Rasiyo Janji Permudah Permodalan Sopir Angkot

Calon Wali kota Surabaya Dr Rasiyo bersama sopir angkot saat menempel stiker one way bergambar Rasiyo-Lucy di kaca bagian belakang angkot di Terminal Joyoboyo,Senin (21/9).

Calon Wali kota Surabaya Dr Rasiyo bersama sopir angkot saat menempel stiker one way bergambar Rasiyo-Lucy di kaca bagian belakang angkot di Terminal Joyoboyo,Senin (21/9).

Surabaya, Bhirawa
Calon Wali kota asal Demokrat-PAM, Dr.Rasiyo berjanji akan membantu pembentukan dan pengembangan koperasi angkutan kota. Salah satu realisasi janji tersebut, Rasiyo menyatakn siap membantu penyaluran permodalan untuk koperasi dari Bank UMKM.
Janji tersebut diucapkan saat Rasiyo bersama rombonngan mengunjungi Terminal Joyoboyo untuk menempel stiker one way bergambar Rasiyo-Lucy di kaca bagian belakang angkot. Sedikitnya ada lima angkot dari berbagai jurusan yang ditempeli stiker. Antara lain, Lyn S, M, P, H4W, A4C, dan Lyn JTK. Untuk launching kali ini, ada 100 stiker yang ditempelkan di transportasi Kota. “Ini adalah bentuk komunikasi dan kepedulian yang selalu saya bangun dengan siapapun. Jadi tidak hanya dengan sopir lyn, tapi juga dengan warga masyarakat,” katanya, Senin (21/9).
Di percakapan dengan para sopir Lyn, Rasiyo langsung disambati sopir angkot, mereka mengeluhkan munculnya kebijakan pemerintah yang mewajibkan pemilik angkot untuk mengurus badan hukum (Koperasi).
Salah satu pilihannya berbentuk koperasi dengan empat wilayah pembagian kerja, yakni wilayah Surabaya Utara, Timur, Barat, dan Seletan. Angkot yang beroperasi di wilayah tersebut, wajib menjadi anggota koperasi sesuai wilayahnya.
Ketua Angkot H4W, Ronggo mengatakan, kebijakan itu karena kepemilikan angkot harus dibaliknamakan koperasi. Padahal, sebagian besar pemilik angkot menggunakan nama pribadi. “Kami khawatir jika dibaliknamakan koperasi, kemudian koperasinya hancur, kami bisa ikut-ikutan hancur,” Keluh Ronggo..
Dia mencontohkan, dulu pernah ada koperasi untuk sopir angkutan serba guna (Angguna). Nasibnya kini hancur. Sopir angkot pun tidak ingin bernasib sama dengan Angguna. “Anggota saya ada 160an, kami ingin Pak Rasiyo memperhatikan nasib kami dengan membatalkan kebijakan itu,” keluhnya.
Mendengar keluh kesah itu, Rasiyo akan mempelajarinya terlebih dahulu. Namun, pada prinsipnya badan hukum berbentuk koperasi harus mampu menyejahterakan anggotanya. “Koperasi itu bertujuan menyejahterakan anggota dan pengurusnya harus orang yang bertanggung jawab. Jangan malah menyusahkan anggota. Koperasinya sih oke, tapi jangan sampai mengurusnya itu atas nama koperasi,” jawab Rasiyo.
Paklik Rasiyo-begitu sebutannya menegaskan, bila kebijakan itu tidak bisa diubah, dirinya siap memberi kemudahan pinjaman di Bank UMKM Jatim terhadap koperasi milik sopir angkot. “Kalau saya terpilih jadi wali kota, saya siap memberikan kemudahan permodalan bagi sopir angkot,” kata pria yang juga menjabat Komisaris Utama Bank UMKM Jatim itu.
Disinggung rencana penambahan angkot, Rasiyo mengaku akan menolaknya. Sebab, saat ini jumlah angkot sudah mencukupi. Selain itu, jumlah penumpang semakin sedikit karena beralih ke kendaraan roda dua sebagai moda transportasi.
“Kalau penumpangnya berkurang lynnya ditambah, ini mateni rezeky. Jadi prinsipnya kalau saya diamanahi jadi Wali Kota, akan saya benahi yang sudah ada,” kata Dr Rasiyo yang saat ini masih menjabat sebagai Komisaris Utama Bank UMKM Jatim ini.
Sementara itu, Liaison Officer (LO) pasangan Rasiyo-Lucy Kurniasari, Didik Darmadi terlihat mendampingi Rasiyo mengatakan, dari total 6000 angkutan kota yang ada di seluruh Kota Surabaya menargetkan 50 persennya telah ditempeli stiker Rasiyo-Lucy. “Target 50 persen keatas atau lebih dari 3.000 jumlah angkot yang ada di Surabaya,” terang Didik.
Saat disinggung mengenai tudingan bahwa ia mencuri start kampanye, dengan tegas Rasiyo menolaknya, menurutnya ia hanya melakukan sosialisasi dan menyerap asipirasi warga Surabaya.
“Calon petahana lebih mencuri start dari pada saya. Setiap kegiatan melibatkan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah), itu lebih parah. Ditambah lagi masang gambar dimana-mana di setiap RW/RT. Bahkan gambar itu menunjukkan itu loh calon Wali Kota. Saya ini hanya komunikasi dengan mereka (sopir lyn),” katanya.

PDIP Tak Khawatir
PDIP tidak akan mempersoalkan pasangan calon (paslon) Rasiyo-Lucy Kurniasari yang telah mendahului terjun ke masyarakat. Paslon incumbent justru tetap berkonsentrasi menghabiskan masa jabatan yang berakhir Senin (28/9) mendatang.
Ketua DPC PDIP Surabaya Whisnu Sakti Buana mengatakan, untuk saat ini pihaknya tidak akan membicarakan soal kampanye atau apapun yang berkaitan dengan sosialisasi paslon ke masyarakat. Usai masa tugas Tri Rismaharini-Whisnu Sakti Buana sebagai walikota dan wakil walikota habis, kampanye bakal gencar dilakukan.  “Kami selesaikan amanah dulu, setelah itu semua kegiatan akan mengarah kepada Pilkada,” kata Whisnu saat ditemui di Rumah Dinas Wakil Walikota Surabaya.
Ia  menjelaskan, langkah paslon Rasiyo-Lucy yang diusung Partai Demokrat dan PAN tidak membuat PDIP khawatir. Bekal menjadi pemimpin Kota Surabaya selama lima tahun dianggap cukup untuk menandingi paslon Rasiyo-Lucy. Apalagi, berdasarkan rapat kerja cabang (Rakercab) DPC PDIP Surabaya tempo lalu, semuanya optimistis PDIP mampu meraih 93 persen suara.
Disinggung adakah kekhawatiran terhadap Rasiyo-Lucy, Whisnu justru khawatir paslon tersebut dinyatakan tidak memenuhi syarat (TMS) seperti pengalaman yang sudah-sudah. “Sebelum penetapan paslon, tidak ada yang kami khawatirkan. Justru kami khawatir mereka (Rasiyo-Lucy,red) TMS,” ungkap pria yang juga menjabat Wakil Wali Kota Surabaya ini.
Whisnu menegaskan, semua pihak yang bertarung dalam Pilkada Surabaya akan dirangkul supaya pelaksanaannya berjalan baik. Dia menyebut politik seperti seni. Keindahan seni itu tergantung dengan masing-masing individu yang mengambil bagian. “Perkara hasil kita serahkan kepada warga Surabaya,” kata dia.
Disinggung masalah harmonisasi hubunganya dengan Risma, Whisnu menganggap Risma sebagai ibunya sendiri. Risma yang menuntunnya menyelami birokrasi karena waktu itu masih baru di dunia pemerintahan. “Saat ini pembagian tugasnya jelas, bagian politik itu saya. Sementara Bu Risma fokus kepada kegiatan resmi pemerintahan dan menjalankan program,” tandasnya.
Karena fokus terhadap masalah politik, kata Whisnu, dirinya mendapat pesan penting dari Risma. “Pesan Bu Risma, jangan sekali-kali kita melakukan money politik atau membeli partai dengan mahar-mahar tertentu. Ini komitmen kami,” pungkas dia. [geh]

Tags: