PT Garam (Persero) Targetkan Produksi Garam Tahun Ini Meningkat

Petani garam di Madura.

Sumenep, Bhirawa
Target produksi garam di PT Garam (Persero) pada masa produksi tahun 2019 mencapai 450 ribu ton. Target itu meningkat dibanding tahun 2018 yang hanya 300 ribu ton semusim. Naiknya target produkai garam itu lantaran musim kemarau tahun ini lebih bagus dibanding tahun lalu.
Direktur Utama PT Garam (Persero), Budi Sasongko mengatakan, pihaknya sengaja menaikkan target produksi garam. Karena, pada musim kemarau tahun ini diprediksi akan lebih panjang, sehingga akan lebih banyak waktu melakukan produksi garam. Hal itu diketahui setelah mendapatkan informasi cuaca dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kalianget.
“Target produksi garam tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu yakni mencapai 450 ribu ton. Sementata, pada tahun lalu hanya sekitar 300 ribu ton dan realisasinya melampauinya,” kata Budi Sasongko, Selasa (9/4).
Budi menyampaikan, dengan cuaca yang diprediksi lebih bagus, dipastikan akan menambah meningkatnya hasil produksi garam dan kualitasnya pun diprediksi akan lebih baik. Melihat kondisi cuaca saat ini, pada bulam Mei sudah bisa memulai masa produksi.
“Kalau bulan Mei ini lahan sudah kering, maka kami sudah bisa langsung berproduksi garam. Sedangkan saat ini kami baru mulai melepas air tua atau air sudah masuk ke lahan pegaraman. Kalau kondisi sudah memungkinkan, air tersebut langsung di produksi,” ujarnya.
Ia menegaskan, pada tahun lalu, target produksi garam di PT Garam yang mencapai 300 ribu ton, hingga akhir masa produksinya terealisasi sebanyak 325 ribu ton lebih atau melampaui target. “Kalau cuaca benar-benar sesuai prediksi, kami optimis realisasi produksi garam tahun ini akan lebih maksimal dibanding tahun lalu,” ucapnya.
Dengan pindahnya kantor pusat PT Garam ke Sumenep ini dipastikan akan lebih maksimal dalam peningkatan produksi garam. Sebab, dari ribuan hektar lahan yang digarap itu, lahan yang paling lebar berada di Sumenep yakni di Kecamatan Kalianget.
Lahan seluas 5.600 hektar itu, sebagian dikelola oleh PT Garam sendiri dan sebagain lainnya digarap oleh warga sekitar dengan ketentuan yang telah disepakati bersama. “Ada lahan yang memang digarap oleh warga dengan kesepakatan tertentu antara perusahaan dengan petani,” imbuhnya.
PT Garam (Persero) memiliki luas lahan sekitar 5.600 hektare. Lahan tersebut tersebar di Sumenep, Pamekasan, dan Sampang, serta di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Dari 5.600 hektare itu yang dimanfaatkan untuk produksi garam seluas 4.500 hektar. Sedangkan sisanya berupa fasilitas pendukung, seperti kantor, gudang, dan jalan. [sul]

Tags: