Ribuan Warga Antusias Saksikan Kirab Pusaka HUT Trenggalek ke-820

Belasan gadis remaja berpakaian adat Jawa ala putri kerajaan berjalan di barisan depan mengiringi prosesi kirab pusaka dalam rangka hari jadi ke-820 Kabupaten Trenggalek, Minggu (31/8).  Ritual tahunan tersebut mendapat sambutan antusias dari ribuan warga setempat yang rela menunggu puncak peringatan hari jadi tersebut sejak pagi.

Belasan gadis remaja berpakaian adat Jawa ala putri kerajaan berjalan di barisan depan mengiringi prosesi kirab pusaka dalam rangka hari jadi ke-820 Kabupaten Trenggalek, Minggu (31/8). Ritual tahunan tersebut mendapat sambutan antusias dari ribuan warga setempat yang rela menunggu puncak peringatan hari jadi tersebut sejak pagi.

Kabupaten Trenggalek, Bhirawa
Ribuan warga dari berbagai penjuru daerah di Kabupaten Trenggalek memadati jalur lingkar alun-alun setempat demi menyaksikan prosesi kirab pusaka dalam rangka memperingati hari ulang tahun (HUT) ke-820 daerah tersebut, Minggu (31/8).
Kirab dimulai sekitar pukul 09.00 dengan mengarak dua senjata pusaka berbentuk tombak, payung pusaka, serta panji-panji milik daerah setempat oleh belasan puteri berpakaian adat Jawa dan dikawal oleh puluhan pria berpakaian pasukan kerajaan.
Mereka kemudian berjalan setengah memutar mengelilingi alun-alun kota yang telah dipenuhi masyarakat dan berhenti di halaman pendopo kabupaten untuk menyerahkan enam pusaka tersebut kepada Bupati Mulyadi selaku kepala daerah setempat.
“Kirab pusaka ini sekaligus menjadi puncak rangkaian acara dalam rangka memperingati hari jadi ke-820 Kabupaten Trenggalek,” kata Bupati Trenggalek Mulyadi WR dalam pidato sambutannya.
Selain membawa enam benda pusaka, tampak pula sejumlah pria berpakaian serba hitam ala adat Jawa memanggul tandu bermuatan tumpeng raksasa yang berisi gunungan nasi kuning, lauk-pauk, serta aneka hasil bumi lainnya.
Keseluruhan makanan yang dikiaskan sebagai upeti bagi pemimpin kerajaan itu lalu menjadi bahan rebutan warga yang telah menunggu prosesi penyerahan pusaka berakhir.
“Prosesi adat ini rutin kami gelar setiap tahun sebagai refleksi atas peristiwa adat bertahun-tahun yang lalu. Kami berharap semangat Ki Ageng Menak Sopal dalam membangun Trenggalek di masa silam bisa terus dilanjutkan kini dan di masa mendatang,” ujarnya.
Dikonfirmasi usai prosesi adat selesai, Mulyadi kembali menyinggung sejumlah program pembangunan berskala besar di daerahnya, seperti Bendungan Tugu, Bagong, serta pelabuhan barang di Kecamatan Watulimo.
Kendati sebagian masih tahap pengajuan/usulan ke pemerintah pusat, Mulyadi menyatakan optimistis serangkaian program nasional tersebut bisa terwujud di wilayahnya.
“Kalau dua bendungan ini jadi, tentunya ketersediaan air baku untuk mengairi sawah-sawah di daerah ini bisa terpenuhi sepanjang tahun. Meningkatnya produksi pertanian dengan demikian akan mendorong pula peningkatan kesejahteraan masyarakat Trenggalek secara keseluruhan,” ujarnya.
Selesai kirab pusaka, pada hari yang sama panitia peringatan hari jadi Kabupaten Trenggalek juga menggelar lomba panjat pinang dan pertunjukan wayang kulit dengan dalang Ki Enthus Susmono yang juga Bupati Tegal Jawa Tengah. [geh]

Tags: