Rumah Sakit Umum Daerah Sidoarjo Mengalami Overload Pasien

Wakil Bupati Nur Ahmad Syaifuddin sedang memantau kondisi ruang di IGD RSUD Sidoarjo. [achmad suprayogi/bhirawa]

Sidoarjo, Bhirawa
Jumlah pasien di RSUD Sidoarjo mengalami peningkatan yang cukup signifikan, bahkan sampai terjadi overload. Kapasitas 710 tempat tidur yang dimiliki RS tipe B ini penuh. Bahkan, sebanyak 133 pasien harus dirawat di Instalasi Gawat Darurat (IGD) untuk mendapatkan perawatan.
Melihat kondisi ini, Wakil Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifuddin, meninjau keberadaan IGD yang pasiennya membeludak. Wabup meminta sejumlah pasien harus bersabar untuk menunggu kosongnya tempat tidur di sejumlah kelas yang dimiliki RSUD. ”Saya sudah perintahkan Direksi RSUD untuk tidak menolak pasien meski sudah overload,” kata Nur Ahmad didampingi Direktur RSUD Sidoarjo dr Atok Irawan, Senin (11/3) kemarin.
Menurut Atok, di IGD kapasitas ruangan yang idealnya digunakan untuk 50 pasien, namun Senin kemarin ditempati 133 pasien. Pasien itu dirawat di IGD karena tidak kebagian kamar. Pihak RSUD harus menambah sejumlah tempat tidur dan logistik lain untuk menampung pasien.
Selain meninjau ruang IGD, Wakil Bupati yang akrab disapa Cak Nur ini juga melihat kondisi ruang High Care Unit (HCU). Pihak RSUD juga harus menempatkan 58 pasien yang overload di tempat perawatan lantai tiga itu. ”Tidak masalah pokoknya perawatannya tetap lancar sesuai kondisi pasien,” kata Cak Nur.
Cak Nur mengungkapkan, kondisi membeludaknya pasien itu juga terjadi di RS swasta lain di Sidoarjo. Karena itu, dirinya meminta agar semua pasien yang berobat di RSUD harus dilayani dengan baik. ”Jika mengharuskan dirawat untuk opname ya tetap jangan ditolak,” ujarnya.
Direktur RSUD Sidoarjo, dr Atok Irawan mengatakan, penambahan tempat tidur dan peralatan sudah diantisipasi petugas medis di IGD. Pihaknya memang tidak bisa menolak pasien yang ingin berobat di RSUD. ”Sebagai RS tipe B jumlah kamar RSUD sudah banyak. Itu pun masih overload,” katanya.
Dr Atok menegaskan, kalau pihaknya akan terus memantau kondisi pasien yang dirawat di IGD maupun HCU. Jika ada kamar yang sudah kosong akan langsung kita pindahkan.
Di sisi lain, dalam meningkatkan kualitas para dokter muda lebih maksimal dalam melayani masyarakat, salah satu diantaranya dengan memberikan tambahan pengalaman penanganan pelayanan masyarakat secara baik. Pihak RSUD Sidoarjo, telah mengirimkan dokter mudanya untuk menjadi relawan di lokasi banjir Madiun dan Ngawi.
Ada sekitar 13 petugas medis dan dokter muda yang diberangkatkan ke Madiun dan Ngawi untuk membantu menangani korban banjir di wilayah itu. Mereka terdiri dari tujuh orang petugas medis, dua orang rescue dan ditambah lagi empat dokter muda dari Univ UWK stase RSUD Sidoarjo. ”Mereka akan mendiri pelayanan kesehatan RSUD Sidoarjo di tempat penanganan yang dibutuhkan,” jelas Atok Irawan. [ach]

Tags: