Sekolah Swasta Kerepotan Cari Siswa

SMK Bina Husada Surabaya sampai saat ini masih belum mampu memenuhi standar minimal rombel sehingga tetap membuka PPDB, Rabu (27/7). [adit hananta utama]

SMK Bina Husada Surabaya sampai saat ini masih belum mampu memenuhi standar minimal rombel sehingga tetap membuka PPDB, Rabu (27/7). [adit hananta utama]

Pendaftaran Dibuka hingga Dapodik Ditutup
Surabaya, Bhirawa
Masa tahun ajaran baru 2016/2017 telah dimulai sejak 18 Juli lalu. Namun, sejumlah sekolah di Surabaya hingga kini masih kerepotan mendapatkan siswa baru. Sehingga, Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) terpaksa terus dibuka untuk memenuhi standart minimal rombongan belajar atau rombel.
Seperti halnya di SMK Kesehatan Bina Husada Surabaya. Hingga saat ini, PPDB di sekolah tersebut masih dibuka untuk memenuhi rombel yang ada. Khususnya untuk program keahlian analis kesehatan yang baru terisi 12 siswa baru. Sementara untuk program keahlian farmasi telah terisi 16 siswa baru. “Minimal satu rombel untuk SMK 15 siswa. Jadi kita masih buka PPDB sampai sekitar Oktober mendatang,” terang Kepala SMK Kesehatan Bina Husada Soviati Ardhani ditemui di ruang kerjanya kemarin, Rabu (27/7).
Untuk mendapatkan siswa baru tahun ini lebih sulit dari pada tahun lalu. Sovi berasumsi, hal ini lantaran tingkat persaingan di sekolah negeri menurun. Sementara itu, keberadaan program keahlian kesehatan juga tidak terlalu populer di masyarakat. “Informasinya sekolah negeri saat ini juga banyak yang nambah kelas untuk menampung jalur mitra warga,” tutur Sovi.
Saat proses PPDB berlangsung, peminat di sekolah tersebut cukup banyak. Bahkan saat tes masuk tercatat ada sekitar 40 calon siswa. “Tapi setelah itu tidak ada yang daftar ulang,” kata dia.
Lebih lanjut Sovi mengatakan, saat ini Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya telah mengirimkan nama-nama siswa yang sampai saat ini belum mendapat sekolah. Pihak dinas meminta agar sekolah melakukan survei dan menampung siswa dalam daftar tersebut sebagai siswa mitra warga. “Sudah kita survei dan kita berikan suratnya. Tapi sampai saat ini tidak ada yang datang kemari (sekolah),” kata dia. Ada tujuh siswa yang direkomendasikan dinas ke sekolah yang terletak di Jalan Kalidami 14-16 Surabaya itu. Dua di antaranya telah diterima di sekolah lain, dan lima lainnya belum bersekolah.
Hal senada juga terjadi di SMK Gama Cendekia. Sekolah yang beralamat di Jalan Kalijudan 34B Surabaya itu memiliki empat program keahlian yang sampai saat ini belum memenuhi standar minimal rombel. Di antaranya ialah program keahlian multimedia menerima 10 siswa baru, farmasi 14 siswa, perawat 9 siswa dan pemasaran 9 siswa. Tahun lalu, sekolah tersebut bisa menerima sampai 60-an siswa baru. Jumlah siswa yang tidak memenuhi standar minimal tersebut, secara otomatis tidak akan dianggap sebagai kelas. “Kita buka PPDB sampai perekaman Dapodik (Data Pokok Pendidikan) itu ditutup,” tutur petugas di sekolah tersebut.
Di sisi lain, kondisi di sekolah negeri justru bertolak belakang. Di SMKN 2 Surabaya misalnya, sekolah tersebut terpaksa harus menambah pagu lantaran ada tambahan dari jalur mitra warga. “Kita tinggal tambah pagunya saja,” tutur Kepala SMKN 2 Surabaya Djoko Pratmodjo. Kendati ada penambahan pagu, pihaknya menjamin tidak akan mengurangi kualitas belajar mengajar di sekolahnya. “Guru kita juga masih mencukupi meskipun ada tambahan,” kata dia.
Terkait fenomena ini, anggota Komisi D DPRD Surabaya Reni Astuti mengaku prihatin. Sepinya minat siswa ke sekolah swasta bisa jadi karena banyak siswa yang masih menunggu pengumuman dari jalur wali kota. Mereka berharap bisa masuk ke sekolah negeri. Sementara pagu di sekolah negeri seharusnya sudah terpenuhi semua.
Kendati demikian, pihak sekolah swasta juga harus mengevaluasi diri. Sebab, kepercayaan masyarakat terhadap sekolah juga tergantung pada kualitasnya. “Di satu sisi sekolah swasta harus berbenah. Di sisi lain sistem PPDB Surabaya juga harus dievaluasi secara sistemik,” kata dia. Reni mengakui, hingga saat ini masih banyak siswa yang belum mendapat sekolah karena menunggu pengumuman dari jalur wali kota. [tam]

Rate this article!
Tags: