Prancis Tawarkan Bea Siswa SMK di Jatim

Kepala Dindik Jatim Dr Syaiful Rahman menerima tamu dari kedutaan besar Prancis dalam rangka penawaran program beasiswa. [adit hananta utama/bhirawa]

Kepala Dindik Jatim Dr Syaiful Rahman menerima tamu dari kedutaan besar Prancis dalam rangka penawaran program beasiswa. [adit hananta utama/bhirawa]

Dindik Jatim, Bhirawa
Dunia internasional kembali melirik lulusan SMK di Jatim. Setelah Jerman, kali ini tawaran datang dari Keduataan Besar Prancis. Mereka menginginkan terciptanya kerjasama pada beberapa bidang keahlian yang dikembangkan di bawah pendidikan kejuruan.
Keingininan tersebut diungkapkan Technical Vocational Education and Training French – Indonesia Cooperation, Thierry Lextrait saat mendatangi Dinas Pendidikan (Dindik) Jatim, Kamis (25/6) kemarin. Lextrait menuturkan niatnya untuk memulai kerjasama dalam pengembangan pendidikan kejuruan. Salah satunya ialah program exchange dan beasiswa program keahlian untuk lulusan SMK.
“Kami ingin bisa melihat secara langsung bagaimana pembelajaran SMK di Jatim. Mulai dari kurikulumnya, guru, dan implementasi pembelajarannya,” tutur Lextrait. Beberapa bidang keahlian yang ingin dipelajari ialah, kemaritiman, pariwisata, teknologi, pertanian dan industri.
Lextrait mengakui, alasannya memilih Jatim lantaran program pendidikan kejuruannya yang telah berkembang signifikan. Diantaranya perluasan akses pendidikan kejuruan dengan memperbanyak jumlah SMK dibanding SMA dengan perbandingan 70 : 30. Selain itu, Jatim merupakan salah satu provinsi yang selalu getol melakukan percepatan sertifikasi lulusan SMK.
“Karena itu pula, kita menawarkan beasiswa bagi lulusan SMK,” kata dia. Beasiswa ini, diungkapkan Lextrait, dilaksanakan selama dua tahun belajar di Prancis. Program ini setara dengan Diploma III (D-3) di Indonesia. Seluruh biaya pendidikan akan ditanggung pemerintah Prancis. “Tahun ini kita sudah mulai dengan Kemendikbud. Tapi baru delapan siswa SMK yang ikut. Enam diantaranya dari Jatim,” kata dia.
Kepala Dindik Jatim Dr Syaiful Rahman langsung merespon positif tawaran ini. Pihaknya bahkan meminta penambahan bidang keahlian dalam kerjasama ini. “Kami ingin ada kerjasama di bidang keahlian tata busana. Karena Prancis ini dikenal dengan negara mode yang sudah mendunia,” tuturnya.
Di samping itu, Syaiful juga meminta dilakukannya joint meeting vocation di Prancis. Ini untuk membahas standarisasi pendidikan kejuruan agar tidak hanya standar Prancis, melainkan berstandar Eropa. “Kita ingin mereka yang dikirim mengikuti program beasiswa selama dua tahun itu sekaligus siap bekerja di Prancis,” tutur dia.
Kabid Dikmenjur Dindik Jatim Hudiyono menambahkan, melalui Direktorat SMK Kemendikbud, saat ini tengah disiapkan delapan pelajar yang akan mengikuti program ini ke Prancis. Enam diantaranya merupakan siswa dari Jatim. Dua siswa dari SMK PGRI 3 Malang, satu dari SMKN 2 Surabaya, satu dari SMK Muhammadiyah 7 Gondanglegi, dan dua siswa dari SMKN 2 Proboliggo. “Ini baru percobaan antara Kemendibud dengan Prancis. Jika kerjasama ini kita kembangkan antara Jatim lengsung dengan Prancis, maka peluangnya akan lebih besar,” tutur dia. [tam]

Tags: