Prioritaskan Perbaikan Infrastrukstur Paska Bencana

Maryoto Birowo

Tulungagung, Bhirawa
Pemkab Tulungagung akan memprioritaskan perbaikan infrastruktur pasca bencana alam yang melanda Tulungagung beberapa waktu lalu. Selain juga di bidang pendidikan dan kesehatan.
Demikian diungkapkan Plt Bupati Tulungagung, Drs Maryoto Birowo MM, seusai menghadiri Musyawarah Rencana Pembangunan (Musrenbang ) Kabupaten Tulungagung 2019 di Hotel Crown Victoria Tulungagung, Kamis (14/3).
“Baru-baru ini kan terjadi bencana alam seperti puting beliung dan banjir. Perbaikan infrastruktur yang rusak akibat bencana alam tersebut menjadi prioritas dan harapannya masyarakat terlayani dengan baik,” ujarnya.
Akibat bencana alam yang terjadi di Tulungagung, sebagian rumah warga rusak akibat angin puting beliung. Bahkan banjir yang kemudian juga melanda Tulungagung membuat sejumlah jalan beraspal di Tulungagung menjadi rusak.
Maryoto juga menyebut pembangunan jalan lintas selatan (JLS) akan terus berlangsung pada tahun 2019. Ia membeberkan pada tahun ini jalur JLS antara Kabupaten Tulungagung dan Kabupaten Trenggalek akan segera tersambung.
“Ada penambahan 7,7 km untuk pembangunan JLS yang sudah memasuki proses lelang. Pembangunannya antara Klatak (Tulungagung) menuju perbatasan Trenggalek. Nanti tahun 2020 sudah terkoneksi antara Tulungagung, Trenggalek dan Pacitan,” paparnya.
Sedang soal sebagian warga Dusun Purwodadi Desa Tanen Kecamatan Rejotangan yang beberapa tahun lalu menjadi korban tanah bergerak, menurut Maryoto Birowo, saat ini juga menjadi perhatian Pemkab Tulungagung. Ia berencana akan mendatangkan tenaga ahli geologi untuk melakukan pemnatauan dan penelitian di tempat tersebut.
“Nanti dilihat apakah pergerseran tanahnya sama dengan yang pernah terjadi juga di Kecamatan Kalidawir barat. Kita dalami dulu,” tuturnya.
Menurut Maryoto Birowo, jika kemudian hasil kajian dari ahli geologi daerah tanah retakan berbahaya maka warga setempat harus dievakuasi.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tulungagung, Surotp SSos MSi, terkait warga yang tetap tinggal di daerah retakan tanah di Dusun Puwodadi Desa Tanen Kecamatan Rejotangan, menyatakan Pemkab Tulungagung sudah berupaya untuk mencari solusi. Tetapi warga belum mau menerimanya.
“Kejadian retakan tanah itu sudah terjadi sejak tahun 2011 lalu. Sudah ada pendekatan dari kepala desa setempat dan BPBD Tulungagung. Tetapi warga masih belum mau menerima solusi yang kami tawarkan,” katanya.
Suroto menandaskan beberapa upaya yang dilakukan Pemkab Tulungagung di antaranya tawaran transmigrasi dan tukar guling rumah bagi 14 kepala keluarga terdampak langsung tidak mendapat sambutan yang positif. “Warga menolak. Anak-anak dan saudara mereka tidak memperbolehkan. Mereka masih ngeman rumahnya,” tuturnya.
Menjawab pertanyaan, Suroto menjelaskan di lokasi tanah bergerak di Desa Tanen tersebut sudah tidak dapat dipergunakan sebagai kawasan perumahan. Masalahnya, tanah di tempat itu mengandung kaolin yang rentan dan mudah retak.
“Kami sudah mengimbau agar warga tidak menempati daerah retakan tanah. Di sana bisanya untuk usaha genteng karena mengandung kaolin,” ucapnya. [wed]

Tags: