Seni Berbicara yang Berkesan dan Menakjubkan

Judul : The Art of Speaking
Penulis : Nurla I.A.
Penerbit : Araska
Cetakan : II, Oktober 2023
Tebal : 236 halaman
ISBN : 978-623-6335-02-4
Peresensi : Fathorrozi, Pegiat literasi, tinggal di YPI Qarnul Islam Ledokombo Jember.

Kemampuan berbicara bukan hanya soal berapa ribu perbendaharaan kosakata yang dikuasainya, tetapi ini menyangkut attitude, norma, dan seluruh bagian mental saat berbicara. Berbicara adalah proses komunikasi paling kompleks, lebih kompleks daripada menulis. Bahkan, seorang penulis hebat pun belum tentu mampu berbicara sebaik tulisannya.

Tak semua orang ahli dalam berbicara, bahkan terkadang meski ia sudah malang melintang berbicara di depan audiens, masih saja gugup ketika berbicara di hadapan gurunya, atasannya, atau orang yang kenal dekat dengannya. Kadang pula, sebagaimana pengalaman pribadi, berbicara di tempat baru dan pendengar baru, rasa minder acapkali muncul dengan tiba-tiba.

Telah banyak kejadian yang menyiratkan bahwa kemampuan berbicara itu tidaklah mudah. Ada seorang siswa sekolah dasar yang gemetar hingga kencing di celana saat mengikuti lomba pidato dalam rangka menyambut Hari Kemerdekaan RI yang diselenggarakan di tingkat sekolahnya. Terdapat pula, seorang khatib jatuh pingsan di awal membaca khutbah sesudah tongkatnya yang jatuh. Dan masih banyak lagi kejadian serupa yang sering ditemukan di media sosial, termasuk salah satu pemerintah desa yang tak sepatah kata pun keluar dari mulutnya saat sambutan di depan warga, sebab dirinya digerogoti rasa grogi.

Maka dari beberapa kejadian yang kurang elok ini, penting sekali untuk terus belajar berbicara dengan percaya diri, setahap demi setahap. Salah satunya dengan membaca, mempelajari, serta mempraktikkan ilmu yang diperoleh dari buku The Art of Speaking yang kaya manfaat ini. Buku ini menyajikan bagaimana melakukan pembicaraan yang menakjubkan, membuat semua orang terpukau dan kagum, kapan pun dan di mana pun. Dengan mempelajari teknik-teknik berbicara yang menakjubkan ini, kita tidak lagi mengeluh susah melakukan pembicaraan dengan orang lain, baik dalam situasi publik maupun dalam dialog. Semua akan menyenangkan saat pembicara dapat berbicara dengan baik dan pendengar dapat mendengarkan dengan puas.

Buku seni berbicara yang telah dicetak dua kali ini memuat enam bab. Bab I tentang seni berbicara sebagai etika komunikasi. Bab II mengenai seni berbicara dalam menyampaikan pesan khusus. Bab III soal pengetahuan dasar tentang seni berbicara yang baik. Bab IV menyangkut teori dan teknik seni berbicara yang baik, efektif dan berkesan. Bab V berkenaan dengan problem berbicara di depan publik: sebab dan solusinya. Sedangkan bab VI berhubungan dengan seni menegur dengan bahasa yang tepat, efektif dan berkesan.

Dalam kegiatan berbicara, peranan retorika sangat penting agar dari sisi cara kita berbicara terlihat berkelas, berkesan dan menarik. Keterampilan berbicara dengan retorika ini menurut pendapat sebagian kalangan merupakan bakat alami. Namun tidak sedikit yang membantah pandangan ini. Sebab seseorang bisa juga memiliki kepandaian dalam berbicara secara setorik melalui pengetahuan dan latihan secara terus-menerus.

Bagaimana cara agar mampu berbicara secara setorik? Dalam buku ini penulis kemukakan tentang tips berbicara di depan publik secara retorik agar cara kita berbicara menjadi lebih menarik dan berkesan. Salah satunya dengan cara menenangkan, keindahan bahasa dan terampil mengatur waktu.

Seseorang yang berbicara dengan retorika, maka kata-kata atau bahasanya sedapat mungkin harus bersifat menenangkan pendengar, bukan membuat mereka khawatir. Agar gaya berbicara dapat menenangkan audiens, maka perlu berlatih memainkan ulasan, memperhatikan kejelasan dan kefasihan bahasa, mengendalikan emosi dan fokus pada kesimpulan yang ingin diperoleh. Ketenangan pada saat berbicara menjadi salah satu faktor yang bisa menenangkan audiens. Untuk itu, jangan berbicara terlalu cepat sehingga menyebabkan ada kosakata yang terdengar tidak jelas.

Keindahan bahasa merupakan hal yang pokok agar gaya bicara kita menarik dan berkesan bagi orang lain. Untuk memiliki keterampilan menggunakan bahasa-bahasa yang indah, syarat paling utama adalah membaca dan mendengarkan atau melihat tokoh-tokoh motivator pada saat mereka berbicara. Umumnya, para motivator terkenal memiliki perbendaharaan bahasa yang banyak. Cita rasa bahasa memberikan pengaruh yang sangat besar bagi orang lain. Oleh karena itu, banyak kalangan menyarankan agar orang-orang yang ingin menjadi motivator atau ingin memiliki keterampilan berbicara yang baik untuk banyak membaca karya sastra. Dengan membaca karya sastra, seseorang tidak hanya belajar tentang bagaimana berkomunikasi melainkan juga bagaimana menggunakan bahasa yang indah dan efektif sebagai alat komunikasi (hlm. 93).

Begitu pun dengan terampil mengatur waktu. Karena sebuah pembicaraan terkadang dianggap kurang menarik bukan sebab metode penyampaiannya yang tidak baik, melainkan terlalu banyak menghabiskan waktu. Karena itu, teknik berbicara yang menarik apabila mampu mengatur waktu dengan tepat.

Intinya, dengan membaca buku ini, kita yang kurang terampil dalam bidang berbicara sebab tidak pandai melatih mental, lambat-laun terbiasa berbicara yang berkesan asal mengikuti petunjuk-petunjuk yang telah ditebarkan. Bagi yang telah mahir, akan menambah pengetahuan dalam seni berbicara, termasuk soal kehati-hatian dalam menggambarkan sesuatu, mengambil contoh, menyikapi keadaan, dan lain sebagainya. Sebab kita semua mafhum, “mulutmu harimaumu.” (*)

———— *** ————-

Tags: