Siswa Diswab Antigen Sebelum PTM Vaksinasi Pelajar Capai 50%

Tampak siswa SMPN di Kota Madiun yang usai divaksin, berfoto bersama rekannya menunjukan bukti kalau sudah divaksin. [sudarno]

Kota Madiun, Bhirawa
Pemkot Madiun terus mempersiapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM). Bahkan, Wali Kota Madiun, Maidi mentargetkan PTM secara terbatas bisa dimulai 20 September mendatang. Hal itu menyusul capaian vaksinasi untuk pelajar hingga kini sudah mencapai 50%.
“PTM terbatas siap, kota kita sebenarnya sudah siap tinggal menunggu status saja. Guru sudah divaksin semua. Tetapi agar aman, murid juga harus divaksin. Kini sedang mengejar itu,” kata Wali Kota, Selasa (14/9).
Wali Kota menyebut vaksinasi pelajar sudah nyaris 50%. Yakni remaja di atas usia 12 tahun. Artinya, untuk SMP ke atas. Sedang, vaksinasi tingkat SD masih menunggu instruksi lebih lanjut. Vaksinasi juga dioptimalkan untuk sekolah yang berdekatan. Salah satunya, kompleks SMP 1, 3, 13 yang cukup berdekatan. Ketiganya didahulukan karena pelajarnya berpotensi untuk saling bertemu.
“Yang berada satu kompleks kita dahulukan, minggu ini selesai semua. Mau masuk, diswab antigen semua dulu. Gratis. Artinya, ketika masuk par siswa benar – benar sehat,” tegasnya sembari menyebut menggandeng laboratorium swasta.
Selain itu, lanjut wali kota, UKS juga diperkuat. Setiap sekolah wajib memiliki tempat isolasi sementara. Anak yang terlihat sakit atau muncul gejala langsung dipindahkan ke tempat isolasi tersebut. Petugas puskesmas didatangkan untuk memeriksa. Jika kemudian terindikasi sakit, satu kelas itu akan dilakukan pemeriksaan.
“Kalau ada yang sakit kita kejar. Kita tracing sampai ke orang tuanya. Prinsipnya, yang sakit harus segera mendapatkan penanganan agar tidak menulari yang lainnya,”ungkap Wali Kota.
Sedang terkait kapasitas, wali kota menyebut akan menyesuaikan status level PPKM. Seperti kapasitas 50% untuk level tiga. Pun, jam pelajaran juga dikurangi. Kantin juga tidak diperkenankan buka, agar siswa tidak perlu buka masker untuk makan dan minum.
“Intinya kita sudah siap, tinggal menunggu vaksinasi selesai lalu antigen dan (PTM) bisa dimulai,” tegas Wali Kota.
Wali Kota juga menjelaskan, pihak Pemkot Madiun memastikan tidak ada seragam baru untuk Aparatur Sipil Negara (ASN) tahun ini. Pengadaan seragam untuk para abdi negara telah dialihkan untuk penanganan Covid 19 dan kegiatan lain. Meskipun begitu, orang nomor satu di Kota Madiun itu, memastikan pengadaan seragam untuk pelajar tetap berjalan seperti biasa.
“Untuk seragam ASN kita pending semua. Pengadaan dibatalkan dan dialihkan untuk Covid 19 dan seragam anak – anak didahulukan,” kata Wali Kota.
Artinya, lanjut Wali Kota, seragam sekolah untuk pelajar di Kota Madiun dipastikan tetap ada. Bahkan, prosesnya sudah berjalan melalui pengadaan secara eletronik. Proses lelang ditargetkan selesai September ini. Pengadaan seragam masih sama dengan tahun sebelumnya. Yakni, untuk SD negeri kelas 1 dan SMP negeri kelas 7. Bantuan seragam gratis tersebut juga termasuk ongkos jahitnya.
“Program berjalan, tetapi tidak harus dipaksanakan PTM nanti sudah pakai seragam baru. Misal belum jadi, yang SMP pakai seragam SD-nya dulu juga tidak apa-apa. Yang SD pakai seragam TK-nya dulu juga tidak apa,” jelasnya.
Wali kota sengaja meniadakan pengadaan seragam untuk ASN tetapi tidak untuk pengadaan seragam gratis anak sekolah. Sebab, ASN memiliki penghasilan tetap biarpun tengah pandemi. Pun, seragam ASN dinilai juga masih bagus. Sementara itu, para siswa berangkat dari beragam latar belakang pekerjaan orang tua. Padahal seragam menjadi penting agar tidak minder dengan teman – temannya.
“Kasihan kalau ini (seragam sekolah gratis) ditiadakan. Ya kalau orang tuanya mampu. Kalau tidak bagaimana, apalagi sedang pandemi seperti ini,”tandas Wali Kota. [dar]

Tags: