Pulang Wisata, Ratusan Pelajar SMPN di Kota Pasuruan Dicek Kesehatan

Satu persatu sepulang dari acara darmawisata Yogyakarta, ratusan siswa SMPN 4 Kota Pasuruan, guru hingga sopir dan kenek dicek kesehatannya, Senin (16/3). Ini sebagai antisipasi waspada Virus Corona. [hilmi husain]

Pasuruan, Bhirawa
Sebanyak 246 siswa SMPN 4 Kota Pasuruan, guru hingga sopir dan kenek dicek kesehatan usai pulang dari Yogyakarta. Upaya ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus corona.
Pantauan di lapangan, Senin (16/3) pukul 06.00 WIB, satu persatu sepulang dari wisata di Kota Yogyakarta, mereka diperiksa petugas dari Dinkes Kota Pasuruan di ruangan khusus. Pemeriksaan dimulai dari suhu tubuh, lidah dan tenggorokan.
Kaur Kesiswaan SMP 4, Bandrun menyampaikan, ratusan siswa melakukan darmawisata selama dua hari. Mereka harus menjalani tes sebelum pulang ke rumah. ”Kegiatan cek kesehatan ini merupakan intruksi dari Bapak Wali Kota Pasuruan. Setiap warga yang keluar dan masuk harus dicek kesehatan secara detail. Harapannya untuk mencegah penyebaran virus corona. Jadi, begitu rombongan darmawisata Yogyakarta datang, ada petugas dari Dinas Kesehatan langsung mengecek kesehatannya,” papar Bandrun.
Dokter Puskesmas Kebonagung Kota Pasuruan, Dr Dwinarti menjelaskan, pemeriksaan dilakukan untuk mengantisipasi gejala yang didapat dari daerah yang didatangi yakni Yogyakarta. ”Meski Yogyakarta bukan daerah terdapat Covid-19, tapi disana sudah ada yang suspect. Ini sebagai antisipasi kewaspadaan saja. Karena mereka habis darmawisata atau study tour ke Yogjakarta,” kata Dr Dwinarti.
Total yang mengikuti darmawisata ke Yogjakarta sebanyak 246 siswa serta 18 guru pendamping menggunakan lima Bus Pati. Para siswa berangkat ke Yogyakarta pada Jumat (13/3) malam dan kembali ke Kota Pasuruan pada Senin (16/3) pukul 06.00. Hasil pengecekan untuk memastikan kesehatan siswa, guru, serta sopir dan kenek dalam kondisi baik dan tak ada tanda – tanda yang mencurigakan.
Dr Dwinarti menghimbau kepada para siswa dan guru supaya terus menjaga daya tahan tubuhnya. Para guru juga diminta memantau siswanya, apabila ada yang mengalami gejala mencurigakan bisa segera melaporkan ke layanan fasilitas kesehatan.
“Selama 14 hari belajar di rumah dan kami menghimbau supaya siswa-siswi tidak pergi ke luar kota terlebih dahulu,” tegas Dr Dwinarti. [hil]

Tags: