Prihatin Nasib Bangsa, Warga Bangil Upacara HUT RI di Lumpur

Warga Dusun Satak Kelurahan Kersikan Kecamatan Bangil lomba memanah foto koruptor dalam peringatan HUT RI ke-69, Minggu (17/8) sore.

Warga Dusun Satak Kelurahan Kersikan Kecamatan Bangil lomba memanah foto koruptor dalam peringatan HUT RI ke-69, Minggu (17/8) sore.

Pasuruan, Bhirawa
Prihatin dengan nasib bangsa Indonesia yang tak kunjung selesai didera berbagai masalah, puluhan warga Dusun Satak Kelurahan Kersikan Kecamatan Bangil menggelar upacara Kemerdekaan RI ke-69  di atas lumpur dari sebuah lahan persawahan setempat.
Meski menggelar upacara di atas lumpur, namun upacara Kemerdekaan RI tersebut berjalan dengan khidmat. Upacara ala rakyat sengaja digelar Minggu (17/8) sore hari sekitar pukul 15.00 karena pagi hari mereka masih harus bekerja ke sawah maupun ke ladang.
Tokoh warga Dusun Satak mengatakan upacara di atas lumpur dari atas lahan persawahan adalah bentuk keprihatinan akan nasib bangsa yang makin jauh dari arti kesejahteraan. Mereka berharap kemerdekaan Indonesia ke-69 bisa menjadi titik balik agar berbagai permasalahan bangsa dapat terselesaikan untuk menuju kesejahteraan masyarakat.
“Para pejabat maupun politisi tak peka terhadap permasalahan rakyat. Justru mereka memanfaatkan posisinya untuk berlomba-lomba memperkaya diri sendiri dan melanggengkan kekuasaan. Makanya, masalah-masalah mulai kemiskinan, banjir, kekeringan hingga korupsi yang kian merajalela tidak pernah terselesaikan hingga akhir hayat,” kata M Muslim, tokoh warga setempat.
Usai upacara, puluhan warga melanjutkan dengan berbagai lomba, di antaranya lomba memanah para koruptor. Ada tiga foto koruptor yang dijadikan sasaran bidik panah. Ketiga koruptor itu adalah Anas Urbaningrum, Akil Muchtar dan M Nazarudin. “Kami sangat geram dan jengkel dengan para koruptor itu. Seharusnya mereka menyejahterakan rakyat karena ada amanat dari kedudukannya. Tapi mereka melenggang ke senayan hanya untuk memperkaya diri sendiri. Yang memiliki kedudukan, juga memanfaatkan posisinya untuk memperkaya diri. Karenaya, tiga foto mereka kami jadi sasaran panah,” kata Muslim.
Pantauan di lokasi saat panitia akan membuka lomba memanah untuk koruptor, puluhan warga langsung berebut untuk menunjukkan uji kemampuan memanahnya. Saking banyaknya, peserta lomba harus rela mengantri. Kebanyakan mereka berebut uji kemampuan ini lantaran jengkel dengan para koruptor. Dengan semangatnya, wajah-wajah koruptor dibidik hingga tertembus panah.  “Sebelumnya kami hanya mengumpat dalam hati di saat mereka memakan uang rakyat. Mumpung sekarang ada kesempatan, langsung saja saya memanah sekencang mungkin wajah-wajah sang koruptor itu, biar mereka tahu rasa. Yang atas hidup bermewah-mewah, sementara mayoritas rakyat hidup susah,” kata Mustofa, salah satu peserta lomba memanah koruptor . [hil]

Tags: