Proyek Drainase Ancam Keindahan Terumbu Karang Wisata Pasput

Pegiat LSM Indonesia Green Agung Hariyanto dan Moh Rauf saat mengunjungi lokasi pembangunan drainase yang mengancam terumbu karang di laut wisata bahari Pasir Putih. [sawawi/bhirawa].

Situbondo, Bhirawa
Sebuah proyek pengerjaan saluran air (drainase) di dekat wisata bahari Pasir Putih ditengarai dapat mengancam keberadaan terumbu karang di dasar laut setempat. Bahkan jika dibiarkan, terumbu karang yang menjadi idola para penyelam mancanegara itu bakal terancam punah dari indahnya ekosistem laut di Pasir Putih Situbondo. Penilaian itu dipaparkan pimpinan LSM Indonesia Green Situbondo, Agung Hariayanto, Minggu (13/5).
Menurut Agung, keberadaan terumbu karang yang juga bagian dari destinasi wisata Bahari Pasir Putih Situbondo, bakal terancam rusak dan punah jika proyek pengerjaan drainase itu dilanjutkan karena aliran air dibuang ke laut setempat. Selain itu, kata Agung, Pasir Putih sebagai ikon wisata unggulan akan terganggu dengan rusaknya eksositem laut tersebut. “Otomatis akan berdampak pada okupansi kunjungan wisata di lokasi Pasir Putih, jika saluran itu dibuang kelaut. Karena ekosistem terumbu karangnya akan mati,” papar Agung.
Masih kata Agung, dari hasil pengamatan lembaganya saat mengunjungi proyek kemarin ternyata pelaksana belum mengantongi amdal (antisipasi mengenai dampak lingkungan) sehingga bakal berakibat rusaknya terumbu karang di kawasan pasir Putih saat hujan dan banjir datang. “Kan saluran itu membawa lumpur sehingga dampaknya terumbu karang akan mati. Padahal kini Situbondo sedang giat giatnya membangun wisata unggulan,” ungkap Agung.
Dari kunjungan lembaganya kemarin, lanjut Agung, pihak pelaksana proyek yang berkantor di Kabupaten Probolinggo itu berjanji akan mengajak elemen terkait untuk duduk bersama membahas keberatan tersebut dalam waktu dekat ini. Agung menyampaikan, agar proyek itu dihentikan sementara sampai ada kajian amdal karena pembuangan air berdekatan dengan konservasi terumbu karang. “Sebab disini juga menjadi pusat wisata diving dan ikon pariwisata untuk lingungan hidup,” tandas Agung.
Disisi lain, Wakil Ketua Komisi II DPRD Kabupaten Situbondo, Hadi Priyanto, mengakui pihaknya sudah meminta Pemkab Situbondo untuk memberhentikan pelaksanaan pekerjaan pembuatan drainase yang mengarah bagi rusaknya biota laut dan terumbu karang di Pasir Putih. “Karena dapat merusak ekosistem laut, kami (Komisi II) meminta pekerjaan proyek itu harus dikaji ulang dahulu agar tidak menimbulkan masalah baru. Pasalnya proyek saluran pembuangan air itu seharusnya dilakukan kajian secara matang,” ungkap politisi Partai Demokrat itu.
Sementara itu, Direktur Perusda Pasir Putih Situbondo, Danial Maulana, menerangkan sejak awal pengerjaan proyek pembangunan saluran air itu, sudah menyampaikan keberatan karena berdampak negatif terhadap lingkungan di area wisata Bahari Pasir Putih. “Kami dari awal sudah melayangkan keberatan atas proyek drainase yang menuju ke laut wisata Pasir Putih. Kami masih akan menggelar rapat bersama Bupati dan Wakil Bupati, untuk mencari solusi dengan Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VIII,” aku Danial. [awi]

Tags: