RSGM Unair Peroleh Akreditasi RSGM Pendidikan dari Kemenkes

Butuh Perjuangan Enam Tahun dari Balai Pengobatan Hingga Peroleh Akreditasi
Surabaya, Bhirawa
Rumah Sakit Gigi dan Mulut (RSGM) Universitas Airlangga (Unair) resmi menjadi RSGM Pendidikan. Akreditasi ini diberikan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada 7 September lalu. Hal ini membuat RSGM Unair menjadi RSGM keempat di Indonesia yang mendapatkan akreditasi sebagai RSGM Pendidikan.
Capaian ini, menempatkan RSGM Unair menjadi RSGM Pendidikan yang ada di Indonesia setelah, RSGM Universitas Hasanuddin, RSGM Universitas Trisakti dan RS Khusus Gigi dan Mulut Gusti Hasan Aman.
Direktur RSGM Unair, Prof Coen Pramono Drg SU Sp Bm (K) FICS menuturkan, perolehan akreditasi itu tidak terlepas dari semangat Unair untuk selalu berupaya mengembangkan dan meningkatkan kualitas di berbagai aspek yang ada di kampus. Tak hanya itu, dalam mencapai RSGM Pendidikan, dibutuhkan proses yang tidak mudah. Ada proses panjang, sebab sebelumnya RSGM UNAIR hanya berbentuk klinik biasa yang melekat pada Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unair.
“Klinik biasa ini kemudian bermetamorfosis menjadi RSGM, hingga kemudian karena ada aturan aturan baru, maka RSGM ini harus berubah menjadi RS Pendidikan,” ungkapnya, Kamis (16/9).
Pada proses awal saat masih menjadi Balai Pengobatan Gigi, Prof Coen mengungkapkan, perubahan menjadi RS perlu dilakukan karena di RS terselenggara pelayanan untuk publik. Menurutnya, hal yang paling hakiki dalam pelayanan adalah keamanan pasien dari bahaya seperti komplikasi.
“Prosesnya tidak main-main karena terkait dengan penyelamatan manusia. Dengan menjadi RS, keselamatan pasien bisa ditangani dengan lebih cepat,” lanjutnya.
Perjalanan metamorfosis RSGM hingga saat ini sangat berat karena saat Prof. Coen menjadi direktur pertama kali, kira – kira enam tahun yang lalu, RSGM belum mendapatkan surat izin operasional. Izin tersebut terkait dengan peraturan-peraturan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang RS khusus, termasuk RSGM.
“Setelah mendapatkan izin operasional, timbul hal baru bahwa RS itu bisa diakui dan berjalan dengan baik jika sudah diakreditasi,” ucap dia.
Proses akreditasi sangat panjang karena ada beberapa hal yang perlu dilihat agar RSGM Unait bisa menjadi layak sebagai RS Khusus. Prof Coen bersyukur karena RSGM Unair mendapatkan bintang lima dalam penelitian akreditasi.
“Hal itu karena kami melakukan operasional sesuai dengan ketentuan dari Kemenkes. RSGM Unair memiliki rawat jalan, rawat inap, ruang bedah, pengelolaan limbah dan semua hal yang dipersyaratkan RS Khusus,” terangnya.
Ia melanjutkan, RSGM Unair perlu mendapatkan kualifikasi sebagai RS Pendidikan karena selain melayani pasien, juga digunakan sebagai RS pendidikan tingkat S1 hingga spesialis di lingkungan FKG Unair.
“Akreditasi RS Pendidikan ini menjadi penting untuk menyelenggarakan pendidikan, pelayanan, dan penelitian di FKG Unair,” tegasnya.
Para peserta didik spesialis gigi di FKG Unair harus memiliki surat izin praktik sebagai spesialisasi. Sedangkan, surat Izin praktik itu tidak bisa terbit jika bukan dari RS Pendidikan.
“Yang membanggakan untuk kami bahwa kami telah melalui berbagai tahapan, mulai dari ijin operasional akreditasi hingga yang terakhir dinobatkan menjadi RSGM Pendidikan,” ungkapnya.
Ke depannya, RSGM Unair akan melakukan pembenahan pembenahan internal. Tak hanya itu, keinginan kerjasama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) dan atau lembaga asuransi lainnya juga akan dijalin untuk bisa mendukung keberlangsungan RSGM Unair. Apalagi, di masa pandemi, tentu tidak mudah mencari pasien gigi. Risiko penyebaran melalui mulut sangat tinggi sehingga menjadi kendala bagi dokter gigi di RSGM.
“RSGM Unair menyediakan tempat yang aman bagi pasien. Kami melakukan perawatan di ruangan bertekanan negatif untuk pasien Covid 19, sehingga aman bagi dokter dan pasien,” tutupnya. [ina]

Tags: