Probolinggo, Bhirawa
Tidak hanya sekolah negeri, SMA dan SMK swasta di Kota Probolinggo juga memperpanjang masa penerimaan peserta didik baru (PPDB). Hampir semua SMA/SMK swasta di kota kekurangan pagu kelas.
Menurutn Ketua Forum Komunikasi (Forkom) SMA/SMK Swasta Kota Probolinggo, Sujono, hampir semua SMA/SMK swasta di kota memperpanjang masa pendaftaran siswa baru. Sebab, hampir semua sekolah belum memenuhi pagu kelas.Lelaki yang juga kepala SMA Islam Diponegoro ini bahkan menyebut, sekolah swasta kesulitan dapat siswa baru. Sebab, kalah bersaing dengan perekrutan siswa sekolah negeri.
Total ada 22 SMA/SMK swasta di kota. Dengan rincian, SMA swasta 7 lembaga dan SMK swasta 15 lembaga. Sujono pun menyayangkan perpanjangan PPDB Jatim yang dilakukan SMK/SMA negeri.
“Yang kami sayangkan, sekolah negeri juga memperpanjang masa pendaftaran siswa. Padahal, sekolah swasta masih kewalahan mendapat siswa baru,” ujarnya, Rabu (12/7).
Di sekolahnya, menurut Sujono, ada 40 siswa baru yang mendaftar. Namun, jumlah ini masih kurang 10 siswa. “Sebagian besar siswa yang mendaftar adalah ssiwa SMP Islam Diponegoro yang langsung melanjutkan ke SMA Diponegoro,” terangnya.
Anshori, ketua MKKS SMK swasta Kota Probolinggo mengatakan hal serupa. Menurutnya, saat ini semua SMK swasta di kota memperpanjang masa pendaftaran siswa baru. Sebab, hampir semua sekolah masih kekurangan pagu kelas.
“Sampai kapan batas pendaftarannya, ya sampai memenuhi pagu kelas,” ujar lelaki yang juga Kepala SMK Muhammadiyah 2 ini. Sebagai contoh, menurut Anshori, saat ini ada SMK swasta yang baru menerima 18 siswa, ada juga yang baru menerima 10 siswa. Bahkan, ada SMK swasta yang belum mendapat siswa sama sekali.
“Karena itu, semua SMK dan SMA swasta di kota memperpanjang pendaftaran siswa baru. Apalagi ada instruksi Dinas Pendidikan Jatim untuk memperpanjang masa pendaftaran siswa baru di SMK Negeri,” tuturnya.
Sementara itu, Sri Yuliasih, kepala Cabang Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota Probolinggo, membenarkan jika ada SMA maupun SMK Negeri yang kekurangan siswa. “SMK 2 tinggal sedikit kekurangan siswanya. Sedangkan SMK 3 dan 4, masih cukup banyak kekurangannya,” terangnya.
SMKN 3 mengaku masih ada empat jurusan yang belum memenuhi pagu yang ditetapkan. Yakni, maksimal 36 siswa. “Empat jurusan itu antara lain Tata Busana, Tata Boga, Perhotelan, dan Kecantikan. Sedangkan untuk jurusan Desain Komunikasi Visual, tadi sudah genap untuk satu kelas,” ujarnya. Namun, jika merujuk pada laman PPDB Jatim, jurusan DKV juga tercatat kekurangan murid.
Untuk memenuhi kekurangan ini, Dinas Pendidikan Jatim menginstruksikan untuk memperpanjang masa PPDB selama dua hari. Yakni, Senin 10/7 dan Selasa 11/7.
Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Negeri Kabupaten Probolinggo Adin Budi Satriyo mengatakan, tidak semua SMA- SMK negeri yang membuka pendaftaran gelombang kedua. Melainkan, hanya bagi sekolah yang kekurangan siswa.
Soal sekolah swasta yang kekurangan siswa, hal itu tidak bisa dipungkiri. Adin Budi Satriyo mengatakan, kebijakan menambah waktu untuk PPDB bukan berasal dari sekolah. Melainkan kebijakan Pemprov Jatim. “Jumlah SMA negeri di kabupaten totalnya 17 lembaga. Informasinya, yang kekurangan banyak siswa itu SMAN Tongas, SMAN Dringu, SMAN Sumberasih, SMAN Gading, SMAN Maron, dan SMAN Sumber. Tiap sekolah hanya boleh menerima siswa sesuai pagu yang ada,” terangnya.
Penyebab belum terpenuhinya pagu di sekolahnya, Kusmawati menyebut perbedaan mekanisme pendaftaran online tahun lalu dan sekarang menjadi penyebabnya. “Saat masih dipegang daerah, mekanisme P2DB ini, setiap siswa berhak untuk memilih jurusan di 2 sekolah berbeda. Misalnya, pilihan pertama di SMK 1 dan pilihan ke 2 di SMK 3,” ujarnya.
Namun, untuk mekanisme P2DB tahun ini, siswa hanya bisa memilih jurusan di satu sekolah. Keluhan yang sama juga dirasakan SMKN 4. “Tahun lalu siswa masih dibebaskan untuk memilih sekolah lain sebagai pilihan sekolahnya,” tambah Kepala SMKN 4 Barnoto. [wap]