Serangan Penyakit DBD di Kabupaten Tulungagung Mulai Mengganas

Salah seorang anak penderita penyakit DBD sedang diperiksa dokter di Irna Wijaya Kusumah RSUD dr Iskak, Kamis (17/1).

Tulungagung, Bhirawa
Serangan penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kabupaten Tulungagung memasuki awal tahun 2019 mulai mengganas. Tidak hanya menyerang 179 warga setempat, utamanya anak-anak, dalam bulan Januari 2019 ini bahkan sudah merenggut dua nyawa di antaranya
Kasi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tulungagung, Didik Eka SP SKM MSi, pada Bhirawa, Kamis (17/1), membenarkan jika penyakit DBD di Tulungagung sudah mulai mengganas.
“Meningkatnya jumlah penderita DBD pada bulan (Januari) ini kami perkirakan karena siklus lima tahunan,” ujarnya.
Ia membeberkan untuk bulan Januari 2019 yang baru memasuki tengah bulan penyakit DBD sudah menyerang 179 warga dan dua di antaranya sampai meninggal dunia. Sedang pada tahun lalu di bulan yang sama penyakit DBD hanya menyerang 11 warga tanpa ada yang sampai meninggal dunia.
“Tingginya angka penderita DBD sangat dipengaruhi oleh anomali cuaca. Curah hujan yang tinggi saat ini membuat jumlah penderita penyakit DBD juga tinggi. Ini hampir mirip dengan kejadian lima tahun lalu (tahun 2014),” paparnya.
Pantauan Bhirawa di instalasi rawat inap (irna) Wijaya Kusumah RSUD dr Iskak Tulungagung saat ini sudah dipenuhi penderita penyakit DBD. Utamanya, anak-anak. Selain juga di sejumlah puskesmas yang mempunyai fasilitas rawat inap.
Menurut Didik Eka, guna mencegah dan menurunkan angka penderita penyakit DBD, Dinkes Kabupaten Tulungagung sudah melakukan beberapa upaya.
Di antaranya, dengan melakukan pembasmian sarang nyamuk melalui fogging (pengasapan), pemberian larva sida pada masyarakat dan meningkatkan sosialisasi pemberantasan sarang nyamuk (PSN).
“Selain itu, kami sudah membuat surat edaran yang saat sedang naik ke Plt Bupati Tulungagung agar seluruh OPD di lingkup Pemkab Tulungagung untuk ikut serta mengingatkan pada masyarakat tentang pentingnya PSN, terutama pada camat-camat yang dapat menyosialisasikan pada lurah dan kepala desa,” paparnya lagi.
Dinkes Kabupaten Tulungagung mencatat, 56 desa/kelurahan di semua kecamatan di Tulungagung rawan serangan penyakit DBD. Utamanya, di empat kecamatan endemis penyakit DBD, yakni Kecamatan Tulungagung, Kecamatan Kedungwaru dan Kecamatan Ngantru.
Didik Eka memperkirakan jika anomali cuaca terus berlangsung peningkatan jumlah penderita penyakit DBD di Tulungagung bisa saja terjadi sampai bulan Maret 2019.
“Tetapi mudah-mudahan itu tidak terjadi. Jika mengaca pada tahun 2014, puncak dimana banyak warga terserang DBD pada bulan Februari. Sementara pada tahun lalu (2018) pada bulan Maret,” tuturnya.
Pada tahun 2014, Kabupaten Tulungagung termasuk 23 daerah di Jatim yang dinyatakan KLB (kasus luar biasa) oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. Saat itu jumlah penderita DBD pada bulan Februari mencapai 382 orang. (wed)

Tags: