PLN Situbondo Optimis Akhir 2019 Target RE Tercapai 91 Persen

PLN area pelayanan Situbondo saat memasang jaringan kabel dan tiang listrik di salah satu Desa di Kabupaten Situbondo. [ sawawi/bhirawa]

(Andalkan Lisdes-Sparkling-Survey Pelanggan)

Situbondo, Bhirawa
Hingga tahun 2019 ini, tercatat sedikitnya ada 2.199 calon pelanggan listrik desa (lisdes) yang tersebar di Kabupaten Situbondo dan Kabupaten Bondowoso belum teraliri jaringan listrik. Namun demikian PLN Area Pelayanan Situbondo mengaku memiliki target pada akhir tahun 2019 bakal tercapai 91 persen. Hingga kini PLN mengungkapkan baru merealisasikan sambungan listrik untuk mendapatkan RE (rasio elektrifikasi) di Kabupaten Situbondo sebesar 81 persen dan Kabupaten Bondowoso sebesar 78 persen.
Manager PLN Area Pelayanan Situbondo (Wilayah kerja Situbondo-Bondowoso) M Abdul Basyid N.F mengatakan, ia patut bersyukur karena RE Situbondo kini sudah mengalami kenaikan 7,05 persen dan Bondowoso 6,5 persen dari bulan Desember 2018.
Kata Basyid, panggilan akrabnya, pihaknya akan meningkatkan RE menjadi 91 persen pada akhir tahun 2019 sehingga semua listrik bisa nyala. “Untuk Situbondo dan Bondowoso kami memiliki dua cara soal RE ini. Pertama melalui penyambungan dan kedua melalui survei dari Universitas Jember (Unej),” beber Basyid.
Masih kata Basyid, untuk penyambungan listik baru PLN selalu mendahulukan proses klarifikasi terlebih dahulu sehingga tidak dihadapkan pada dua persoalan yakni pertama karena benar benar listrik belum terjangkau jaringan dan kedua karena budaya satu rumah dengan beberapa KK (kepala keluarga).
Sedangkan yang ditargetkan Pemerintah, menurut Basyid, RE adalah setiap KK/pelanggan PLN sehingga bisa cocok (macth) antara jumlah KK dengan jumlah rumah. “Kalau mengacu pada hasil survey Unej nanti kami bisa memastikan bahwa rumahnya sudah nyala semua. Artinya bukan mengacu pada jumlah KK-nya. Dan pelanggan yang bisa menikmati listrik sudah bisa dihitung semua. Misalnya untuk tahun 2019 ini, 11 lokasi lisdes (listrik desa) baru dibangun dan dua titik diantaranya sudah selesai dibangun,” kupas Basyid.
Untuk mendukung tercapainya target tersebut, terang Basyid, PLN saat ini melaunching program Sparkling (penyambungan baru dengan dicicil secara syariah selama 12 bulan). Dimana, ungkap Basyid, tiap warga hanya cukup menyediakan uang muka (UM) dengan mencicil dana Rp 69 ribu dan sisanya diangsur selama 12 bulan.
Program ini digagas, ujar Basyid, untuk membantu masyarakat yang ekonominya kurang beruntung di dua kabupaten ini. “Alhamdulillah respon masyarakat sangat baik. Terbukti pelanggan Situbondo saat ini tembus 36 ribu orang. Padahal tahun sebelumnya hanya berjumlah 17 ribu. Ini terealisasi berkat bantuan semua pihak, seperti adanya program bantuan pasang baru gratis Pemkab Situbondo dan Bondowoso,” urai Basyid.
Masih kata Basyid, dengan adanya program sparkling ini, sedikitnya ada 32.607 pelanggan tersambung dari Januari-Agustus 2019. Khusus bantuan dari Dinas ESDM Provinsi Jatim, lanjut Basyid, hingga kini jumlahnya masih belum fix serta ada beberapa bantuan dari CSR BUMN yang kini masih diusulkan guna membantu program tersebut. “Kami masih menunggu,” terang pria asli Semarang Jateng ini.
Basyid menandaskan, ada beberapa kendala sehingga PLN belum 100 persen mengalir di Situbondo dan Bondowoso. Selain dipicu oleh kondisi medan daerah yang sulit juga karena faktor ekonomi sebagian masyarakat yang masih rendah.
Dengan program program sparkling ini, terangnya, kini sudah ada dua kali lipat peningkatan dari jumlah tahun sebelumnya. Untuk beberapa Dusun yang jauh tanpa ada jaringan, tandas Basyid, sudah dibantu oleh Dinas ESDM Provinsi Jatim dengan program PLTS. “Ini khusus warga yang kondisinya sangat amat sulit dijangkau. Sedangkan untuk lokasi yang bisa dijangkau kami aliri listrik. Kendala terakhir kami harus berkoordinasi dengan Perhutani karena jaringan listrik melewati hutan. Tetapi kami sudah koordinasi sehingga kini jaringan boleh melewati Perhutani,” pungkas Basyid.[awi]

Tags: