SMK PK Fokus Kenalkan Kurikulum Merdeka Belajar di MPLS 2022

Ratusan siswa baru ikuti pembekalan dan penganalan sekolah di SMKN 6 Surabaya

Tekankan Profil Pelajar Pancasila Hingga Prakerin di Kelas XII
Surabaya, Bhirawa
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) dimulai, Kemarin, (18/7). Berbeda di jenjang SMA, pengenalan jenjang SMK lebih detail. Utama bagi SMK yang ditunjuk sebagi Pusat Keunggulan (PK). Tak hanya sekedar pengenalan kegiatan ekstrakulikuler dan sistem pembelajaran, tapi juga penerapan Kurikulum Merdeka Belajar.
Salah satu sekolah yang ditunjuk sebagai Pusat Keunggulan di Surabaya adalah SMKN 6 Surabaya. MPLS diikuti 826 siswa baru dari delapan jurusan. Selama tiga hari ini, mulai 18-20 Juni para siswa mendapatkan materi tentang BKK, tata tertib, kedisiplinan, jurusan, dan kompetensi yang dipilih peserta didik baru serta sistem praktek kerja industri (prakerin) di Kurikulum Merdeka Belajar.
“Karena mereka dari SMP dan tidak begitu mengenal jurusan yang dipilih, kami juga mengenalkan melalui materi jurusan, terutama pembelajaran berbasis teaching factory (tefa) dan Projek Based Learning (PBL),” ujar Waka Kesiswaan, Istiowati, Senin (18/7).
Dikatakan Is, sapaan akrabnya, materi – materi itu disiapkan untuk mengarahkan siswa menjadi BWM (bekerja, wirausaha atau melanjutkan). Biasanya materi tefa dan PBL akan diberikan di kelas XI, tapi karena pihaknya menerapkan kurikulum merdeka, jadi sosialisasi dilakukan kepada siswa baru.
Berbeda dengan MPLS sebelumnya, kegiatan pengenalan lingkungan sekolah di SMKN 6 Surabaya kali ini lebih ditekankan pada profil pelajar Pancasila yang menjadi bagian dari Kurikulum Merdeka Belajar. Pasalnya sejak tahun 2021 lalu SMKN 6 Surabaya ditunjuk menjadi pusat keunggulan (PK). Karenanya semua jurusan di SMKN 6 Surabaya menerapkan kurikulum merdeka belajar.
“Bedanya, jika sebelumnya hanya ada materi umum, saat ini ada belajar khusus di kelas X dan XI materi profil pelajar Pancasila selama delapan jam pelajaran,” urainya.
Materi itu meliputi enam dimensi yaitu Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, Mandiri, bernalar kritis, dan kreatif. Penerapan kurikulum Merdeka Belajar juga diterapkan dalam program magang atau prakerin. Jika dalam K13 siswa SMK mulai magang di kelas XI, maka dalam kurikulum baru ini, siswa mulai magang di kelas XII semester genap.
“Tahun ini tidak ada prakerin, karena yang kelas XII sudah magang di kelas XI saat penerapan K13 tahun lalu. Namun mereka tetap mendapatkan materi untuk persiapan dalam sertifikasi profesi (LSP),” jelasnya.
Kebijakan magang di kelas XII ini, dijelaskan Is, masuk dalam Kurikulum Merdeka Belajar. Hal ini karena jika ada pihak industri membutuhkan kemampuan atau kompetensi siswa, maka bisa langsung ditarik.
“Mulai tahun ini kelas X dimantapkan praktikumnya lewat Tefa (Teaching Factory) atau kelas industri dan PBL (Project Based Learning. Kelas XI disiapkan. Kalau ada yang mau melanjutkan ke PTN kita lakukan pemetaan untuk melanjutkan pembimbingan,” katanya.
Is menegaskan, tahun ini saja lulusan yang diterima melalui jalur SNMPTN mencapi 40 anak, naik 50% dibanding rahun sebelumnya.
Pengenalan Kurikulum Merdeka Belajar juga dilakukan SMKN 12 Surabaya. Sebagai salah satu sekolah yang juga ditunjuk sebagai SMK PK, ada beberapa penekanan yang dikenalkan kepada siswa baru. Mulai profil pelajar Pancasila, pengenalan jurusan, pengenalan kurikulum merdeka belajar hingga sistem magang siswa.
Dikatakan Kepala SMKN 12 Surabaya, Biwara Sakti Pracihara, sebanyak 834 siswa baru mengikuti MPLS tahun ini.
“Penekanan kami di profil pelajar Pancasila di pendidikan karakter pada MPLS tahun ini,” katanya.
Pengenalan lainnya dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar, adalah proses magang yang akan dilakukan di kelas XII.
“Kelas 2 ini sudah menggunakan Kurikulum Merdeka Belajar sudah pengenalan PBL riil. Mereka akan magang di kelas XII, jadi baru tahun depan di semester genap mereka magang,” ujarnya.
Karena perubahan sistem magang ini, kata Praci, materi untuk kelas XI akan diisi dari kelas industri. Ada pelibatan industri yang masuk dalam PBL. Siswa akan disodorkan dan diupayakan untuk mengerjakan projek – projek yang ada di industri untuk dikerjakan. Sehingga begitu mereka siap, saat magang sudah mempunyai ilmu. Karena kelas industri sudah dibekali di kelas XI itu.
Sedangkan untuk kelas X akan diajarkan dasar – dasar kompetensi jurusan. Dalam penerapan Kurikulum Merdeka Belajar ini, juga ada Mapel pilihan yang bisa dipilih sekolah atau jurusan meski tidak memiliki jurusan itu. Praci mencontohkan seperti jurusan Desain Komunikasi Visual (DKV), agar ilmu marketing siswa bagus, maka mata pelajaran marketing ditambahkan. Atau mengundang marketing dari industri. Jadi ada guru tamu industri. [ina.fen]

Tags: