BPBD-Forkopimka Kerja Bhakti Bersihkan Longsor

Longsor Putus Akses Jalan Tiris Probolinggo.

Kab.Probolinggo, Bhirawa
Setelah jalur Madakaripura terputus bencana longsor terusd menghujam kabupaten Probolinggo kali ini setelah sempat terputus dan tidak dapat dilalui kendaraan roda empat hingga beberapa waktu pasca tertutup material longsor, saat ini akses jalan Tiris di Desa Tiris Kecamatan Tiris kembali bisa dilalui. Normalnya akses jalan raya ini tidak lepas dari kerja keras dari para warga bersama relawan BPBD dan Forkopimka Tiris untuk membersihkan material longsor.
“Alhamdulillah, saat ini akses jalan ke Kecamatan Tiris dan sebaliknya yang sempatĀ  tertutup material longsor sudah dapat dilalui, baik untuk kendaraaan roda dua maupun roda empat. Semua ini berkat kekompakan warga dan petugas bergotong royong untuk membersihkan jalan dan bantuan BPBD dan Dinas PUPR,” ujar Camat Tiris Roby Siswanto, Kamis (6/4).
Menurut Roby, selain menggunakan peralatan manual, dalam gotong royong pembersihan material longsor tersebut pihaknya mendapatkan bantuan alat berat dari BPBD dan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Probolinggo. Hal ini dilakukan karena tumpukan material longsor cukup tebal dan panjang.
Hari ini rencananya kami masih akan terus melakukan pembersihan lokasi bekas longsor. Oleh karena itu, kami mengharapkan alat berat DPUPR (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang) masih standby di Kecamatan Tiris beberapa hari. Karena dikhawatirkan ada longsor susulan, mengingat hujan masih tinggi di kawasan Tiris,” harapnya.
Dilanda hujan deras melanda wilayah Kecamatan Tiris sejak Senin 3/4 siang hingga berita ini diturunkan, mengakibatkan tebing di Desa Tiris, Kecamatan Tiris, mengalami longsor. Akibatnya, akses jalan dari Kecamatan Tiris menuju sejumlah kecamatan terputus.
Berdasarkan pantauan Bhirawa, titik longsor ini berada utara lapangan Tiris, persis di tikungan utara kantor Kecamatan Tiris. Sebelum kejadian longsor, hujan dengan curah yang sangat tinggi melanda kawasan tersebut. Curah hujan yang sangat tinggi dan ditambah kondisi tanah yang labil, membuat tebing dengan ketinggian sekitar 25 meter ambrol. Beruntung saat kejadian tak ada pemakaian jalan yang melintas. Meski begitu, longsor yang terjadi sekitar pukul 17.00 itu, nyaris menimpa sebuah warung, rumah dan mushola yang berada di seberang jalan.
Material longsor itu, hanya beberapa sentimeter saja dari dinding bangunan itu. Untuk saat ini hanya kendaraan roda dua yang dapat melintas, karena oleh warga sebagian material longsor disingkirkan, roda empat bisa namun harus berhati-hati, kuatir akan terjadi longsor susulan.
Jalur ini sangat vital bagi akses transportasi masyarakat Tiris. Pasalnya, jalan ini satu-satu akses menuju Kecamatan Krucil dan Gading atau menuju Kota Kraksaan. Agar bisa ke Kota Kraksaan, warga harus memutar belasan kilometer melalui jalur Desa Ranugedang ke arah Desa Klenang Kidul, Kecamatan Maron.
Tak hanya material longsor yang menyulitkan, hujan lebat yang melanda kawasan itu, juga mengganggu proses pembersihan material. Setelah lebih enam jam berjibaku dengan lumpur, warga dan petugas akhirnya sukses menyingkirkan tanah longsoran.
Agar kejadian longsor tidak terulang kembali, akan mengusulkan pembangunan dinding penahan tebing. Bangunan permanen itu, menurutnya sangat dibutuhkan di titik tertentu. “Sementara dibeberapa titik sudah ada bangunan sementara untuk menahan longsor. Dinding penahan tebing sangat dibutuhkan, hanya biayanya memang cukup besar. Tapi bisa dilakukan secara bertahap,” tambahnya. [wap]

Tags: