Siswa Kelas XII SMA Muhammadiyah 2 Belajar Merawat Jenazah

Surabaya, Bhirawa
Siswa kelas XII SMA Muhammadiyah 2 Surabaya mengikuti kegiatan Ramadan dengan belajar tentang kematian. Sebanyak 398 siswa antusias belajar pengetahuan apa itu kematian, bagaimana  mengetahui sesorang sudah meninggal apa belum, memandikan jenazah, mengakafani dan menyalatkan hingga menguburkan.
Uniknya, kegiatan Ramadan ini diikuti 10 siswa SMA dari Negara Australia yang juga serius mengikuti pelajaran merawat jenazah itu.
Menurut Ketua Panitia Ramadan Mubarak SMA Muhammadiyah 2, Ustadz Mustofa Agus SKom MM, pelajaran tentang kematian dan merawat jenazah ini diberikan kepada siswa kelas XII atau kelas III untuk membekali kemampuan para siswa, bagaimana merawat jenazah hingga menguburkan karena hingga kini banyak masyarakat yang tidak mengetahui, siapa yang terlebih dahulu harus merawat jenazah.
Tetapi setelah para siswa lulus SMA diharapkan bisa mengaplikasikan ilmu ketika di tengah masyarakat ada yang meninggal mereka bisa merawatnya.
”Setidaknya, para siswa ini setelah lulus dan terjun di masyarakat dan ketika dan warga lainnya yang meninggal mereka sudah bisa ikut membantu merawat jenazah. Wabil khusus kepada anggota keluarganya sendiri bila ada yang meningga dunia. Harapannya para siswa itu sudah tidak canggung lagi untuk ikut merawat jenazah, mulai memandikan, mengkafani, menyalatkan hingga menguburkan mereka sudah bisa,” jelas Ustadz Agus ketika ditemui disela-sela mengawasi pelajaran yang jarang diberikan di sekolah ini.
Ustadz Agus menjelaskan, selama Bulan di SMA Muhammadiyah 2 digelar Baitul Arqom untuk siswa kelas X atau kelas I yakni pelajaran yang difokuskan kepada dasar-dasar ibadah wajib, untuk siswa kelas XI atau kelas II digelar Darrul Arqom dimana para siswa dibekali dengan pengetahuan tentang ibadah sunah dan sikap social. Sedangkan siswa kelas XII dibekali pelajaran tentang kematian.
Juga dijelaskan Ustadz Agus, untuk 10 siswa asal Negara Australia yang didampingi dua gurunya  selama mengikuti Program Pertukaran Pelajar di SMA Muhammadiyah 2 Surabaya, meskipun bukan Umat Muslim tetapi untuk kegiatan yang bernafaskan Islam diantaranya ikut Saur, ikut puasa dan ikut atau melihat pelaksanaan salat terawih.
”Meskipun mereka bukan umat Muslim tetapi ada yang ikut puasa. Ternyata menurut pelajar Australia itu puasa itu sangat berat sebab selama sehari tidak makan dan tidak minum. Tetapi mereka sangat senang bisa merasakan bagaimana berpuasa itu,” ujar Ustadz Agus.
Selama di Surabaya mereka tinggal di rumah siswa dan mereka harus belajar Bahasa Indonesia. Sebab di Negara Australia Bahasa Indonesia merupakan bahasa kedua yang harus dipelajari setelah Bahasa Inggris dan bila ingin melihat tempat bersejarah dan tempat wisata di Kota Surabaya, terserah keluarga siswa mereka mau diajak jalan-jalan kemana.
”Selama 12 hari tinggal di Surabaya ke 10 siswa itu telah diajak-jalan pihak sekolah di Musium Surabaya, di Surabaya Haritage, diajak melihat bekas Kerajaan Singosari di Lawang juga telah diajak jalan-jalan ke Lamongan. Mereka juga diajari cara membatik. Kesemua siswa itu sangat antusias mengikuti Program SMA Muhammadiyah 2 Surabaya,” tandas Ustadz Agus. [fen]

Tags: