PT Semen Indonesia Bantu Pengembangan Desa Wisata

Kepala Biro Aktivitas Perusahaan Semen Indonesia Sigit Wahono tengah baju kotak, kanan Kepala Desa Pinge Drs I Made Denayasa

Gresik, Bhirawa
Potensi wisata desa yang kini tengah di galakan, untuk menumbuh kembangkan ekonomi rakyat dan pendapatan asli desa. Di sambut baik oleh
PT Semen Indonesia (SI) (Persero) Tbk, dengan turut berpastisipasi secara fisik pada infrastrukturnya.
Menurut Kepala Biro Aktivitas Perusahaan Semen Indonesia, Sigit Wahono, bahwa PT Semen Indonesia (SI) (Persero) Tbk. Sangat peduli dengan potensi desa, pada pelestarian cagar budaya dan pariwisata. Sebab bisa menjaga kelestarian juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sehingga tidak perlu untuk keluar desa.
“Bantuan beton poros di Desa Pinge sebagai Desa Wisata Pinge, Tabanan, Bali. Merupakan produk ramah lingkungan, sebab porous concrete atau beton poros dan flash concrete beton cepat kering. Pembuatanya dicor oleh Semen Indonesia di area gerbang selamat datang, area jalan dan Patung Gajah seluas total 225 meter persegi, serta flash concrete di area balkondes seluas 546 meter persegi. Dan produk unggulan Semen Indonesia ini, bisa menyerap air dengan cepat.”ujarnya.
Turut sertanya PT SI dalam membantu, adalah sebagai upaya ikut serta mendukung program pemerintah. Untuk itu, BUMN telah ikut bersinergi dengan empat BUMN. Ikut pelestarian pariwisata dan kebudayaan Indonesia, agar tetap terja dengan baik.
Ditambahkan Sigit Wahono, bahwa desa ini memiliki keunikan tersendiri, semua masih alami dan tradisional. Ditetapkan sebagai desa wisata pastinya harus tetap di jaga, dengan masyarakat bermata pencarian petani tentunya berdampak bagus untuh menambah ekonomi rakyat dan desa.
Sementara Kepala Desa Pinge Drs I Made Denayasa memgatakan, bahwa sekarang masih fokus untuk penambahan akses jalan yang digunakan khusus bersepeda. Sebagai tambahan fasilitas sebab penginapanya sudah ada, untuk lahanya sudah di siapkan. Juga
area Balkondes untuk res area parkir, juga wisata membopong, numbuk padi dan kuliner lokal.
Beberapa tambahan fasilitas tadi, diharapkan bisa menambah kedatangan pariwisata baik lokal, nasional dan luar negeri. “Kami juga fokus pada jaringan seluler, karena kondisi sekarang tidak stabil. Dan desa ini ditetapkan sebagai desa wisata oleh bupati pada tahun 2004, namun baru berjalan pada tahun 2010 dan diresmikan pada tahun 2016. “Ungkapnya. [kim]

Tags: