RSUD Waluyo Jati Kabupaten Probolinggo Komitmen Beri Layanan Maksimal Masyarakat Miskin

Dewas RSUD Waluyo Jati pamitan pamitan ke wabup Timbul.{wiwit agus Pribadi/bhirawa]

Pemkab Probolinggo, Bhirawa
Dewan Pengawas (Dewas) RSUD Waluyo Jati Kraksaan menemui Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko di Guest House Kraksaan. Rombongan 4 (empat) orang yang dipimpin oleh Ketua Dewan Pengawas RSUD Waluyo Jati dr Widodo J. Pudji Raharjo ini melakukan silaturahim dan pamitan setelah 7 (tujuh) tahun menjadi Dewas RSUD Waluyo Jati Kraksaan.

Turut mendampingi Wabup Timbul, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Probolinggo dr Shodiq Tjahjono, Plt Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr Hariawan Dwi Tamtama dan Direktur RSUD Tongas drg Wahyuningsih P.
Ketua Dewan Pengawas RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr Widodo J Pudji Raharjo, Selasa (7/2) menyampaikan permohonan maaf karena selama 7 (tahun) bertugas sebagai Dewas RSUD Waluyo Jati masih merasa belum maksimal.

“Mohon maaf kalau ada kekurangan dan kesalahan yang mungkin sebagai manusia pernah kami lakukan. Kami melihat bahwa Dewan Pengawas RSUD Waluyo Jati selama 7 tahun benar-benar sudah mempunyai kekuatan yang boleh dikata sesuai amanah yang ada. Paling tidak 2 minggu sekali melakukan pertemuan dan koordinasi dengan manajemen rumah sakit,” ujarnya.

Widodo mengaku sangat bersyukur karena semua petugas kesehatan berkomitmen untuk bersama-sama mengabdi di rumah sakit. Terlebih ada sinergitas yang luar biasa dari anggota Dewas yang lain sehingga banyak pengalaman dan pelajaran yang diperoleh.

“Dewan Pengawas akan menyampaikan kinerja tahun 2022. Barangkali bisa disampaikan ke Dewan Pengawas yang baru sebagai bahan untuk dipertimbangkan dalam membuat rencana kerja di tahun 2023. Mudah-mudahan Dewan Pengawas ke depan jauh lebih baik lagi,” harapnya.

Sementara Wakil Bupati (Wabup) Probolinggo Drs HA Timbul Prihanjoko mengucapkan terima kasih kepada Dewan Pengawas RSUD Waluyo Jati atas upayanya bagaimana untuk memajukan rumah sakit. Dalam hal bagaimana masyarakat betul-betul terlayani dengan baik.

“Tentunya juga bagaimana memenuhi tuntutan masyarakat yang menjadi PR kita semua. Semua rumah sakit baik swasta maupun negeri terus berupaya meningkatkan pelayanannya karena ini bagian dari pengabdian kepada masyarakat,” katanya.

Wabup Timbul mengharapkan bagaimana masyarakat di Kabupaten Probolinggo yang membutuhkan pelayanan kesehatan cukup di Kabupaten Probolinggo. Selama ini memang bayangan ekspektasi karena sekarang tidak terbatas sebab masyarakat dengan mudahnya bisa kemana-mana.

“Hal ini menjadi tantangan bagi kita semuanya baik Dewan Pengawas, Dinas Kesehatan maupun rumah sakit. Apalagi di tahun 2023 ada tugas khusus dari pemerintah. Ini tentunya didasari oleh pengabdian sehingga apa yang dicurahkan selama ini sudah begitu terasa di rumah sakit. Semoga ini merupakan bagian dari ibadah dan dicatat sebagai amal ibadah oleh Allah SWT,” tandasnya.

Sejak Juni 2021, RSUD Waluyo Jati Kraksaan telah ditetapkan menjadi rumah sakit kelas B. Sebelumnya, Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur dan Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) melakukan visitasi dan asasmen di rumah sakit setempat. Hasilnya, sejak Juni, RSUD Waluyo Jati Kraksaan resmi beroperasional sebagai rumah sakit kelas B.

Direktur RSUD Waluyo Jati Kraksaan dr. dr Hariawan Dwi Tamtama, M.MKes. mengatakan, sebagai rumah sakit kelas B, pihaknya berkomitmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Fasilitas, sarana, dan prasarana juga terus dikembangkan.

“Saat ini, IGD kami telah berproses menjadi IGD Trauma Center,” katanya.

Pihaknya juga tengah menyiapkan layanan-layanan kesehatan lainnya. Sesuai standar rumah sakit kelas B. Dalam waktu dekat, RSUD Waluyo Jati akan me-launching layanan hemodialisis atau cuci darah dan layanan CT-Scan.

“Kami juga akan menyediakan layanan ICCU dan layanan endoscopy. Tentunya, layanan yang tidak ada di Kabupaten Probolinggo akan kami siapkan di rumah sakit ini. Agar masyarakat yang membutuhkan rujukan, tidak perlu ke rumah sakit luar daerah,” katanya.

Menurutnya, dari segi ketersediaan tempat tidur, RSUD Waluyo Jati juga telah memenuhi standar sebagai rumah sakit kelas B. Saat ini, jumlah tempat tidur di rumah sakit mencapai 234 unit. Sementara standar minimal, jumlah tempat tidur untuk rumah sakit kelas B sebanyak 200 tempat tidur.

“Di sini nantinya juga akan didirikan bank darah. Karena rumah sakit kelas B harus memiliki bank darah. Selain itu, kami juga telah menyiapkan poli eksekutif, bangunan sudah siap. Sementara untuk mendukung penurunan angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) kami telah meningkatkan fasilitas dan kemampuan SDM-nya,” tambahnya.(Wap.hel)

Tags: