Politik Uang Pilkada Sidoarjo Diduga Disebarkan Lewat Aplikasi Tertentu

Ketua Bawaslu Sidoarjo, Haidar Munjid

Sidoarjo, Bhirawa.
Bawaslu Sidoarjo tengah mengidentifikasi puluhan relawan Paslon yang berpotensi menjadi mediator Paslon untuk melakukan money politik di Pilkada Sidoarjo, 9 desember.

Ketua Bawaslu Sidoarjo, Haidar Munjid, Kamis (3/11) sore, mencium gerakan beberapa relawan paslon atau yang disebutnya sebagai “cucuk” (paruh) mengkondisikan penyebaran uang untuk mempengaruhi warga “Saya sudah kantongi identitas ‘cucuk’. Pasti ini tidak saya buka ke media. Kalau oknum ini tahu, dia akan merubah modus,” tuturnya .

Haidar hanya membuka sedikit informasi bahwa ‘cucuk’ ini modusnya mendata warga yang berada di lingkunganya. Misalkan di RT atau RW. Biasanya mendata dengan mengumpulkan fotokopi KTP warga. Cucuk dengan warga punya hubungan kenal, jadi tidak bisa dialihkan ke oknum lain sebagai cucuk. Warga yang sudah terdata pasti tidak mau dengan pelayanan orang baru.

Persoalan sekarang, modus politik yang tidak lagi dengan tunai tapi dengan non tunai yaitu lewat setoranovo dan dana atau setoran ke ponsel warga yang dibidiknya. Cara nontunai ini memang efektif karena sifatnya lebih tertutup. Tapi bawaslu tidak kehilangan strategi untuk menekan pelanggaran ini.

Informasi lain yang diperoleh Bhirawa, kemungkinan akan terjadi pengkondisian masif untuk mengarahkan pilihan warga. Paslon yang modalnya kuat akan bermain di sektor ini tetapi tetap beresiko bila sampai ketahuan. (hds)

Tags: