Sumenep Alami Inflasi Terendah Selama Delapan Tahun

Foto: ilustrasi

Foto: ilustrasi

Sumenep, Bhirawa
Pada bulan Agustus 2015, Sumenep mengalami inflasi sebesar 0,02 persen, Jawa Timur mengalami inflasi sebesar 0,36 persen, dan Nasional juga mengalami inflasi sebesar 0,39 persen.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumenep, Suparno mengatakan, selama 8 tahun terahir ini, Sumenep mengalami inflasi terendah pada bulan Agustus 2015. Pada bulan agustus 2008, dibulan Agustus, Sumenep mengalami inflasi sebesar 0,61 persen, dibulan yang sama tahun 2009 mengalami inflasi 0,73 persen, 2010 sebesar 0,55 persen, tahun 2011 sebesar 0,99 persen, tahun 2012 sebesar 1,71 persen, tahun 2013 sebesar 0,96 persen, tahun 2014 sebesar 0,31 persen dan Agustus 2015 sebesar 0,02 persen.
“Untuk bulan Agustus 2015 ini, Sumenep terjadi inflasi paling rendah selama delapan tahun terahir ini yakni 0,02 persen. Tertinggi pada Agustus 2011 yang mencapai 0,99 persen,” kata Suparno, Rabu (2/9).
Suparno menerangkan, dari 7 kelompok pengeluaran, lima kelompok mengalami inflasi, satu kelompok terjadi deflasi dan satu kelompok relatif stabil. Kelompok pengeluaran yang mengalami inflasi adalah kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,27 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,08 persen, kelompok sandang pangan sebesar 0,04 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,14 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,55 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,38 persen. Kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan relatif stabil (tidak mengalami perubahan).
“Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi antara lain beras, daging ayam ras, telur ayam ras, uang sekolah menengah atas, jeruk, sate, uang sekolah dasar, lada/merica, makanan ringan/snack dan kripik,” paparnya.
Ia menegaskan, komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah bawang merah, daging sapi, cabai merah, hati sapi, daging ayam kampung, tongkol pindang, tongkol/ambu-ambu, daun bawang, jeroan dan layang/benggol.
“Sedangkan tingkat inflasi tahun kalender (Januari-Agustus 2015) Sumenep sebesar 1,24 persen, Jawa Timur 2,11 persen dan Nasional sebesar 2,29 persen. Sementara, tingkat inflasi tahun ke tahun (Agustus 2015 terhadap Agustus 2014) Sumenep sebesar 6,15 persen, Jawa Timur sebesar 6,79 persen dan Nasional sebesar 7,18 persen,” tukasnya. [sul]

Tags: