Posisi Wartawan Kota Madiun Jadi Perdebatan di HUT RI

Tampak Staf Ahli Wali Kota Madiun bidang Pemerintahan, Drs. Eddy Hermmayanto (kanan) dan Kabag Humas dan Protokol Pemkot Madiun, Drs. Misdi, M.Si saat jumpa pers di ruang 13 Pemkot Madiun, Selasa (9/8). [sudarno/bhirawa]

Tampak Staf Ahli Wali Kota Madiun bidang Pemerintahan, Drs. Eddy Hermmayanto (kanan) dan Kabag Humas dan Protokol Pemkot Madiun, Drs. Misdi, M.Si saat jumpa pers di ruang 13 Pemkot Madiun, Selasa (9/8). [sudarno/bhirawa]

Kota Madiun, Bhirawa
Wartawan, khususnya fotografer, membutuhkan tempat yang khusus dan tepat pada saat mengambil gambar upacara memperingati HUT RI Ke 71 nanti. Namun yang jadi kendala, pada saat mengambil gambar moment yang dianggap tepat, terkadang ada beberapa anggota keluarga Paskibra (pasukan pengibar bendera) yang tiba-tiba ikut ‘ndusel’ untuk memotret dengan handphone.
Hal inilah yang menjadi perdebatan dalam rapat antara Humas dan Protokol Setda Kota Madiun dengan para wartawan yang bertugas di Kota Madiun, di ruang 13 Pemkot Madiun, dengan tema “Layout Upacara Peringatan HUT RI Ke 71”, Selasa (9/8).
Wartawan koran harian Bhirawa, Sudarno, menilai, hal yang wajar jika ada salah satu anggota keluarga Paskibraka yang ingin mengambil gambar putra-putrinya. Apalagi jika putra-putrinya bertugas sebagai petugas pembawa bendera atau yang menaikkan bendera. “Ya wajarlah kalau seperti itu. Mereka juga ingin mengabadikan putra-putrinya,” kata Sudarno.
Hal senada juga disampaikan Staf Ahli Wali Kota Madiun, Bidang Pemerintahan, Drs. Eddy Hermayanto. Menurutnya, anggota Paskibraka hanya dipilih satu kali. “Jadi itu mungkin alasan keluarga mengapa kemudian mengambil gambar. Mereka bangga dengan putra-putrinya,” kata Eddy Hermayanto.
Namun beberapa wartawan, khususnya fotografer, keberatan dengan hadirnya beberapa anggota keluarga di ring para wartawan yang sedang mengambil gambar saat upacara berlangsung. “Pengalaman tahun lalu, mereka tiba-tiba ‘ndusel-ndusel’ di ring wartawan ikut mengambil gambar. Ini mengangguu kerja kita,” kata wartawan harian Memorandum Kediri, Adi Saputra. [dar]

Tags: