Pramuka Jatim Wajib Terapkan Pembelajaran Aktif

3-tamDindik Jatim, Bhirawa
Praja muda karana (Pramuka), telah ditetapkan sebagai ekstrakurikuler wajib seiring pemberlakuan Kurikulum 2013 lalu. Meski telah berlaku serentak, namun pembinaan masih terus berlangsung. Khususnya bagi pembina Pramuka yang dituntut untuk melaksanakan pembelajaran aktif.
Oleh Kepala Pusat Pendidikan Kepramukaan Kwartir Daerah Jatim Suyatno dikatakan, pembelajaran pramuka tidak dapat disamakan dengan pembelajaran di kelas pada umumnya. Sebab, seorang pembina harus paham bahwa pramuka memiliki keunikan tersendiri dalam membangun pendidikan karakter anak.
“Pramuka itu unik, pembelajarannya tidak bisa dilakukan hanya melalui tatap muka di kelas. Melainkan harus di lapangan, memahami lingkungan secara langsung dan mengidentifikasinya,” tutur Suyatno saat mengikuti Latihan Pendidikan Karakter Kepramukaan dan Palang Merah Remaja (PMR) di Hotel Batu Suki, Rabu (29/10).
Sejauh ini, payung hukum mengenai pramuka sebagai ekstrakurikuler wajib masih bersifat sangat umum. Hanya berupa permen dan belum menyentuh sampai pada implementasi riil di sekolah. Karena itu, Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim dan Pramuka Kwarda Jatim berinisiatif melatih para Pembina sekaligus pengurus Pramuka di sekolah untuk membeber secara detil aksi-aksi kepramukaan yang sesuai dengan kebutuhan pendidikan karakter.
“Kita akan melatih guru dan pengurus Pramuka dengan mem-break down program-program kepramukaan secara aplikatif. Karena keutamaan dalam Pramuka adalah learning by doing,” tutur dosen Universitas Negeri Surabaya (Unesa) itu.
Sementara itu, Kepala Dindik Jatim Dr Harun MSi mengatakan kegiatan Pramuka dan PMR menjadi pilihan tepat dalam mendukung pendidikan karakter pengembangan sikap, pengetahuan dan keterampilan. Harun juga membenarkan bahwa pelaksanaan Pramuka dan PMR  yang terbaik adalah dilakukan di luar lingkungan sekolah dan keluarga. Ini akan berdampak pada pembentukan karakter disiplin dan bertanggung jawab.
Kabid Pendidikan Menengah Pertama dan Menengah Atas (PMP-PMA) Drs Bambang Sudarto mengatakan, dalam latihan tersebut sedikitnya ada 262 siswa dan guru jenjang SMP dan SMA yang terlibat. Mereka datang dari 13 kabupaten/kota di Jatim dan dilatih untuk menguasai pengelolaan dan pembelajaran kepramukaan di sekolah. Selain itu, para peserta yang ikut dapat membentuk gugus depan di wilayah masing-masing. “Dengan dipertemukannya pengurus Pramuka antarsekolah ini, secara otomatis akan menjadi ruang untuk saling berbagi gagasan,” tutur Bambang. [tam]

Keterangan Foto : Kabid PMP -PMA Bambang Sudarto Msi memberi semangat para peserta latihan pendidikan karakter kepramukaan dan PMR. [adit hananta utama/ bhirawa]

Tags: