Siswa Mitra Warga Tak Kunjung Mendaftar

Foto: ilustrasi

Sekolah Swasta Diminta Segera Jemput Bola
Dindik Surabaya, Bhirawa
Tahun ajaran baru 2017/2018 telah dimulai sejak 17 Juli lalu. Namun, permasalahan terkait siswa mitra warga ternyata belum juga tuntas. Padahal, Dinas Pendidikan (Dindik) Surabaya sudah menyiapkan sejumlah skema untuk menampung siswa dari keluarga tidak mampu tersebut. Baik melalui jalur sekolah negeri maupun ke swasta.
Kepala Dindik Surabaya Ikhsan mengungkapkan, data siswa mitra warga yang tidak tertampung di sekolah negeri mencapai sekitar 2.000 anak. Dari jumlah tersebut, pihaknya bekerjasama dengan Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMP swasta se-Surabaya untuk didistribusikan sesuai tempat tinggal terdekat. Sayangnya, hingga kini masih ada siswa mitra warga yang belum memanfaatkan dengan baik kesempatan tersebut.
“Dari SD, kita sudah memiliki data siswa mitra warga maupun siswa inklusif. Sebagian dari mereka sudah lolos melalui PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) SMP negeri jalur mitra warga, prestasi, umum maupun kawasan,” tutur Ikhsan ditemui di kantornya, Kamis (27/7).
Sementara siswa mitra warga yang tidak diterima di sekolah negeri, lanjut Ikhsan, telah didistribusikan ke swasta. Nama-nama mereka pun telah dikantongi oleh masing-masing sekolah. Sehingga, siswa mitra warga tinggal melakukan pendaftaran ke sekolah yang dituju. “Kalau masih belum tahu sekolah mana yang dituju, silakan ke datang ke dinas untuk difasilitasi,” tandasnya.
Ikhsan memastikan, siswa tidak mampu yang bersekolah di swasta juga akan mendapat fasilitas serupa dengan sekolah negeri. Mulai dari SPP yang digratiskan hingga baju seragam sekolah komplit yang akan didistribusikan langsung ke siswa. “Kami sedang mendata jumlah siswa mitra warga yang sudah mendaftar ke swasta dan belum.  Karena itu nanti berkaitan dengan seragam yang akan dibagikan,” tutur Ikhsan.
Lantaran tahun ajaran baru telah berlangsung lebih dari sepekan, Ikhsan mengimbau kepada masyarakat, sekolah yang menampung (SMP) dan sekolah asal (SD) untuk pro aktif. Bagi sekolah tujuan, diharapkan segera jemput bola. Sementara sekolah asal harus memastikan bahwa lulusannya telah mendapat sekolah yang dituju.
“Karena sekolah juga harus segera membuat laporan Dapodik (Data Pokok Pendidikan) dan profil sekolah. Jadi paling lama Sabtu (29/7) urusan pendaftaran siswa mitra warga sudah selesai,” pungkas dia.
Lemahnya respon dari masyarakat ini diakui Kepala SMP Muhammadiyah 17 Surabaya M Azam Nuri. Pihaknya mengaku telah menerima daftar nama enam siswa mitra warga dari Pemkot Surabaya. Namun, hanya satu siswa yang sudah mendaftar ke sekolah. “Sekolah juga langsung menghubungi dan mengunjungi siswa agar segera daftar. Tapi setelah dicek ternyata sudah ada yang sekolah di tempat lain,” katanya.
Sementara itu, Kepala SMP Kristen YBPK 1 Erwin Darmogo menjelaskan, di sekolahnya telah tersedia kuota untuk siswa mitra warga sebanyak 10 anak. Namun, hingga kini yang telah mendaftar baru delapan siswa. “Memang di lapangan tidak sama dengan rencana. Bisa saja tempat tinggal siswa dulunya jauh dari SD-nya. Kemudian saat SMP memilih mendaftar di dekat rumah,” unngkapnya.
Erwin mengaku, Dindik dan MKKS telah melakukan pembagian kuota mitra warga di SMP Swasta. Hal ini berdasarkan kemampuan yayasan dan banyaknya siswa mitra warga yang belum diterima sekolah negeri, serta berasal dari SD yang berada di sekitar SMP.
“Biaya pendidikan dapat dari pemkot, di luar BOS dan Bopda ada dana personal. Tetapi kalau swasta biasanya ada dana pengembangan, ya itu yang harus dikonsultasikan dengan yayasan,” jelas Ketua MKKS SMP Swasta Surabaya Timur itu. [tam]

Tags: