Reruntuhan Tempat Ibadah Era Kuno Ditemukan Di Rejoagung Ngoro Jombang

Struktur bata kuno yang merupakan sebuah reruntuhan bangunan peribadatan era kuno yang ditemukan warga di Dusun Ngrembang, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang saat dikunjungi petugas dari BPCB Jatim dan Disdikbud Kabupaten Jombang, Senin sore (16/12).

Jombang, Bhirawa
Sebuah bangunan berupa struktur bata kuno yang merupakan reruntuhan sebuah tempat peribadatan kuno ditemukan warga di Dusun Ngrembang, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang. Reruntuhan bangunan itu ditemukan di sebuah lahan persawahan yang ditanami Tanaman Tebu di dusun setempat.
Petugas dari Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur (Jatim) yang datang ke lokasi bersama petugas dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, Senin sore (16/12) memastikan bangunan yang ditemukan warga tersebut merupakan sebuah reruntuhan tempat peribadatan kuno yang ditengarai merupakan peninggalan era Kerajaan Kadiri.
Moch Yunus, Kepala Dusun Ngrembang, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Jombang kepada sejumlah wartawan di lokasi mengatakan, dulunya tempat tersebut merupakan lahan tanah datar yang kurang subur sehingga oleh pemiliknya dilakukan penggalian.
“Setelah penggalian berakhir, ternyata ada gundukan semacam tumpukan batu bata yang tidak terlalu tinggi, kemudian dibiarkan begitu saja,” tutur Moch Yunus.
Dia melanjutkan, setelah lahan tersebut ditanami Tanaman Tebu oleh pemiliknya, Moch Yunus pun datang ke lokasi untuk melihat kondisi struktur batu bata tersebut. Dia berpendapat, ukuran batu bata yang ada di tempat itu berukuran besar, lebar, dan tebal serta berbeda dengan batu bata pada umumnya.
“Kemudian saya bandingkan dengan batu bata yang ada di Situs Sumberbeji, kok hampir sama, baru saya berani mengupload ke Facebook, karena saya tidak mempunyai kontak dengan Cagar Budaya Mojokerto, terpaksa saya lewat Facebook,” tuturnya lagi.
Diceritakannya, pemilik lahan tersebut bernama Pak Sari, warga Dusun Krenggan Kecamatan Ngoro, Jombang. Pada awal ditemukan, hanya bagian atas struktur bata saja yang terlihat, dan bagian lain masih tertutup.
“Sama pemiliknya mungkin diratakan, akhirnya turun seperti ini,” lanjutnya.
Kepala Desa Rejoagung, Ngoro, Jombang, Ahmad Basani menambahkan, terkait adanya temuan benda yang diduga merupakan benda cagar budaya di desanya ini, pihak pihaknya berencana melakukan pengamanan sehingga bisa dipergunakan untuk penelitian lebih lanjut.
“Karena sebelumnya di dusun yang lain yang ada penggalian (pasir) nya, banyak ditemukan sejenis Lumpang sama batu bata yang besar. Cuma kemarin tidak sempat terekspose, baru yang ini yang terekspose,” tambah Kades Rejoagung.
Sementara itu, Arkeolog BPCB Jatim, Wicaksono Dwi Nugroho di lokasi menjelaskan, temuan struktur bata kuno yang ada di Dusun Ngrembang, Desa Rejoagung, Kecamatan Ngoro, Kabupaten Jombang tersebut yang masih tersisa merupakan Bangunan Batur dengan panjang 3, 5 meter membujur arah utara-selatan dengan ukuran lebar 2, 5 meter arah barat-timur.
“Bangunan ini rusak terkena lahar dingin karena ada pasir lempung dengan krakal-krakal,” ujar Wicaksono.
Wicaksono mengatakan, bangunan tersebut dulunya memiliki pintu masuk di sebelah timur. Bangunan tersebut jelas Wicaksono, merupakan Bangunan Mandapa yang atapnya dari material organik seperti yang dimiliki bangunan peribadatan Pura.
Wicaksono merinci, lokasi ditemukannya struktur bata reruntuhan tempat ibadah masa kuno ini berada di tengah-tengah antara Situs Sumberbeji di Desa Kesamben, Ngoro, Jombang dan Candi Surowono, Kediri yang masing-masing berjarak sekitar 7 Kilometer.
“Dari bata penyusun memiliki panjang 35 (Centimeter), lebar 20, dan ketebalan 8, hampir sama seperti Sumberbeji. Kita tahu Sumberbeji kita duga dari (era) Airlangga yang penggunaannya hingga masa Majapahit,” tandas Wicaksono.
Bangunan Mandapa lanjut Wicaksono, merupakan sebuah bangunan suci yang memiliki pinti masuk di sebelah timur yang bagiannya atasnya menggunakan komponen kayu.
“Atapnya dari ijuk, seperti Pura. Kita bisa lihat dari masing-masing sudut, dia ada Umpak dengan panjang 130 (Centimeter) di empat sudut, yang di bagian tengah diletakkan sesaji,” pungkas Wicaksono.(rif)

Tags: