Polrestabes Surabaya Amankan Polisi Gadungan

fotoPolrestabe Surabaya, Bhirawa
Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polrestabes Surabaya, berhasil mengamankan Kusnadi (62) warga Menganti, Gresik, yang menyamar sebagai anggota polisi gadungan. Kelakuan Kusnadi ini dilakukan untuk mendapatkan keuntungan.
Adapun modus yang dilakukan Kusnadi yakni, dirinya melontarkan isu penculikan terhadap anak-anak yang akan dijadikan tumbal pembangunan tol Surabaya-Mojokerto (Sumo). Setelah memberitahukan hal tersebut, Kusnadi berhasil membujuk para korbannya yang memberikan uang sebagai imbalan atas informasi yang diberitahukannya.
Pria paruh baya yang kesehariannya sebagai tukang pijat ini, nekat membeli seragam Polisi di daerah Gembongan untuk melancarkan aksinya. Sementara untuk atributnya, Kusnadi membelinya di daerah Wonokromo dengan modal secara keseluruhan Rp 80 ribu.
Setelah berhasil mendapatkan seragam dan atribut Polisi, Kusnadi pun mendatangi beberapa sekolah di daerah Surabaya Barat. Adapun sekolah-sekolah yang menjadi sasaran dari pelaku, yakni SDN 6 Manukan, SD Muhammadiyah Manukan, dan dua Taman Kanak-kanak (TK) di daerah Manukan.
Kusnadi yang menggunakan seragam Polisi dengan pankat Ajun Inspektur Polisi Satu (Aiptu) mengganti nama menjadi Bambang Purnomo, dan mendatangi sekolah-sekolah untuk memberikan penjelasan tentang adanya penculikan anak-anak sebagai tumbal pembangunan tol Sumo. Dari penjelasan Kusnadi, pihak sekolah pun mempercayainya dan memberikan uang saku kepada pelaku.
Adapun uang saku yang diterima Kusnadi dari hasil bualannya yakni sebesar Rp 25 ribu sampai Rp 100 ribu. Total uang saku yang didapatkan Kusnadi, dengan mendatangi empat sekolah, sebesar Rp200 ribu. Selain mendatangi sekolah-sekolah, pelaku juga mendatangi pengusaha rongsokan besi tua, untuk meminta uang rokok.
Dengan memberikan surat rekomendasi, agar tidak ditilang oleh Polisi saat ada razia. Namun, dari tindakannya yang sudah dilakukan hampir lima bulan ini, diketahui oleh Satreskrim Polrestabes Surabaya. Sehingga, Kusnadi ditangkap di rumahnya yang berada di kawasan Menganti Gresik.
Kasat Reskrim Polrestabes Surabaya AKBP Sumaryono mengatakan, penangkapan terhadap pelaku ini karena adanya laporan dari pihak sekolah yang pernah didatangi oleh pelaku.  Dimana bahwa sekolahnya pernah didatangi anggota polisi dengan pangkat Aiptu, dan menjelaskan tentang penculikan anak.
“Usai mendapat laporan, kami pun melakukan penyelidikan. Memang benar, bahwa pelaku sudah menygaku sebagai anggota Sat Shabara Polrestabes Surabaya, untuk mendapatkan keuntungan,” jelas Kasat Reskrim, Minggu (28/9) di Mapolrestabes Surabaya.
Sementara Kusnadi menerangkan, dirinya nekat melakukan ini, lantaran pendapatannya sebagai tukang pijet kurang. Karenanya, dirinya menyamar sebagai anggota Polisi, untuk mendapatkan tambahan. “Saya tau kalau perbuatannya salah. Namun bagaimana, keadaan yang membuatnya seperti ini. Karenanya,saya pasrah dengan hukuman yang dijatuhkan,” ungkap kakek lima cucu ini.
Mengenai isu penculikan yang disampaikan kepada sekolah-sekolah yang didatangi. Kusnadi menerangkan, memang benar ada kejadian itu. Namun di daerah lain, yakni di Balongbendo. Ini terbukti, dengan adanya berita yang dibuka pihak sekolah melalui internet. “Saya menjelaskan penculikan anak ini tidak bohong, dan memang benar,” ungkapnya.
Dari tangannya, petugas mengamankan seragam dan atribut Polri, serta motor Suzuki Smash L 2220 HE yang digunakan sebagai saran. Sementara untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya, tersangka dijerat pasal berlapis yakni 378 KUHP dan pasal 228 KUHP dengan ancaman hukuman 6 tahun penjara. [bed]

Tags: