Strategi Eri Cahyadi Tangani Pandemi dan Pulihkan Ekonomi (habis)

Wali Kota dan Wawali Surabaya Eri Cahyadi-Armuji saat meninjau hasil kerajinan warga Surabaya. Setelah Kota Pahlawan berstatus PPKM Level 1, Pemkot Surabaya menggeber pemulihan ekonomi.

APBD Langsung Menyentuh Rakyat, Pedagang Langgar Prokes Diingatkan bukan Ditutup
Kota Surabaya, Bhirawa
Gotong-royong seluruh elemen di Kota Pahlawan dalam menanggulangi pandemi Covid-19, akhirnya menuai hasil. Berdasarkan asesmen Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021 per 19 Oktober 2021, PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) di Kota Surabaya berstatus Level 1.
Atas capaian ini, Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku bersyukur lantaran PPKM di Kota Pahlawan telah berstatus Level 1 berdasarkan Inmendagri. Saat ini asesmen indikator penilaian Covid-19 dalam Inmendagri, tidak berpedoman pada wilayah aglomerasi.
Untuk itu, Wali Kota Eri berkomitmen fokus menggerakkan roda perekonomian rakyat. Jika sebelumnya beberapa sektor kegiatan belum diizinkan beroperasi, maka ke depan sudah diperbolehkan. Tentunya dengan pembatasan dan penerapan protokol kesehatan (prokes) ketat. Bahkan, ia menyatakan, telah menggandeng PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) untuk melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Terutama untuk menggerakkan sektor terdampak PPKM sebelumnya, seperti bidang kesenian dan pariwisata.
Bagi dia, sekarang ini roda perekonomian di Surabaya harus digas pol. Apalagi, beberapa sektor usaha di Surabaya sebelumnya sempat terhenti. Untuk itu, Pemkot Surabaya hadir untuk menggerakkan ekonomi rakyat. “Ekonomi sudah waktunya bergerak. Sudah lama warga Surabaya pergerakan ekonominya berhenti. Jadi pemerintah hari ini harus hadir menggerakkan ekonomi di Surabaya,” tegasnya.
Wali Kota Eri pun meyakini, ketika seluruh sektor ekonomi di Surabaya bergerak, masyarakatnya tetap disiplin menjaga protokol kesehatan. Sebab, ketika Covid-19 di Surabaya kembali naik, tentu yang rugi sendiri adalah masyarakat.
Untuk menyukseskan program pemulihan ekonomi ini, Wali Kota Eri didukung dengan APBD 2022 yang salah satu fokusnya adalah untuk pemulihan ekonomi. Total kekuatan APBD Surabaya 2022 yang sudah disahkan mencapai Rp10,4 triliun.
Wali Kota Eri memastikan, APBD 2022 ini banyak yang langsung menyentuh masyarakat karena banyak pemberdayaan sumber daya manusia (SDM)-nya. Ia juga mengakui, pemkot bersama DPRD Surabaya sudah sepakat menggunakan APBD 2022 ini, untuk kepentingan umat yang dapat langsung merubah dan membawa kebaikan bagi umat Surabaya.
Khusus pemulihan ekonomi, pemkot menganggarkan Rp224,8 miliar dari APBD 2022. Namun, dalam pemulihan ekonomi ini tidak hanya berasal dari APBD, karena pemkot mulai menggandeng berbagai pihak untuk bersama-sama memulihkan ekonomi Surabaya. “Jadi, cakupan pemulihan ekonomi ini sangat luas. Makanya kita bergotong-royong dengan semua pihak untuk bersama-sama memulihkan ekonomi Surabaya,” tegasnya.

Terobosan Pemulihan Ekonomi
Berbagai terobosan dan inovasi dalam pemulihan ekonomi itu sudah dirancang Wali Kota Eri untuk menyejahterakan warga Kota Surabaya. Anggaran Rp224,8 miliar dari APBD 2022 itu terbagi ke dalam beberapa dinas dan berbagai sektor. Mulai dari sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, sektor usaha mikro, perdagangan, sektor tenaga kerja, dan sektor ketahanan pangan.
Wali Kota Eri pun merinci pemulihan ekonomi dari berbagai sektor itu. Di sektor pariwisata, pemkot terus mengembangkan kawasan wisata terintegrasi yang akan dilakukan di kawasan belanja Tunjungan dengan konsep pemberdayaan UMKM dan kampung wisata Ketandan Kebangsren dan Candi Rejo, integrasi THP Kenjeran-Sentra Ikan Bulak (SIB)-Jembatan Suroboyo, Wisata Air Kalimas sampai Dermaga Pethekan, Kampung Wisata Sontoh Laut, Wisata Religi Ampel, kawasan Wisata Kota Lama, kawasan Putat Jaya, dan juga Ekowisata Mangrove Gunung Anyar dan Medokan Sawah.
“Kemudian dari sektor ekonomi kreatif, kita akan melakukan pembangunan dan penyediaan sarana prasarana untuk museum dan studio film di kawasan Putat Jaya, pembangunan Creative Space, pembuatan film tentang budaya dan sejarah Kota Surabaya, hingga pelatihan dan lomba pembuatan karya cipta ekonomi kreatif,” katanya.
Sedangkan dalam sektor usaha mikro, Pemkot Surabaya akan menyasar Sentra Wisata Kuliner (SWK), UMKM dan juga pasar. Bahkan, ia memastikan tahun depan pemkot akan melakukan pembangunan SWK Kalijudan, revitalisasi berbagai SWK di Surabaya, perbaikan sarana dan prasarana, pelatihan dari chef untuk pedagang SWK, hingga promosi yang nantinya akan bekerjasama dengan e-commerce.
“Kalau UMKM dan pasar, kita melakukan kemitraan permodalan untuk pelaku usaha mikro, pemasaran produk usaha mikro melalui media online maupun pameran, penerbitan sertifikasi produk halal, PIRT dan lainnya, termasuk revitalisasi Pasar Nambangan, Pasar Gununganyar dan Pasar Penjaringansari,” ujarnya.
Selanjutnya dalam sektor perdagangan, pemkot akan melakukan optimalisasi pemanfaatan e-Peken, pelaksanaan operasi pasar, pemantauan atau survei harga di pasar modern dan pasar rakyat, pengawasan izin usaha, dan juga kemudahan investasi dan perizinan melalui perizinan terintegrasi pada Surabaya Single Window (SSW).
Lalu dari sektor tenaga kerja, pemkot akan terus memberikan pelatihan kerja bagi para pencari kerja dengan jenis pelatihan yang disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan dan industri, pemberian sertifikasi kerja bagi pencari kerja yang telah dilatih, fasilitasi magang kerja bagi pencari kerja, fasilitasi penyelenggaraan bursa kerja atau job fair, dan fasilitasi penyelesaian perselisihan antara perusahaan dengan pekerja atau serikat pekerja.
“Kemudian dari sektor ketahanan pangan, kita akan melakukan pengembangan dan pemasaran urban farming, diversifikasi pangan, pemanfaatan BTKD untuk lahan produktif, penyuluhan dan pendampingan produksi pertanian, peternakan dan perikanan, penyediaan sarana prasarana pertanian, peternakan dan perikanan, serta pemberdayaan nelayan,” kata dia.
Melalui berbagai terobosan dan inovasi yang telah dirancangnya itu, serta gotong-royong dengan semua pihak itu, Wali Kota Eri berharap perekonomian Surabaya segera pulih dan bangkit kembali. “Kami optimistahundepanperekonomian Surabaya bangkit,” tegasnya.

Ingatkan Secara Persuasif
Saat ini, geliat perekonomian di Kota Surabaya sudah mulai meningkat. Para pedagang yang berjualan mulai pukul 18.00 WIB, diperbolehkan hingga pukul 24.00 WIB. Kebijakan baru ini tercantum dalam Inmendagri No 43 Tahun 2021.
Dengan semakin banyaknya pedang yang membuka lapaknya hingga larut malam, Wali Kota Eri mewanti-wanti petugas seperti Satpol PP dan Linmas agar bekerja secara persuasif. Tugas mereka adalah mengawasi dan mengingatkan agar prokes bisa berjalan dengan baik, bukan untuk membubarkan pedagang.
Pemerintah, kata Wali Kota Eri, harus menggunakan pendekatan persuasif ketika menjumpai pelanggaran prokes. Jangan sampai, ketika petugas menemui keramaian pedagang, kemudian langsung diobrak dan dilarang berjualan. “Maka saya sampaikan, jangan pernah mengingatkan pakai marah dan emosi. Karena bagaimana pun, itu wargaku. Warga Kota Surabaya yang butuh makan dan ekonominya gerak. Saya kembalikan ke warga. Tolong dijaga dengan pakai masker,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono mengatakan, semua keputusan perihal APBD 2022 menggunakan ekonomi warga sebagai tolok ukur utama. Sebab, pemkot bersama DPRD Surabaya sepakat bahwa APBD 2022 ini disiapkan untuk menjadi stimulus dalam mendorong pergerakan ekonomi warga.
Makanya, DPRD Surabaya mendorong kekuatan APBD sampai di angka dua digit, terutama setelah Surabaya dinyatakan daerah PPKM Level 1 yang berarti beresiko rendah penularan Covid-19. “Kita semua berharap ekonomi Surabaya pulih di tahun depan. Tentunya, ini sinyal yang sangat optimis, bahwa tahun depan Surabaya bangkit,” tegasnya. [Zainal Ibad]

Tags: