PS Sidoarjo Komitmen Jadi Penggerak Penyelenggara Pendidikan

Kepala Dikbud Sidoarjo Asrofi saat membuka Raker APSI Kabupaten Sidoarjo 2021. [achmad suprayogi]

Sidoarjo, Bhirawa
Para Pengawas Sekolah (PS) di Kabupaten Sidoarjo yang tergabung dalam APSI (Asosiasi Pengawas Seluruh Indonesia) berkomitmen menjadi penggerak penyelenggaraan pendidikan yang lebih baik. Niat baik ini diusung pada Raker (Rapat Kerja) APSI Kabupaten Sidoarjo 2021.
Raker yang mengusung tema Optimalisasi Kinerja Pengawas Sekolah Berbasis Digital untuk Mewujudkan Pengelolaan Sekolah Efektif dan Transformasi Ekosistem Pendidikan ini, diikuti para PS se-Kabupaten Sidoarjo. Raker Dibuka Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sidoarjo, Drs Ec Asrofi MM MH di dampingi Ketua APSI Kabupaten Sidoarjo, Drs H Abdul Mukhlis MM.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Kabupaten Sidoarjo, Asrofi mengingatkan, peran PS dalam rangka percepatan mutu pendidikan di Sidoarjo tak boleh stagnan (tetap), tapi harus bergerak mengikuti perkembangan yang ada.
“Saya harapkan ide – ide baru muncul dari bapak – bapak dan ibu – ibu PS. Program Merdeka Belajar sudah masuk episode ketujuh. Yang terakhir adalah Program Sekolah Penggerak Kabupaten Sidoarjo, termasuk salah satunya di Jawa Timur,” katanya sembari mengingatkan tentang jaminan tersedianya jaringan internet untuk pembelajaran Daring pada masa pandemi Covid-19.
Asrofi juga mengajak para PS untuk terus meningkatkan kinerjanya. Diantaranya membimbing penyusunan RKS/RKAS, BOS Daerah, dan BOS Reguler. Sebab sekarang ada ketentuan fleksibilitas penggunaan anggaran sekolah. Ini mohon diperhatikan dan dilaksanakan dengan baik dan benar,”ujarnya Sabtu (20/2).
Asrofi mengingatkan, Program Sekolah Penggerak agar benar – benar dilaksanakan. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan dan Kurikulum 2013. Belajar bisa dilakukan dimana saja, kapan saja, dan bagaimanapun keadaannya. Sebab pendidikan tidak terbatas di dalam sekolah, tapi juga bisa dilakukan di luar sekolah.
Pada masa pandemi Covid 19 ini pembelajaran dilakukan secara Daring. Jika kedepannya menjadi sekolah digital, bukan berarti guru dan murid sehari – hari hanya berhadapan dengan piranti – piranti IT saja. Namun, para siswa juga harus dihadapkan kepada kehidupan nyata. Maka perlu pembelajaran berbasis projek dan berbasis Problem Solving (penyelesaian masalah). Bagi peserta didik bisa bermanfaat untuk dirinya, keluarganya, dan masyarakat sekitarnya.
“Jadi, pengembangan keahlian peserta didik harus dilakukan sesuai dengan bakat dan minatnya. Mungkin ada sebagian yang mempunyai potensi akademis yang kuat, ini juga harus dikembangkan. Mereka diharapkan bisa menjadi pemikir dan ilmuwan, meskipun mungkin jumlahnya terbatas. Mohon di semua sekolah diadakan unit kelompok sains yang dibina para guru sains,” harap Asrofi.
Ketua APSI Kabupaten Sidoarjo, Abdul Mukhlis juga menambahkan, PS rata – rata berusia di atas 50 tahun. Meksipun demikian tetap dituntut untuk belajar lagi tentang IT. Terbukti, pada pandemi Covid 19 antara tahun 2020 – 2021, kompetensi pembelajaran online dan aplikasinya sangatlah bermanfaat. ”Yang juga penting, harus bersinergi dengan semua stake holder yang ada. Penggeraknya adalah para PS,” katanya. [ach]

Tags: