Spekulan Nganjuk Timbun Solar – Premium

7-foto B ris-antrian2Nganjuk,Bhirawa
Kelangkaan bahan bakar minyak (BBM)  mulai menjalar ke Kabupaten Nganjuk. Sejak dua hari terakhir sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) dipadati antrian panjang warga yang ingin mendapatkan BBM. Ironisnya, para pembeli yang menggunakan jirigen untuk ditimbun, mendominasi antrian panjang di semua SPBU.
Seluruh SPBU di wilayah Nganjuk hingga hari ini kehabisan stok BBM jenis solar sejak pagi. Sehingga deretan mobil dan motor tampak mengular salah satunya di SPBU yang berada di jalan raya Nganjuk-Kediri di Desa Candirejo, Kecamatan Loceret. Sejak pagi semua jenis kendaraan mulai mobil pribadi, bus hingga truk besar sudah antri hingga keluar dari areal SPBU.
Sekitar pukul 09.00, stok solar di SPBU Candirejo ludes, sehingga, para calon pembeli yang belum terlayani terpaksa pulang dengan tangan hampa. Di waktu yang hampir bersamaan, kondisi serupa juga dialami beberapa SPBU lainnya, antara lain SPBU Desa Pacekulon, Kecamatan Pace dan SPBU Gatot Subroto, di depan Terminal Anjuk Ladang Nganjuk. “Memang stoknya dari Pertamina dikurangi,” kata Suwarto (45), salah satu karyawan SPBU Candirejo.
Menurut Suwarto, pengurangan paling banyak terjadi pada BBM jenis solar. Jika sebelumnya SPBU mendapat pasokan sekitar 16 ribu liter/ hari, maka sejak kemarin mereka hanya dijatah setengahnya atau 8 ribu liter saja. Karena itulah, persediaan solar cepat habis karena diborong pembeli yang mengantre. “Hari Senin kemarin SPBU sempat tutup selama hampir tujuh jam, baru membuka lagi sekitar pukul 15.00, setelah mendapat pasokan solar dari Pertamina,” ungkap Suwarto.
Dari pengamatan Bhirawa di seluruh SPBU di Nganjuk, ratusan warga membawa jerigen yang siap memborong BBM jenis solar dan premium. Mereka sengaja mendapatkan BBM dengan cara berpindah-pindah SPBU untuk ditimbun. Namun Polisi yang berjaga di SPBU sepertinya membiarkan aksi borong BBM dengan menggunakan jirigen.
Suwarto sendiri mengaku tidak menyangka akan terjadi antrean sebanyak itu. Khusus untuk pembeli menggunakan jeriken, dia menyebut pihak SPBU membatasi pembelian maksimal Rp 100 ribu per orang. “Mungkin warga panik karena melihat tayangan televisi soal kelangkaan BBM yang terjadi dimana-mana ,” kata Warto.
Suharto (55), sopir truk asal Desa Tekenglagahan, Kecamatan Loceret mengatakan, dia mengetahui kelangkaan BBM dari berita televisi. Sepengetahuannya, di beberapa kota lain sudah lebih dahulu terjadi kelangkaan dan antrean panjang pembeli BBM. Karena itu, dia berjaga-jaga membeli solar lebih banyak agar tidak kehabisan. “Daripada nggak bisa narik, mendingan disi full biar bias untuk kerja,” ujar Suharto. [ris]

Keterangan Foto : Warga mulai menimbun BBM dengan memborong menggunakan jirigen di semua SPBU di Kabupaten Nganjuk. (ristika/bhirawa)

Tags: