Polda Jatim Intensifkan Razia Simpatik Semeru

Apel-pelaksanaan-Operasi-Simpatik-Semeru-2016-yang-dilaksanakan-di-Mapolda-Jatim-Selasa-[1/3].-[abednego/bhirawa].

Apel-pelaksanaan-Operasi-Simpatik-Semeru-2016-yang-dilaksanakan-di-Mapolda-Jatim-Selasa-[1/3].-[abednego/bhirawa].

Polda Jatim, Bhirawa
Guna menekan angka kecelakaan lalu lintas (laka lantas) di jalan raya, Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Jatim menggelar Operasi Simpatik Semeru 2016. Operasi yang digelar selama 21 hari kedepan, mulai tanggal 1 Maret 2016, memfokuskan pada penegakan hukum untuk penerapan kawasan tertib lalu lintas (KTL) guna menciptakan tertib lalu lintas dalam rangka keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran( Kamseltibcarlantas) berlalu lintas.
Sebanyak 2.805 personel dilibatkan dalam Operasi Simpatik Semeru 2016. Rinciannya yakni, 240 personel dari Polda Jatim dan 2.565 personel dari Satuan Wilayah (Satwil) jajaran Polda Jatim. Adapun sasaran operasi meliputi Potensi Gangguan (PG), Ambang Gangguan (AG), dan Gangguan Nayat (GN).
Bertindak selaku Pimpinan Apel, Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji mengatakan, dalam Operasi Simpatik Semeru kedepankan kegiatan pre-emtif dan preventif. Tujuannya, petugas di lapangan berperan dalam mengingatkan dan menghimbau pengguna jalan agar tertib lalu lintas (lalin).
“Kedepankan kegiatan yang bersifat preemtif dan preventif guna menciptakan kamseltibcarlantas,” kata Kapolda Jatim Irjen Pol Anton Setiadji selaku Pimpinan Apel, Selasa (1/3).
Sementara itu, Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Ibnu Isticha menjelaskan, operasi ini memprioritaskan pada penerapan tata tertib berlalu lintas guna menekan angka laka lantas di jalan raya. Adapun focus utamanya, lanjut Ibnu, mengedepankan himbauan tentang tertib marka jalan, rambu jalan, parkir kepada pengguna jalan.
Selain tertib lalu lintas, Ibnu berharap selama 21 hari kedepan akan tercipta keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran (kamseltiblancar) berlalu lintas. Dengan Operasi Simpatik Semeru 2016, Ibnu mengupayakan adanya penurunan angka korban meninggal dunia akibat laka lantas di jalan raya. Sebab, selama ini angka laka lantas di Jatim lumayan tinggi.
“Di Jatim, rata-rata satu hari terdapat lima korban meninggal dunia akibat laka lantas. Bayangkan kalau hal ini dikalkulasi dalam sebulan, bahkan setahun. Bisa-bisa mengurangi jumlah penduduk,” ungakp Dirlantas Polda Jatim Kombes Pol Ibnu Isticha.
Dengan adanya Operasi Simpatik Semeru 2016 ini, Ibnu mengaku akan mengupayakan penurunan laka lantas sebanyak 10% di Jatim. Menurut Ibnu, pelanggaran fatal laka yang sering mengakibatkan korban meninggal dunia yakni, pelanggaran marka jalan dan kecepetan tinggi.
“Yang pasti kami akan melakukan pendekatan secara pre-emtif dan preventif. Bila tidak bisa, terpaksa kami lakukan penegakan hukum (tilang, red),” tegasnya.
Ditanya terkait daerah di Jatim yang sering terjadi korban laka lantas, Ibnu menambahkan, hal itu sering terjadi di wilayah Surabaya dan Malang. Alasan utamanya yakni terkait jumlah penduduk dan volume kendaraan. Disinggung tentang perbaikan infrastruktur, Ibnu mengaku di Surabaya perbaikan infrastruktur jalan masih berjalan dengan lancer.
“Di Surabaya, yakni Polrestabes Surabaya masih melakukan pembenahan infrastruktur jalan. Meskipun sepenggal-sepenggal, namun hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur jalan perlu dibenahi,” imbuhnya.
Menyoal Kota Surabaya, Ibnu menilai bahwa volume kendaraan tidak sebanding dengan lebarnya jalan raya. Menurutnya, Surabaya membutuhkan sekitar 1.200 kilo untuk pemenuhan lajur di perkotaan padat penduduk di Surabaya. “Selain perlunya pembenahan jalan raya, pelebaran lajur jalan perlu juga dilakukan. Mudah-mudahan dengan adanya frontage road, setidaknya mengurangi sedikit kemacetan,” pungkasnya. [bed]

Tags: