Satu Kampung Kota Mojokerto Digelontor Rp1 M

Wali Kota H Mas'ud Yunus berdialog dengan salah satu warga pekerja bedah kampung, Kamis (29/10) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Wali Kota H Mas’ud Yunus berdialog dengan salah satu warga pekerja bedah kampung, Kamis (29/10) kemarin. [kariyadi/bhirawa]

Kota Mojokerto, Bhirawa
Pemkot Mojokerto mengalokasikan anggaran Rp1 miliar untuk satu kampung dalam program bedah kampung. Dalam tahun 2015 ini ada lima kampung yang akan dibedah dan menghabiskan anggaran Rp5 miliar.
Wali Kota Mojokerto, H Mas’ud Yunus meninjau langsung proyek bedah kampung di Lingkungan Meri Dukuhan, Kel Meri, Kec Magersari, Kamis (29/10) kemarin. Wali kota melihat dari dekat realisasi program penataan kampung atau bedah kampung yang diprakarsai Disnakertrans Kota Mojokerto itu.
Kepala Disnakertrans Kota Mojokerto, Amin Wachid mengatakan, bedah kampung merupakan program konkrit yang digagas wali kota. Tujuannya untuk perluasan kesempatan kerja dan pengembangan tenaga kerja sektor informal untuk masyarakat penganggur dan setengah pengangguran.
Bedah kampung, ujar Amin Wachid, bertujuan memberdayakan potensi SDM yang masih dapat dikembangkan, sebagai peluang peningkatan pendapatan, aksesbilitas masyarakat dan perekonomian lokal.
”Manfaatnya, antara lain untuk meningkatkan yakni daya dukung kampung alam dan daya tampung lingkungan. Juga tersedianya prasarana infrastruktur sederhana sebagai penunjang kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Juga mampu menekan arus migrasi dan urbanisasi,” katanya.
Kegiatan dengan prinsip padat karya ini dilakukan secara berkelompok antara 10 orang hingga 20 orang tiap titik dan menyerap tenaga kerja 100 hingga 115 orang tiap kelurahan.
Ditambahkan Amin Wachid, selain Kel Meri, terdapat empat titik bedah kampung lain. Diantaranya , Lingkungan Kradenan Kel Miji, Lingkungan Randegan, Kel Kedundung, Lingkungan Keboan, Kel Gunung Gedangan.
”Penentuan kelima lokasi berdasarkan kriteria, yakni padat penduduk, banyak penganggur dan setengah penganggur, kantong kemiskinan, kantong TKI dan daerah yang memiliki potensi sumber daya yang belum terkelola secara optimal,” tambah Amin Wachid.
Sementara itu, Walikota Mojokerto, Mas’ud Yunus mengatakan, titik sentral program yang mulai diluncurkan tahun 2015 ini, yakni perbaikan jalan, gorong-gorong dan prasarana kampung lainnya sehingga menjadi kampung yang sehat.
”Target kita, tidak akan ada lagi kesan kampung sempit, panas dan kumuh seperti yang ada di sejumlah sudut kampung kota dengan 18 kelurahan saat ini. Yang ada nantinya, kesan asri dan sejuk di setiap kampung,” tandasnya.
Tak hanya meninjau, ia pun turun berbaur dengan warga yang tengah mengikuti program padat karya itu. ”Dari 5 kampung yang dibedah, terkait perbaikan jalan, gorong-gorong, rumah, sehingga menjadi kampung bersih, sehat,” cetusnya.
Wali kota menyebut, peranan Pemkot sejatinya hanya sebagai stimulator. Paradigma pembangunan berpusat pada rakyat (people center development) menyebabkan peran Pemkot sebagai stimulator. [kar]

Tags: