkan sering ramai pembeli, terutama saat karyawan Eratex pulang. Seperti warung makan lalapan.

Fitriawati saat dikonfirmasi tidak menampik bahwa banyak PKL Eratex yang kembali berjualan di lokasi lama. Fitri -panggilannya- punah, DKUPP akan berkoordinasi dengan pihak-pihak yang terkait untuk menertibkan PKL Eratex yang tetap berjualan di pinggir jalan.

“Titik lokasi relokasi ini menentukan memang DKUPP. Namun, penegakan Perda ini berada di bawah kewenangan Satpol PP. Sehingga, perlu dirapatkan lagi soal penataan PKL ini, “terangnya.

Fitri juga menambahkan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Probolinggo telah bersurat kepada paguyuban PKL yang berjualan di RTH Eratex, di belakang pabrik Eratex. DLH minta para PKL itu pindah dari sana, tambahnya.(Wap)

Tags: