Tagana Sidoarjo Tulus Bantu Korban Bencana

M Qosim. [alikus/bhirawa]

[Meski Hanya dapat Insentif Rp200 Ribu se Bulan]
Sidoarjo, Bhirawa
Sejak tahun 2006 sampai tahun 2017 ini atau selama 11 tahun, jumlah personil Taruna Siaga Bencana (Tagana) yang dimiliki Pemkab Sidoarjo hanya ada sebanyak 55 orang saja. Jumlah ini dievaluasi, untuk sementara masih belum ada penambahan personil. Meski sebetulnya,  di wilayah ini tiap tahunnya selalu terjadi bencana. Kalau tidak banjir ya angin puting beliung. Bencana itu seperti sudah jadi langganan di  Sidoarjo.
Seperti kejadian baru-baru ini, terjangan angin puting beliung di Desa Keboharan Kec Krian  yang menerjang seratusan lebih rumah penduduk. Personil Tagana yang dikerahkan untuk membantu dan mengevakuasi penduduk yang sedang kena musibah, sampai harus menginap di lokasi bencana selama tiga hari tiga malam.
Demikian juga saat banjir limpahan dari Pasuruan, yang merendam sejumlah desa di Kec Jabon, personil Tagana juga harus menginap di lokasi Posko bantuan selama tiga hari tiga malam. Di lokasi kejadian bencana, kegiatan yang dilakukan para relawan Tagana ini diantaranya menyiapkan dapur umum untuk korban bencana, mengevakuasi korban bencana dan menyiapkan tenda tenda  pengugsian untuk istirahat dan tidur bagi korban bencana.
Seorang personil Tagana menuturkan, dirinya menjadi relawan yang membantu orang yang sedang kesusahan ini, karena dilatar belakangi rasa empati dan peduli dengan derita yang sedang dialami korban bencana.
”Kami semua di Tagana ini sama, semuanya dilatarbelakangi  rasa peduli dan panggilan hati nurani, kalau tidak peduli mana kami sanggup bila tiap bulan hanya dapat insentif Rp200 ribu,” tuturnya, belum lama ini.
Menurut Qosim, mereka yang tergabung dalam anggota Tagana Sidoarjo ini, berlatar belakang berbeda-beda. Termasuk ada juga seorang ibu rumah tangga. Sehingga kalau pas sedang ada kejadian bencana, personil itu tentu saja harus meninggalkan sementara anak-anaknya yang ada di rumah.
Dituturkan Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial Dinas Sosial Kab Sidoarjo, Drs M Qosim MSi, keberadaan Tagana di  Sidoarjo, mulai dibentuk saat terjadinya kasus lumpur Sidoarjo tahun 2006 lalu.
Dari tahun ke tahun jumlah personilnya bertambah, sampai tahun 2017 ini total sebanyak 55 orang. Tapi dari hasil evaluasi dengan personil Tagana yang ada, menurut Qosim, untuk sementara jumlah Tagana yang ada dirasa masih mencukupi.
”Karena bila kami masih kekurangan tenaga, Alhamdulilah ada relawan lain yang ikut membantu, seperti relawan Srikandi yang dimiliki BPBD Sidoarjo atau kita juga minta bantuan relawan Tagana dari Provinsi Jatim,” kata Qosim.
Qosim tentu saja berharap tak sampai terjadi bencana di Sidoarjo. Kalau seandanya terjadi, semoga tidak banyak. Sehingga jumlah personil Tagana yang ada bisa dibagi  sehingga tidak sampai kekurangan.
”Meski jumlah personilnya tidak terlalu banyak seperti ini, tapi karena rasa kemanusiaan kita juga membantu mengirimkan 11 personil Tagana kita ke Ponorogo yang kini sedang ada bencana longsor dan banjir,” sebut Qosim.
Karena itu, untuk mengetuk rasa peduli masyarakat lain di Sidoarjo  ikut  membantu korban bencana, kadang pihak Tagana Sidoarjo memberikan latihan kepada masyarakat lain bisa menjadi relawan. Seperti kepada anggota Pramuka.
Masih menurut Qosim, telah terpikirkan untuk memberi latihan masyarakat lainnya yakni seperti kepada anak-anak muda di lingkungan perguruan tinggi, sekolahan dan pondok pesantren. Qosim juga bersyukur, karena untuk peduli terhadap korban bencana, menurutnya, istri Wakil Bupati Sidoarjo, Ida Nur Ahmad, juga sempat mengharapkan kepada anggota PKK di Sidoarjo juga supaya peduli terhadap korban musibah bencana. [kus]

Tags: