PT Pos Harus Jadi Backbone Logistik Nasional

Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf dan anggota Komisi VI DPR RI Rieke Dyah Pitaloka foto bersama dengan pengurus SPPI disela Munas ke-V SPPI di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.

Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf dan anggota Komisi VI DPR RI Rieke Dyah Pitaloka foto bersama dengan pengurus SPPI disela Munas ke-V SPPI di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya.

Pemprov, Bhirawa
Wakil Gubernur Jatim Drs H Saifullah Yusuf berharap PT Pos Indonesia bisa menjadi backbone logistik nasional dan segera berbenah untuk bisa mewujudkannya. Sebab kemajuan teknologi saat ini harus bisa membuat perubahan paradigma sehingga bisa melayani kebutuhan masyarakat modern.
“Semoga melalui musyawarah nasional ini mampu membawa ide-ide terbaru untuk memajukan perusahaan, karena jika perusahaan makin maju maka kesejahteraan karyawan akan otomatis meningkat,” kata Saifullah Yusuf, saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) ke-V Serikat Pekerja Pos Indonesia (SPPI) di Asrama Haji Sukolilo, Surabaya, Minggu (4/12) malam.
Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, juga mengapresiasi PT Pos Indonesia, meskipun perusahaan plat merah ini belum memberikan keuntungan besar. Namun masih membuktikan kepada khalayak bahwa ada 6 ribu karyawan yang diangkat sebagai karyawan di Pos Indonesia.
Padahal, perusahaan lain sedang terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK) secara besar-besaran. “Ada perusahaan lain yang melakukan PHK, tapi PT Pos Indonesia justru mengangkat ribuan karyawan. Ini salah satu perusahaan yang menginspirasi kami,” puji Gus Ipul.
Gus Ipul meminta agar serikat pekerja mampu meningkatkan kualitas dan produktivitas anggotanya melalui pelatihan ketrampilan. Menurutnya, buruh tidak bisa menuntut kesejahteraan jika tidak meningkatkan keterampilannya. “Kita berharap hal ini bisa disadari betul oleh serikat pekerja, serikat buruh. Organisasi itu bisa bekerja dengan baik kalau kondisinya seperti itu serta pemimpinnya juga sehat,” terangnya.
Mantan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal ini juga mengajak SPPI untuk memperkuat organisasi dan solidaritas. Sebab penguatan solidaritas antar pekerja akan mampu membentuk organisasi yang modern, sehingga bisa mensejahterakan anggotanya.
“Soliditas dan solidaritas dalam organisasi ini harus dibangun agar mampu menyuarakan kepentingan karyawan ke manajemen. Yang terpenting usahakan setiap pengambilan keputusan dilakukan melalui musyawarah mufakat,” katanya.
Ia menambahkan, para karyawan harus selalu menjaga hubungan baik dengan perusahaan, hubungan antara karyawan dan perusahaan adalah simbiosis mutualisme. Karyawan bisa bekerja karena ada perusahaan dan sebaliknya karyawan adalah aset perusahaan.
Dengan demikian diharapkan segala permasalahan yang terjadi bisa diselesaikan secara internal dan tidak sampai turun ke jalan (demo). “Salah satu indikator kesuksesan sebuah perusahaan yakni ketika terjadi masalah dengan karyawan tidak sampai tumpah ke jalan,” katanya.
Menurutnya, jika sampai terjadi demo maka akan merugikan banyak pihak serta menghabiskan energi bagi buruh sendiri, perusahaan, pemerintah maupun polisi. Pemerintah sering kali menerima demo buruh yang merasa diperlakukan tidak adil oleh perusahaan. Hal ini tentunya menunjukkan bahwa perusahaan gagal membina karyawan. “Karena hubungan baik antara karyawan dan perusahaan adalah sesuatu yang mutlak dan utama,” imbuhnya.
Sementara itu, Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Dyah Pitaloka menilai PT Pos punya peran besar dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Pemerintah harus memberikan perhatian dengan membuka peluang yang besar untuk eksistensi PT Pos. “Karena saya dengar di BPJS, misalnya, BPJS menggandeng PT Pos secara resmi, tapi ada perusahaan-perusahaan tertentu yang justru menikmati,” ujarnya. [iib]

Tags: