Kecewa Jalan Rusak, Warga Dusun Bantengan Sidoarjo Tanam Pohon Pisang di Jalan

Sidoarjo, Bhirawa.
Kondisi jalan rusak di Dusun Bantengan, Desa Barengkrajan. Kecamatan Krian, dikeluhkan warga karena lambatnya Pemkab Sidoarjo melakukan perbaikan. Jalan penuh dengan lubang itu vital merupakan jalan penghubung Desa Barengkrajan – Sidorejo – Tempel itu tak kunjung ada perbaikan.

Jalan desa itu cukup tinggi volume kendaraan yang lewat. Armada truk dengan material sirtu untuk menguruk kawasan perumahan memperparah keadaan. Kerusakan bertambah parah.

Menurut Amrizal, warga Tempel, kerusakan jalan itu warga sangat mengkuatirkan. “Jadi takut jatuh saking banyaknya lubang. apalagi jika lubang lubang tersebut tertutup oleh genangan air hujan,” ujarnya.

Warga yang geram, merespon dengan menanam pohon pisang di tengah tengah jalan tersebut sebagai bentuk protes kepada pihak terkait.

Di konfirmasi Kepala Desa setempat, Asmono mengatakan “selama ini kami sudah melakukan usulan kepada pihak Dinas PU Bina Marga dan Sumber Daya Air (PUBMSDA) agar segera melakukan perbaikan, mengingat sangat tingginya aktifitas warga yang melintasi jalan tersebut”, kata Asmono.

Kondisi jalan tersebut, di jelaskan oleh Asmono tidak memiliki saluran yang memadai. Selain itu di wilayah tersebut elevasi jalan memang paling rendah, sehingga bila musim hujan terjadi genangan air yang dapat merusak jalan.

Pada tahun anggaran 2019 kata Kades Barengkrajan dirinya sudah di panggil Dinas, terkait peningkatan ruas jalan Sidorejo – Barengkrajan yang akan segera di realisasi. Namun dengan adanya Pademi Covid-19 proyek tersebut belum dapat terealisasi.

“Kami meminta agar Pemerintah Kabupaten Sidoarjo yang terkait menangani permasalahan jalan, untuk segera memperioritaskan rencana sebelumnya. Mengingat kondisi warga yang sangat membutuhkan akses jalan tersebut. Menurutnya jalan itu bukan hanya tanggung jawab Pemerintahan Desa Barengkerajan saja, karena merupakan jalan ruas penghubung ke beberapa Desa.

Karena peningkatan jalan belum terealisasi di tahun 2020 ini, maka dilakukan penanganan darurat berupa pengurukan yang dilakukan secara swadaya sebanyak tiga kali. Karena faktor hujan, maka urukan tersebut terkikis oleh genangan. (hds)

Tags: