Surabaya akan Siapkan KA Penghubung ke Pelabuhan dan Bandara

Sosialisasi Pemerintah Kota Surabaya untuk menjadikan Surabaya sebagai City Hub di Hotel Majapahit, Rabu (23/8).

Surabaya, Bhirawa
Target Pemerintah Kota Surabaya untuk menjadikan Surabaya sebagai City Hub atau penghubung perdagangan dan logistik Indonesia Timur pada tahun 2021 mulai direalisasikan.
Dalam upaya mencapai target tersebut, sebanyak 90 perusahaan dan asosiasi bidang perdagangan dan logistik dikumpulkan oleh Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) di Hotel Majapahit, Rabu (23/8/2017).
“Goal dari pertemuan ini adalah kami meminta masukan ke stake holder di bidang perdagangan dan logistik sebagai pelaku usaha, apa yang mereka keluhkan dan kebijakan apa yang ingin diwujudkan dalam mendukung Surabaya sebagai perhubungan perdagangan dan logistik,” ucap Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP), Eko Agus Supiadi Sapoetra kepada wartawan.
Menurutnya pemkot tidak bisa sendiri mewujudkan Surabaya City Hub, melainkan harus dibantu oleh para stake holder tersebut. Sejauh ini dikatakan Eko, Surabaya sudah memiliki modal besar. Pelabuhan internasional di Teluk Lamong, bandara dan juga pergudangan.
Namun sayangnya selama ini masih belum terintegrasi. Misalnya untuk akses antar alih moda transportasi masih belum konek. Sehingga butuh adanya penyediaan sarana angkutan.
“Ke depan program Pemkot adalah akan mengadakan kereta api yang menghubungkan antara pelabuhan di Surabaya, Gresik, Sidoarjo, Lamongan. Begitu juga dari dalam kota ke pelabuhan,” ucap Eko.
Hal itu akan memangkas ongkos ditribusi barang. Selain itu jalan lingkar luar barat juga akan konek dari bandara ke pelabuhan. Selain itu disampaikan Eko, untuk yang juga penting adalah penyediaan kawasan pergudangan. Selama ini gudang-gudang sudah banyak ada di Surabaya.
“Namun sekarang belum tertata. Banyak yang menyebar. Ke depan akan coba kita tata nanti di kawasan Margomulyo. Akan ada pergudangan khusus untuk makanan, barang industri, agar tidak tercecer nanti dibuat cluster,” ucapnya.
Harapannya arus perdagangan di Indonesia Timur akan transit dulu di Surabaya. Begitu juga untuk perdagangan internasional. Diharapkan bisa mampir ke Surabaya dan akan disediakan area pergudangan.
“Selain rekomendasi dari forum ini juga kami menawarkan investor agar mau berpartisipasi investasi mendukung Surabaya City Hub,” ucapnya.
Pemkot pun menjanjikan kemudahan perizinan pada stake holder. Dimana perizinan sudah dilakukan online dan dapat diurus dari mana saja. Temasuk mengurus izin bongkar muat juga akan dilakukan secara online.
Sementara itu Kepala Laboratorium Logistic and Supply Chain Management ITS Ahmad Rusdiansyah mengatakan sebelum menjadi city hub, maka Surabaya harus menjdi city logistic.
“Artinya untuk menjadi kota penghubung perdagangan internasional dan antar pulau, maka Surabaya juga harus menjadi city logistik lebih dahulu. Yaitu Surabaya harus ramah logistik,” kata Rusdiansyah.
Menurutnya meski Surabaya sudah memiliki pelabuhan yang bagus, dwelling time sudah dapat ditekan tinggi, tapi kalau arus pengiriman barang dalam kota masih tersendat, di dalam kota banyak terdapat kecelakaan, macet, maka upaya menjadi city logistic sudah gagal.
“Maka arus distribusi barang dari atau ke dalam kota pun harus diperbaiki. Agar bisa menunjang penyaluran logistik secara total bukan hanya ada kapal sandar bongkar muat saja,” ucapnya. [dre]

Tags: